Tidak Terekam Kamera, "Tim Tigaras Peduli" Penemu Jenazah Boru Sitio, Ini Ungkapan Mereka
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Sudah 13 hari, Sabtu (30/6/2018) kapal KM. Sinar Bangun tengelam, sejauh ini tim gabungan Basarnas masih belum menemukan 164 korban hilang KM Sinar Bangun.
Bahkan, alat canggih dan personel khusus telah dikerahkan. Terbaru Basarnas dan KNKT akan mendatangkan robot yang bisa mengikatkan tali ke jasad korban yang sudah direkam ROV di kedalaman 450 meter.
Sejak Kapal Motor (KM) Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, Senin lalu (18/06/2018) ternyata ada tim yang tidak pernah terlihat dalam kamera para awak media.
BACA JUGA Hendak Lihat ROV, Ribuan Masyarakat Masih Penuhi Pelabuhan Tigaras, Ini Foto-fotonya
Mereka yang terus setia membantu para korban dan keluarga korban menamakan dirinya "Tim Tigaras Peduli".
Menurut Lambok Sihaloho salah seorang pengurus Tigaras Peduli menerangkan, dibentuknya Tigaras Peduli adalah benti kepedulian dan keprihatinan warga Tigaras tergerak untuk membantu para korban kapal tengelam, baik dari masyarakat Tigaras sendiri, dan anak Rantau dari Tigaras.
"Sejak Kapal tengelam kami langsung membuat posko, namanya "Tigaras Peduli", dan mulai tanggal 19 sampai saat ini, kami masih terus memberikan bantuan kepada keluarga korban, baik memberikan makanan, maupun kebutuhan konsumsi lainnya. Baik Nasi kotak, air mineral, teh manis, kopi, bahkan Bandrek dan roti,"ujar Lambok Sihaloho ketika dihubungi lintaspublik.com, Sabtu (30/6/2018) siang, di posko Tigaras Peduli pelabuhan Tigaras kabupaten Simalungun.
BACA JUGA Pemeriksaan Kadishub Samosir Dilakukan Pekan Depan, Terancam 10 Tahun Penjara
Ketika ditanya apa tujuan dan dari mana sumber dana Tigaras Peduli, Lambok mengatakan, bahwa dana yang terkumpul dari keluarga besar warga Tigaras, baik yang tinggal di Tigaras maupun perantau.
Tigaras Peduli dibentuk karena kepedulian dan keprihatinan tengelamnya kapal KM. Sinar Bangun yang banyak menelan korban jiwa.
"Tigaras Peduli adalah bentuk keprihatinan dan kepedulian kami (warga) Tigaras atas terjadinya musibah kapal KM. Sinar Bangun yang tengelam. Mengenai sumbangan, sumbangan dari warga Tigaras dan anak-anak Rantau dari Tigaras yang telah sukses diperantauan, baik yang ada di Jawa, Jakarta maupun daerah lainnya, dan bahkan dari anak Tigaras yang berada di luar negeri,"terangnya.
Tim Tigaras peduli setiap harinya menyediakan 400 makanan siap saji berupa nasi kotak, dan setiap pagi , siang dan sore, menyediakan snack bagi keluarga korban sejak 19 Juni 2018, atau sehari setelah kapal tengelam .
BACA JUGA Pakar Hukum Minta Kadishub Sumut dan Simalungun Tidak Lolos Dari Jeratan Hukum
"Kami bukan saja menyediakan makanan, puluhan tim Tigaras peduli juga mulai kapal tengelam sampai saat ini terus memberikan bantuan pencarian korban kapal tengelam,"ungkap Lambok Sihaloho, Tim Tigaras Peduli setiap harinya mengeluarkan dana sebesar Rp. 10 juta untuk menyediakan konsumsi kepada keluarga korban.
Lambok juga menjelaskan, Pada saat mengikuti pencarian, Tim Tigaras Peduli menemukan dua jenazah, yang pertama Indah Juwita Sitio Rabu (20/6/2018) pagi di peraian Danau Toba, yang kedua di Perairan Huta Sipolha.
Indah Juwita Sitio ditemukan dipantai huta Sait Nihuta Tambun Raya. Jenazah dimakamkan di desa Manik Saribu kecamatan Pamatang Sidamanik, kabupaten Simalungun, Jumat (22/6/2018).
"Yang menemukan ito kami boru Sitio itu tim Tigaras peduli, dan yang kedua i jenazah di Perairan Sipolha, dengan menurunkan 20 orang mencari korban di Danau Toba dengan 6 (enam) speedboat,"terang Lambok Sihaloho, bahwa ketika Jenazah itu ditemukan memang tim Tigaras Peduli tidak disebutkan, karena terus fokus pencarian para korban.
"Semoga apa yang kami perbuat dapat meringankan duka keluarga korban, kami masyarakat Tigaras mengucapkan duka yang paling mendalam,"tutur Baktiar Sinaga, yang terus membantu keluarga korban baik mencarikan informasi maupun kebutuhan yang diperlukan.
