60 Ton Ikan Nila Mati Mendadak, Petani Ikan Rugi Ratusan Juta
LINTAS PUBLIK - SAMOSIR, Sedikitnya 60-an ton ikan mas dan ikan nila budidaya dalam keramba jaring apung (KJA) milik petani di Pintu Sona, Pangururan, Samosir mati mendadak, Rabu (22/8/2018).
"Sebanyak 60 ton ikan nila di KJA petani yang mati mendadak tersebut pada umumnya ikan nila siap panen," kata petani ikan, Binsar Nadeak, Rabu (22/8/2018).
Ia menyebutkan, sebanyak 2,5 ton ikan nila dan ikan mas di KJA miliknya, pagi tadi ditemukan mati mendadak. Dia menyatakan, akibat kejadian tersebut mengalami kerugian mencapai Rp45 juta.
Aldy Naibaho, Petani ikan lainnya, mengatakan bahwa ikannya di 20 kotak KJA siap panen pun mati mendadak. Ia mengalami kerugian hampir mencapai Rp1 miliar.
Ia menyatakan, berdasarkan pengamatan sementara, penyebab ribuan ikan nila tersebut mati mendadak diduga karena terserang penyakit virus herves .
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Arkanus Simbolon, membenarkan peristiwa matinya ikan nila milik petani. Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab ribuan ikan keramba tersebut mati mendadak, dia mengatakan, instansinya akan melakukan penelitian penyebab penyakit ikan.
Pantauan media, ikan nila mati mendadak itu sudah siap panen dengan perhitungan sebanyak dengan harga ikan nila Rp 21 ribu per kg dan ikan mas Rp32 ribu per kg.
Pemkab Samosir sudah bertemu dengan petani ikan untuk mengangkat bangkai ikan dari permukaan air Danau Toba untuk dikuburkan di darat. Karena bila bangkai ikan tidak diangkat akan menimbulkan masalah yang baru ujar Simbolon.
Sumber : MB
"Sebanyak 60 ton ikan nila di KJA petani yang mati mendadak tersebut pada umumnya ikan nila siap panen," kata petani ikan, Binsar Nadeak, Rabu (22/8/2018).
Ia menyebutkan, sebanyak 2,5 ton ikan nila dan ikan mas di KJA miliknya, pagi tadi ditemukan mati mendadak. Dia menyatakan, akibat kejadian tersebut mengalami kerugian mencapai Rp45 juta.
Aldy Naibaho, Petani ikan lainnya, mengatakan bahwa ikannya di 20 kotak KJA siap panen pun mati mendadak. Ia mengalami kerugian hampir mencapai Rp1 miliar.
Ia menyatakan, berdasarkan pengamatan sementara, penyebab ribuan ikan nila tersebut mati mendadak diduga karena terserang penyakit virus herves .
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Arkanus Simbolon, membenarkan peristiwa matinya ikan nila milik petani. Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab ribuan ikan keramba tersebut mati mendadak, dia mengatakan, instansinya akan melakukan penelitian penyebab penyakit ikan.
Pantauan media, ikan nila mati mendadak itu sudah siap panen dengan perhitungan sebanyak dengan harga ikan nila Rp 21 ribu per kg dan ikan mas Rp32 ribu per kg.
Pemkab Samosir sudah bertemu dengan petani ikan untuk mengangkat bangkai ikan dari permukaan air Danau Toba untuk dikuburkan di darat. Karena bila bangkai ikan tidak diangkat akan menimbulkan masalah yang baru ujar Simbolon.
Sumber : MB
Tidak ada komentar