Polwan Maria Magdalena Ditemukan Tewas Gantung Diri, Begini Penjelasan Suaminya hingga Romo Paschal
LINTAS PUBLIK, Sosok polisi wanita (Polwan) bernama Brigadir Maria Magdalena (32) yang ditemukan tewas gantung diri di tangga rumahnya di Blok F, 70 Cipta Asri tahap I, Sagulung, Batam, dikenal warga sangat ramah.
Dia pun suka menebar senyum kepada para tetangganya.
Yati (58), tetangga korban mengaku sering ditegur oleh Maria selama bertempat tinggal di Perumahannya di Blok F, 70 Cipta Asri tahap I, Sagulung.
"Dia sangat baik dan ramah terhadap tetangganya. Kalau dia pulang bekerja pasti suka senyum kepada saya dan tegur sapa,"kata Yati, Kamis (26/7/2018).
Yati juga mengaku dirinya sering dipanggil untuk mengurut Maria apabila merasa kurang enak badan.
"Profesi saya kan sebagai tukang urut, dan sekalian berjualan. Nah, beliau sangat sering memanggil saya untuk mengurut di rumahnya," ungkapnya.
Brigadir Maria Magdalena Dikenal Sosok Polwan yang Ramah dengan Para Tetangganya
Maria sendiri mempunyai dua anak, laki-laki dan perempuan.
Seusai pulang bekerja, Maria juga sering ajak anak-anaknya jalan-jalan sore di perumahan tersebut.
"Kalau tidak salah, anak pertamanya kelas 4 SD dan yang kedua kelas 2 SD. Masih kecil-kecil sih. Makanya kasihan juga melihat anaknya,"ujar Yati.
Meskipun Yati sering mengurut di rumah Maria, namun mendiang tergolong jarang cerita tentang persoalan keluarga dan cenderung tertutup.
"Tapi dia cukup ramah kepada saya dan warga lainya,"ujarnya.
Dia pun sangat prihatin dengan dua anak Maria yang masih kecil-kecil.
"Bagaiamanalah ya ketika anaknya bangun pagi tadi, pasti cari mamanya," ujarnya.
Dilihat warga termenung di gapura
Sebelum meninggal, Maria sempat dilihat warga duduk termenung di gapura pintu masuk ke perumahannya, Rabu (25/7/2018) kemarin sekitar pukul 18.00 WIB.
"Iya semalam cerita tetangga lainya yang berada di depan swalayan, mendiang duduk dekat gapura pintu gerbang masuk ke perumahannya, sembari termenung sekitar pukul 18.00 WIB,"kata Yati.
"Semalam sebelum mendiang ditemukan meninggal, sempat kami lihat dia menjumpai anaknya yang sedang bermain di depan swalayan dan mengajak anaknya masuk ke rumah,"ujarnya lagi.
Sosok Brigadir Maria Magdalena
Brigadir Maria Magdalena selama hidupnya dikenal periang dan taat beribadah.
Hal itu diungkap Pastor/Romo Paschal yang sudah lama mengenal sosok Maria Magdalena saat masih umatnya di gereja Katolik.
"Saya sangat kenal dia sejak duduk di bangku SMP. Seperti biasanya umat kepada pastor, dia sering komunikasi dengan saya entah masalah kuliah, masalah kerjaan, dan banyak hal soal kesehatan, dan iman," kata Romo Paschal kepada TribunBatam.id, Kamis (26/7/2018).
Romo Paschal mengakui, sebelum menikah, Maria Magdalena penganut Katolik.
Namun sesudah menikah, Maria ikut dengan suaminya ke Protestan.
Maria Magdalena lahir dan besar di Tanjungpinang.
Rumahnya orangtuanya dekat dengan asrama Romo Paschal di Tanjungpinang.
Bahkan sempat satu sekolah dengannya di Tanjungpinang.
"Orangnya enak diajak bicara. Tiga minggu lalu masih ketemu. Dan Sabtu kemarin terakhir komunikasi via WhatsApp. Saya biasa mengirim ayat-ayat Kitab Suci dan dia membalas dengan Amin. Terima kasih Romo," ujar Romo Paschal menjelaskan.
Tidak yakin Gantung Diri
Romo Paschal sendiri tidak yakin Maria Magdalena pergi selamanya dengan cara gantung diri.
Ia berharap polisi segera membuka hasil otopsinya.
Ketidakyakinannya itu, karena saat ditemukan, kaki Maria tidak tergantung sebagaimana kebanyakan orang yang gantung diri.
"Saya juga enggak nyangka. Pasti dia telepon kalau ada apa-apa. Belum tentu dia bunuh diri. Biasanya orang yang bunuh diri tergantung," jelasnya.
Maria sebagai reserse dan penyidik di Unit PPA
Selama ini Maria bertugas sebagai penyidik di Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak).
"Kami pernah juga bertugas bersama di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak," ujar Romo Paschal.
Maria ditemukan tewas pertama kali oleh suaminya yang baru pulang ke rumah sekitar pukul 22.00 WIB.
