Header Ads

Partai-partai yang Terus-terusan Diprediksi Tak Lolos ke DPR

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Menjelang Pemilu 2019, sejumlah lembaga survei telah merilis riset mengenai elektabilitas partai politik. Rupanya ada partai-partai yang memang selalu diprediksi tak lolos masuk DPR.

Undang-undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menetapkan ambang batas (parliamentary threshold) perolehan suara minimal 4 persen dari suara sah nasional untuk penentuan perolehan kursi DPR. Ini berarti partai politik yang mendapat suara kurang dari 4% tak bisa menempatkan kadernya di DPR.

Setidaknya ada 3 lembaga survei yang merilis hasil penelitian mereka sepanjang 2018 ini. Mereka adalah LIPI, LSI Denny JA, dan Poltracking Indonesia.

ilustrasi
Survei terbaru yang dirilis oleh LIPI menunjukkan prediksi hanya 6 partai yang lolos ke DPR. Sementara itu sisanya tak lolos yakni PKS, Perindo, PAN, NasDem, Hanura, PBB, Garuda, PSI, dan Berkarya.

Sebelumnya juga ada survei yang dilakukan oleh LSI pimpinan Denny JA. Dalam survei itu partai-partai yang tak lolos ke DPR adalah PAN, NasDem, Perindo, PKS, PPP, Hanura, PBB, Garuda, PKPI, PSI, dan Berkarya.

Ada pula Poltracking Indonesia yang memprediksi cuma 5 partai yang duduki DPR. Mereka yang tak lolos di antaranya adalah PAN, NasDem, PPP, Hanura, Perindo, PSI, PBB, dan PKPI.

Poltracking tak memasukkan Partai Berkarya dan Garuda dalam surveinya. Sementara itu PKPI hanya disurvei oleh Poltracking Indonesia.

Jika mengambil kesimpulan dari ketiga survei itu, partai-partai yang selalu diprediksi tak masuk DPR yakni Perindo, PAN, NasDem, Hanura, PBB, dan PSI. Kemudian, Partai Garuda dan Berkarya hanya masuk dalam 2 survei yang keduanya menyebut partai tersebut tak masuk DPR. Adapun PKPI yang hanya disurvei oleh Poltracking Indonesia juga diprediksi tak lolos ke DPR dalam survei tersebut.

Meski demikian, masih ada responden yang belum menentukan pilihan saat disurvei. Ini berarti masih ada harapan bagi partai-partai yang selalu diprediksi tak lolos ke DPR.

Berikut hasil survei ketiga survei tersebut:

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Periode survei: 19 April-5 Mei 2018
Responden: 2.100 orang
Metode: wawancara tatap muka dengan kuesioner
Margin of Error: 2,14%

Hasil:

PDI Perjuangan: 24,1 persen
Golkar: 10,2 persen
Gerindra: 9,1 persen
PKB: 6 persen
PPP: 4,9 persen
Partai Demokrat: 4,4 persen

Parliamentary Threshold 4%

PKS: 3,7 persen
Perindo: 2,6 persen
PAN: 2,3 persen
NasDem: 2,1 persen
Hanura: 1,2 persen
PBB: 0,7 persen
Partai Garuda: 0,2 persen
PSI: 0,2 persen
Berkarya: 0,2 persen

Tidak menjawab: 26,1 persen
Tidak memilih (golput): 2 persen

LSI Denny JA

Periode survei: 28 April hingga 5 Mei 2018
Responden: 1.200 orang
Metode: multistage random sampling, FGD, analisis media, indepth interview
Margin of Error: 2,9%

Hasil:

PDIP: 21,70%
Golkar: 15,30%
Gerindra: 14,70%
PKB: 6,20%
Demokrat: 5,80%

Parliamentary Threshold 4%

PAN: 2,50%
NasDem: 2,30%
Perindo: 2,30%
PKS: 2,20%
PPP: 1,80%
Hanura: 0,70%
PBB: 0,40%
Garuda: 0,30%
PKPI: 0,10%
PSI: 0,10%
Partai Berkarya: 0,10%

Belum menentukan: 23,5%

Poltracking Indonesia

Periode survei: 27 Januari sampai 3 Februari 2018
Responden: 1.200 orang di 34 provinsi
Metode: stratified multistage random sampling
Margin of Error: 2,83%

Hasil:

PDIP: 26,5%
Gerindra: 13,4%
Golkar: 11,3%
Demokrat: 6,6%
PKB: 6%
PKS: 4,6%

Parliamentary Threshold 4%

PAN: 3,6%
NasDem: 3,3%
PPP: 2,7%
Hanura: 2,3%
Perindo: 2,1%
PSI: 2,1%
PBB: 0,5%
PKPI: 0,3%

lainnya: 0,2%
tidak tahu/tidak menjawab: 15,2%

Sumber   : detik 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.