Guru-guru PAUD di Siantar Minta Pemerataan Kesejahteraan dan Diberikan THR, Ini Tuntutan Mereka
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kota Pematangsiantar, meminta kesetaraan (Pemerataan) dan keseimbangan pemberian kesejahteraan kepada guru-guru PAUD di seluruh kota Pematangsiantar.
Terlihat ada kesenjangan pemberian kesejahteraan kepada guru-guru PAUD, baik intensif bulanan, Tunjangan Hari Raya dan dana kesejahteraan lainnya.
Ketimpangan ini terungkap ketika kru lintaspublik.com berbincang-bincang dengan beberapa guru PAUD di kota Pematangsiantar.
BACA JUGA Walikota Siantar Lepas 1.415 Siswa SAB/PAUD
"Ada memang uang intensif (gaji) bagi guru-guru PAUD dibawa binaan PKK Siantar sebesar Rp. 550 setiap bulannya setiap guru, demikian juga mereka dapat THR waktu hari Raya. Tapi kenapa kami tidak dapat sementara kami sama-sama guru PAUD di Siantar,"ungkap Ruben Sitompul, SH, bersama guru lainnya, Vera TJ. Simorangkir, SH, Siti Samsia SH, SPd, Elisabet Sitompul, dan Jefri Hagai Simbolon, S.Pak, di jalan Melanthon Siregar kota Pematangsiantar, Sabtu (30/6/2018) sore.
Menurut para guru-guru ini, banyak tunjangan atau kesejahteraan guru-guru yang diberikan dari pemerintah kota Pematangsiantar, baik uang Kesra, dan kesejahteran lainnya.
"Memang nampaknya ada kesenjangan, ada guru-guru PAUD yang dapat THR, banyak juga yang tidak dapat. Sementara kami sama-sama mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa, khsususnya anak-anakdi kota Siantar,"ungkap salah seorang guru wanita ditempat itu, bahwa PAUD atau SAB dibawa naungan PKK Siantar siswanya juga dikutip uang sekolah Rp.10.000.
"yah kalau boleh disamakanlah kesejahteraan kami, jangan dibeda-bedakan, kami mengelola uang sekolah kami sendiri. Untuk operasional perbulannya juga besar karena kami harus mempekerjakan guru ada yang 3 orang sampai 4 orang guru di setiap PAUD,"ungkap Boru Sitompul.
BACA JUGA 36 Siswa PAUD Kelurahan Sukamaju Diwisuda, Rasman Sihotang : Bangga Prestasi PAUD ini Dapat Meningkat
Informasi yang dihimpun lintaspublik.com, sejak pemerintahan kota Pematangsiantar dipimpin Drs.Marim Purba periode tahun 2000-2005, guru-guru PAUD mendapatkan intensif secara merata, dan beberapa guru-guru juga telah menjadi PNS karena mendapat SK honor dari walikota Marim Purba.
Pemberian kesejahteraan guru-guru PAUD juga terus berlanjut pada pemerintahan walikota RE. Siahaan dan walikota Hulman Sitorus, tapi memasuki tahun ajaran baru 2018 kesejahteraan guru-guru PAUD sama sekali telah dihentikan.
"Sudah sejak awal 2018 Kesra kami dihentikan yang seharusnya kami terima setiap bulannya, itupun hanya sebesar Rp.75 ribu setiap bulannya. Kami harapkan walikota Siantar memperhatikan guru-guru PAUD di kota Siantar,"tutur guru-guru itu.
Sampai berita ini diturunkan, belum satupun pihak yang dapat dikonfirmasi terhentinya kesejahteraan guru-guru PAUD di kota Pematangsiantar ini, dan guru-guru yang telah berhimpun sebanyak 20 sekolah PAUD dari 80 guru di kota Pematangsiantar menuntut pemberian Tunjangan Hari Raya dan Kesra setiap bulannya.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Terlihat ada kesenjangan pemberian kesejahteraan kepada guru-guru PAUD, baik intensif bulanan, Tunjangan Hari Raya dan dana kesejahteraan lainnya.
Ketimpangan ini terungkap ketika kru lintaspublik.com berbincang-bincang dengan beberapa guru PAUD di kota Pematangsiantar.
BACA JUGA Walikota Siantar Lepas 1.415 Siswa SAB/PAUD
ilustrasi |
Menurut para guru-guru ini, banyak tunjangan atau kesejahteraan guru-guru yang diberikan dari pemerintah kota Pematangsiantar, baik uang Kesra, dan kesejahteran lainnya.
"Memang nampaknya ada kesenjangan, ada guru-guru PAUD yang dapat THR, banyak juga yang tidak dapat. Sementara kami sama-sama mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa, khsususnya anak-anakdi kota Siantar,"ungkap salah seorang guru wanita ditempat itu, bahwa PAUD atau SAB dibawa naungan PKK Siantar siswanya juga dikutip uang sekolah Rp.10.000.
"yah kalau boleh disamakanlah kesejahteraan kami, jangan dibeda-bedakan, kami mengelola uang sekolah kami sendiri. Untuk operasional perbulannya juga besar karena kami harus mempekerjakan guru ada yang 3 orang sampai 4 orang guru di setiap PAUD,"ungkap Boru Sitompul.
BACA JUGA 36 Siswa PAUD Kelurahan Sukamaju Diwisuda, Rasman Sihotang : Bangga Prestasi PAUD ini Dapat Meningkat
Informasi yang dihimpun lintaspublik.com, sejak pemerintahan kota Pematangsiantar dipimpin Drs.Marim Purba periode tahun 2000-2005, guru-guru PAUD mendapatkan intensif secara merata, dan beberapa guru-guru juga telah menjadi PNS karena mendapat SK honor dari walikota Marim Purba.
Pemberian kesejahteraan guru-guru PAUD juga terus berlanjut pada pemerintahan walikota RE. Siahaan dan walikota Hulman Sitorus, tapi memasuki tahun ajaran baru 2018 kesejahteraan guru-guru PAUD sama sekali telah dihentikan.
"Sudah sejak awal 2018 Kesra kami dihentikan yang seharusnya kami terima setiap bulannya, itupun hanya sebesar Rp.75 ribu setiap bulannya. Kami harapkan walikota Siantar memperhatikan guru-guru PAUD di kota Siantar,"tutur guru-guru itu.
Sampai berita ini diturunkan, belum satupun pihak yang dapat dikonfirmasi terhentinya kesejahteraan guru-guru PAUD di kota Pematangsiantar ini, dan guru-guru yang telah berhimpun sebanyak 20 sekolah PAUD dari 80 guru di kota Pematangsiantar menuntut pemberian Tunjangan Hari Raya dan Kesra setiap bulannya.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Tidak ada komentar