Seketika suami korban langsung berteriak dan warga pun berdatangan.
Kesaksian Suamianya
Kesaksian suaminya, Togar, sebelum ditemukan tewas, istrinya sempat mengeluh soal pekerjaannya.
Maria depresi sejak bertugas di Unit PPA Satreksrim Polsek Batu Aji.
"Pada saat di TKP (tempat kejadian perkara), suami korban menyampaikan kepada Kapolsek Batu Aji bahwa korban sudah tidak mau berdinas di Unit PPA dan sudah mengalami depresi akibat berdinas di bagian unit tersebut," kata polisi dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari kriminologi.id.
Kesaksian PRT Dian Aritonang
Dian Aritonang, pembantu rumah tangga mengatakan kepada polisi, awalnya Togar keluar sekitar pukul 19.30 WIB untuk menjenguk istri dari rekannya di rumah sakit.
Saat Togar keluar, Dian Aritonang memilih tidur.
Namun, begitu pulang dan tiba sekitar pukul 22.30 WIB, Togar berteriak hingga pembantunya Dian terbangun.
Saat itulah Dian melihat jika Maria ditemukan tergantung di tangga rumah.
Penjelasan Kapolresta Barelang
Kapolresta Barelang Kombes Pol Hengki mengatakan, meninggalnya Maria Magdalena diketahui pertama kali adalah suaminya saat pulang ke rumah.
"Orang yang pertama melihat adalah suaminya,"ujar Hengki.
Maria ditemukan sudah tidak beryawa gantung diri di tangga rumahnya yang berada di Blok F Cipta asri tahap I, Sagulung, Batam oleh suaminya saat pulang ke rumah sekitar pukul 22.00 WIB.
Agus mengatakan, saat suaminya berteriak, sejumlah warga langsung datang memberitahu pihak kepolisian dan tak lama kemudian pihak kepolisian dan juga Inafis datang ke lokasi.
Kepolisian mengatakan, saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi leher terikat kabel warna merah yang diikat ke kayu pegangan tangga lantai dua rumah mereka.
"Korban ditemukan dengan kondisi lidah terjulur keluar, menggunakan kaos warna abu-abu dan celana pendek warna putih dan kaki mengganjal lantai," kata polisi.
Menunggu hasil otopsi
Kombes Hengki belum dapat memberitahu penyebab meninggalnya Brigadir Maria Magdalena.
"Kita belum bisa mengetahui penyebabnya, kita masih menunggu hasil otopsi,"kata Hengki saat keluar dari rumah korban, Kamis (26/7/2018) dinihari WIB.
Jenazah Maria pun dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Kepulauan Riau untuk diautopsi.
Sumber : tribun
Dia pun suka menebar senyum kepada para tetangganya.
Yati (58), tetangga korban mengaku sering ditegur oleh Maria selama bertempat tinggal di Perumahannya di Blok F, 70 Cipta Asri tahap I, Sagulung.
"Dia sangat baik dan ramah terhadap tetangganya. Kalau dia pulang bekerja pasti suka senyum kepada saya dan tegur sapa,"kata Yati, Kamis (26/7/2018).
Yati juga mengaku dirinya sering dipanggil untuk mengurut Maria apabila merasa kurang enak badan.
"Profesi saya kan sebagai tukang urut, dan sekalian berjualan. Nah, beliau sangat sering memanggil saya untuk mengurut di rumahnya," ungkapnya.
Brigadir Maria Magdalena Dikenal Sosok Polwan yang Ramah dengan Para Tetangganya
Maria sendiri mempunyai dua anak, laki-laki dan perempuan.
Seusai pulang bekerja, Maria juga sering ajak anak-anaknya jalan-jalan sore di perumahan tersebut.
"Kalau tidak salah, anak pertamanya kelas 4 SD dan yang kedua kelas 2 SD. Masih kecil-kecil sih. Makanya kasihan juga melihat anaknya,"ujar Yati.
Meskipun Yati sering mengurut di rumah Maria, namun mendiang tergolong jarang cerita tentang persoalan keluarga dan cenderung tertutup.
"Tapi dia cukup ramah kepada saya dan warga lainya,"ujarnya.
Dia pun sangat prihatin dengan dua anak Maria yang masih kecil-kecil.
"Bagaiamanalah ya ketika anaknya bangun pagi tadi, pasti cari mamanya," ujarnya.
Foto Brigadir Maria Magdalena semasa hidup|Inews.id |
Sebelum meninggal, Maria sempat dilihat warga duduk termenung di gapura pintu masuk ke perumahannya, Rabu (25/7/2018) kemarin sekitar pukul 18.00 WIB.
"Iya semalam cerita tetangga lainya yang berada di depan swalayan, mendiang duduk dekat gapura pintu gerbang masuk ke perumahannya, sembari termenung sekitar pukul 18.00 WIB,"kata Yati.
"Semalam sebelum mendiang ditemukan meninggal, sempat kami lihat dia menjumpai anaknya yang sedang bermain di depan swalayan dan mengajak anaknya masuk ke rumah,"ujarnya lagi.
