Jasad Dika Terekam Alat ROV di Dasar Danau Toba, Keluarga Yakini Ciri-ciri Pas Saat Pergi Lebaran
LINTAS PUBLIK - BINJAI, 12 Hari pencarian tim gabungan pasca tragedi karamnya KM Sinar Bangun sejak 18 Juni 2018 lalu, posisi KM Sinar Bangun dan beberapa jenazah korban tenggelam berhasil terekam petugas menggunakan perangkat Remotely Operated Vehicle (ROV).
Perangkat ROV berhasil merekam puing kapal, sepeda motor hingga jenazah penumpang. Di antara jenazah terlihat memakai jaket merah, tergeletak di atas dasar Danau Toba. Dari cirinya diduga bernama Dika Ferdian (9), seorang anak laki asal Binjai Selatan yang menjadi korban bersama 6 orang keluarganya.
BACA JUGA Suami Istri dan 3 Anak Jadi Korban "KM.Sinar Bangun", 12 Nama Ini Satu Keluarga Belum Ditemukan
Pihak keluarga di Binjai, Erwin yang merupakan anak angkat pihak keluarga saat diwawancarai meyakini bahwa jenazah yang berjaket merah adalah Dika Ferdian. Ciri ini dikenalinya karena Dika saat pergi bersama keluarganya memakai jaket merah seperti di dalam rekaman.
"Saya yakin itu memang Si Dika itu. Pas pergi kemarin sebelum kejadian, dia memakai jaket merah kayak yang direkam ini," kata Erwin di kediamannya, Jumat (29/6/2018).
Erwin berharap pasca temuan ini, semua pihak kelurganya dapat ditemukan. Dari tujuh keluraga, baru satu yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan sudah dimakamkan, yakni Fahriyanti.
"Si Fandi lagi keluar gak tahu ke mana. Harapan kami semua bisa ditemukan dan diangkat dari dalam Danau Toba. Harapannya hari ini semua bisa diangkat," harapnya.
Saat ini, Tim Basarnas sedang mencoba mengevakuasi jasad korban yang terekam perangkat ROV. Pengangkatan jenazah menggunakan tali dan alat berat di kapal feri.
Diketahui tragedi karamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, jurusan Sumanindo (Samosir)-Tigaras (Simalungun) Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.30 WIB. Tujuh anggota keluarga asal Jalan Gunung Bendahara, Lingkungan I, Kelurahan Pujidadi, Binjai Selatan ikut menjadi korban.
Sebelumnya, Erwin pria kurus berkulit hitam, menceritakan kalau pihak keluarga Fahriyanti pergi liburan bertouring jalur darat mengendarai tiga sepeda motor, naik motor Sonic, Supra dan Beat. Mereka di antaranya pasangan suami istri Burhanuddin (48) dan Fahrianty (47) beserta empat anaknya yakni Dede Handrian, (23) Neneng Nur Ainun (19) Maya Oktavianty (17) Dika Ferdian (9) dan seorang menantu Yani (20).
"Pas Lebaran, Bapak sempat pergi ke Belawan. Baru balik ke Binjai. Habis itu lah mereka pergi touring naik motor semua. Ada tiga motor ngambil jalur mutar mereka dari Karo-Dairi-Samosir-Simalungun," ujarnya sambil memegang foto keluarga Burhanuddin.
Erwin mengisahkan bahwa tidak ada firasat apapun atas tragedi maut KM Sinar Bangun. Kenangan terakhir, Erwin disuruh untuk mengecat rumah Burhanuddin sebelum lebaran.
"Gak ada firasat apapun. Bapak terakhir ya nyuruh saya buat ngecat rumah ini. Bapak itu orangnya kan tegas gak bisa dibantah, makanya saya cat lah rumah ini. Baik lah bapak itu sama kami semua. Di sini semua sudah kayak keluarga kandung," katanya.
Sumber : tribun
Perangkat ROV berhasil merekam puing kapal, sepeda motor hingga jenazah penumpang. Di antara jenazah terlihat memakai jaket merah, tergeletak di atas dasar Danau Toba. Dari cirinya diduga bernama Dika Ferdian (9), seorang anak laki asal Binjai Selatan yang menjadi korban bersama 6 orang keluarganya.
BACA JUGA Suami Istri dan 3 Anak Jadi Korban "KM.Sinar Bangun", 12 Nama Ini Satu Keluarga Belum Ditemukan
Dika Ferdian (9) terekam perangkat Remotely Operated Vehicle (ROV) milik petugas gabungan, Kamis (28/6/2018) |
"Saya yakin itu memang Si Dika itu. Pas pergi kemarin sebelum kejadian, dia memakai jaket merah kayak yang direkam ini," kata Erwin di kediamannya, Jumat (29/6/2018).
Erwin berharap pasca temuan ini, semua pihak kelurganya dapat ditemukan. Dari tujuh keluraga, baru satu yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan sudah dimakamkan, yakni Fahriyanti.
"Si Fandi lagi keluar gak tahu ke mana. Harapan kami semua bisa ditemukan dan diangkat dari dalam Danau Toba. Harapannya hari ini semua bisa diangkat," harapnya.
Saat ini, Tim Basarnas sedang mencoba mengevakuasi jasad korban yang terekam perangkat ROV. Pengangkatan jenazah menggunakan tali dan alat berat di kapal feri.
Diketahui tragedi karamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, jurusan Sumanindo (Samosir)-Tigaras (Simalungun) Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.30 WIB. Tujuh anggota keluarga asal Jalan Gunung Bendahara, Lingkungan I, Kelurahan Pujidadi, Binjai Selatan ikut menjadi korban.
Sebelumnya, Erwin pria kurus berkulit hitam, menceritakan kalau pihak keluarga Fahriyanti pergi liburan bertouring jalur darat mengendarai tiga sepeda motor, naik motor Sonic, Supra dan Beat. Mereka di antaranya pasangan suami istri Burhanuddin (48) dan Fahrianty (47) beserta empat anaknya yakni Dede Handrian, (23) Neneng Nur Ainun (19) Maya Oktavianty (17) Dika Ferdian (9) dan seorang menantu Yani (20).
"Pas Lebaran, Bapak sempat pergi ke Belawan. Baru balik ke Binjai. Habis itu lah mereka pergi touring naik motor semua. Ada tiga motor ngambil jalur mutar mereka dari Karo-Dairi-Samosir-Simalungun," ujarnya sambil memegang foto keluarga Burhanuddin.
Erwin mengisahkan bahwa tidak ada firasat apapun atas tragedi maut KM Sinar Bangun. Kenangan terakhir, Erwin disuruh untuk mengecat rumah Burhanuddin sebelum lebaran.
"Gak ada firasat apapun. Bapak terakhir ya nyuruh saya buat ngecat rumah ini. Bapak itu orangnya kan tegas gak bisa dibantah, makanya saya cat lah rumah ini. Baik lah bapak itu sama kami semua. Di sini semua sudah kayak keluarga kandung," katanya.
Sumber : tribun
Tidak ada komentar