Inilah tim Tigaras Peduli yang menemukan 2 jenazah korban Kapal KM. Sinar Bangun diperairan Danau Toba : Toni Sinaga, Chandra Sitio, Tua Raja Sinaga, dan Aan Sinaga.
Pengurus Tigaras Peduli : Ketua Umum Baktiar Sinaga, Ketua 1 : Pahotan Sitio, Kordinator Lapangan : Erwin Sinaga.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Bahkan, alat canggih dan personel khusus telah dikerahkan. Terbaru Basarnas dan KNKT akan mendatangkan robot yang bisa mengikatkan tali ke jasad korban yang sudah direkam ROV di kedalaman 450 meter.
Sejak Kapal Motor (KM) Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, Senin lalu (18/06/2018) ternyata ada tim yang tidak pernah terlihat dalam kamera para awak media.
BACA JUGA Hendak Lihat ROV, Ribuan Masyarakat Masih Penuhi Pelabuhan Tigaras, Ini Foto-fotonya
Tim Tigaras Peduli memnbagikan nasi kotak kepada keluarga korban KM. Sinar Bangun |
Menurut Lambok Sihaloho salah seorang pengurus Tigaras Peduli menerangkan, dibentuknya Tigaras Peduli adalah benti kepedulian dan keprihatinan warga Tigaras tergerak untuk membantu para korban kapal tengelam, baik dari masyarakat Tigaras sendiri, dan anak Rantau dari Tigaras.
"Sejak Kapal tengelam kami langsung membuat posko, namanya "Tigaras Peduli", dan mulai tanggal 19 sampai saat ini, kami masih terus memberikan bantuan kepada keluarga korban, baik memberikan makanan, maupun kebutuhan konsumsi lainnya. Baik Nasi kotak, air mineral, teh manis, kopi, bahkan Bandrek dan roti,"ujar Lambok Sihaloho ketika dihubungi lintaspublik.com, Sabtu (30/6/2018) siang, di posko Tigaras Peduli pelabuhan Tigaras kabupaten Simalungun.
BACA JUGA Pemeriksaan Kadishub Samosir Dilakukan Pekan Depan, Terancam 10 Tahun Penjara
Keluarga korban KM. Sinar Bangun di Posko Tigaras Peduli |
Tigaras Peduli dibentuk karena kepedulian dan keprihatinan tengelamnya kapal KM. Sinar Bangun yang banyak menelan korban jiwa.
"Tigaras Peduli adalah bentuk keprihatinan dan kepedulian kami (warga) Tigaras atas terjadinya musibah kapal KM. Sinar Bangun yang tengelam. Mengenai sumbangan, sumbangan dari warga Tigaras dan anak-anak Rantau dari Tigaras yang telah sukses diperantauan, baik yang ada di Jawa, Jakarta maupun daerah lainnya, dan bahkan dari anak Tigaras yang berada di luar negeri,"terangnya.
Tim Tigaras peduli setiap harinya menyediakan 400 makanan siap saji berupa nasi kotak, dan setiap pagi , siang dan sore, menyediakan snack bagi keluarga korban sejak 19 Juni 2018, atau sehari setelah kapal tengelam .
BACA JUGA Pakar Hukum Minta Kadishub Sumut dan Simalungun Tidak Lolos Dari Jeratan Hukum
Tim Tigaras Peduli tetap stanby di Posko untuk membantu para keluarga korban |
Lambok juga menjelaskan, Pada saat mengikuti pencarian, Tim Tigaras Peduli menemukan dua jenazah, yang pertama Indah Juwita Sitio Rabu (20/6/2018) pagi di peraian Danau Toba, yang kedua di Perairan Huta Sipolha.
Indah Juwita Sitio ditemukan dipantai huta Sait Nihuta Tambun Raya. Jenazah dimakamkan di desa Manik Saribu kecamatan Pamatang Sidamanik, kabupaten Simalungun, Jumat (22/6/2018).
"Yang menemukan ito kami boru Sitio itu tim Tigaras peduli, dan yang kedua i jenazah di Perairan Sipolha, dengan menurunkan 20 orang mencari korban di Danau Toba dengan 6 (enam) speedboat,"terang Lambok Sihaloho, bahwa ketika Jenazah itu ditemukan memang tim Tigaras Peduli tidak disebutkan, karena terus fokus pencarian para korban.
"Semoga apa yang kami perbuat dapat meringankan duka keluarga korban, kami masyarakat Tigaras mengucapkan duka yang paling mendalam,"tutur Baktiar Sinaga, yang terus membantu keluarga korban baik mencarikan informasi maupun kebutuhan yang diperlukan.
Inilah tim Tigaras Peduli yang menemukan 2 jenazah korban Kapal KM. Sinar Bangun diperairan Danau Toba : Toni Sinaga, Chandra Sitio, Tua Raja Sinaga, dan Aan Sinaga.
Pengurus Tigaras Peduli : Ketua Umum Baktiar Sinaga, Ketua 1 : Pahotan Sitio, Kordinator Lapangan : Erwin Sinaga.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Tidak ada komentar