Sosok Brigadir Maria Magdalena
Brigadir Maria Magdalena selama hidupnya dikenal periang dan taat beribadah.
Hal itu diungkap Pastor/Romo Paschal yang sudah lama mengenal sosok Maria Magdalena saat masih umatnya di gereja Katolik.
"Saya sangat kenal dia sejak duduk di bangku SMP. Seperti biasanya umat kepada pastor, dia sering komunikasi dengan saya entah masalah kuliah, masalah kerjaan, dan banyak hal soal kesehatan, dan iman," kata Romo Paschal kepada TribunBatam.id, Kamis (26/7/2018).
Romo Paschal mengakui, sebelum menikah, Maria Magdalena penganut Katolik.
Namun sesudah menikah, Maria ikut dengan suaminya ke Protestan.
Maria Magdalena lahir dan besar di Tanjungpinang.
Rumahnya orangtuanya dekat dengan asrama Romo Paschal di Tanjungpinang.
Bahkan sempat satu sekolah dengannya di Tanjungpinang.
"Orangnya enak diajak bicara. Tiga minggu lalu masih ketemu. Dan Sabtu kemarin terakhir komunikasi via WhatsApp. Saya biasa mengirim ayat-ayat Kitab Suci dan dia membalas dengan Amin. Terima kasih Romo," ujar Romo Paschal menjelaskan.
Tidak yakin Gantung Diri
Romo Paschal sendiri tidak yakin Maria Magdalena pergi selamanya dengan cara gantung diri.
Ia berharap polisi segera membuka hasil otopsinya.
Ketidakyakinannya itu, karena saat ditemukan, kaki Maria tidak tergantung sebagaimana kebanyakan orang yang gantung diri.
"Saya juga enggak nyangka. Pasti dia telepon kalau ada apa-apa. Belum tentu dia bunuh diri. Biasanya orang yang bunuh diri tergantung," jelasnya.
Maria sebagai reserse dan penyidik di Unit PPA
Selama ini Maria bertugas sebagai penyidik di Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak).
"Kami pernah juga bertugas bersama di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak," ujar Romo Paschal.
Maria ditemukan tewas pertama kali oleh suaminya yang baru pulang ke rumah sekitar pukul 22.00 WIB.
Seketika suami korban langsung berteriak dan warga pun berdatangan.
Kesaksian Suamianya
Kesaksian suaminya, Togar, sebelum ditemukan tewas, istrinya sempat mengeluh soal pekerjaannya.
Maria depresi sejak bertugas di Unit PPA Satreksrim Polsek Batu Aji.
"Pada saat di TKP (tempat kejadian perkara), suami korban menyampaikan kepada Kapolsek Batu Aji bahwa korban sudah tidak mau berdinas di Unit PPA dan sudah mengalami depresi akibat berdinas di bagian unit tersebut," kata polisi dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari kriminologi.id.
Kesaksian PRT Dian Aritonang
Dian Aritonang, pembantu rumah tangga mengatakan kepada polisi, awalnya Togar keluar sekitar pukul 19.30 WIB untuk menjenguk istri dari rekannya di rumah sakit.
Saat Togar keluar, Dian Aritonang memilih tidur.
Namun, begitu pulang dan tiba sekitar pukul 22.30 WIB, Togar berteriak hingga pembantunya Dian terbangun.
Saat itulah Dian melihat jika Maria ditemukan tergantung di tangga rumah.
Penjelasan Kapolresta Barelang
Kapolresta Barelang Kombes Pol Hengki mengatakan, meninggalnya Maria Magdalena diketahui pertama kali adalah suaminya saat pulang ke rumah.
"Orang yang pertama melihat adalah suaminya,"ujar Hengki.
Maria ditemukan sudah tidak beryawa gantung diri di tangga rumahnya yang berada di Blok F Cipta asri tahap I, Sagulung, Batam oleh suaminya saat pulang ke rumah sekitar pukul 22.00 WIB.
Agus mengatakan, saat suaminya berteriak, sejumlah warga langsung datang memberitahu pihak kepolisian dan tak lama kemudian pihak kepolisian dan juga Inafis datang ke lokasi.
Kepolisian mengatakan, saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi leher terikat kabel warna merah yang diikat ke kayu pegangan tangga lantai dua rumah mereka.
"Korban ditemukan dengan kondisi lidah terjulur keluar, menggunakan kaos warna abu-abu dan celana pendek warna putih dan kaki mengganjal lantai," kata polisi.
Menunggu hasil otopsi
Kombes Hengki belum dapat memberitahu penyebab meninggalnya Brigadir Maria Magdalena.
"Kita belum bisa mengetahui penyebabnya, kita masih menunggu hasil otopsi,"kata Hengki saat keluar dari rumah korban, Kamis (26/7/2018) dinihari WIB.
Jenazah Maria pun dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Kepulauan Riau untuk diautopsi.
Sumber : tribun
Tidak ada komentar