Berkelir Batik, Kantor Kelurahan ‘Zaman Now’
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Ada yang beda saat berkunjung ke kantor Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Berkelir Batik Betawi pada bagian muka bangunan, kantor pemerintahan tersebut pun kini layaknya bangunan milenial atau kantor kelurahan ‘zaman now’.
“Biar kayak bangunan-bangunan ‘zaman now’ ya, dan suasana pun jadi lebih nyaman dipandang. Masyarakat pun jadi betah kalau berkunjung kesini,” ucap Lurah Marunda, Hilda Damayanti, Rabu (8/8/2018).
Menurut Hilda, tujuan pengecatan kantor kelurahan dengan motif batik tersebut selain untuk mengenalkan busana budaya betawi kepada masyarakat, juga memang tengah adanya penilaian kantor-kantor kelurahan dan kecamatan di Jakarta Utara dalam rangka HUT Kemerdekaan RI.
“Kan bertepatan juga memang ada surat edaran agar kantor kantor pemerintah di Jakarta Utara, berbenah untuk penilaian dalam rangka HUT Kemerdekan,” jelas Hilda. Meski demikian, sambungnya, pengecatan tersebut jauh lebih dulu dilakukan sebelum adanya surat edaran.
Selain pengecatan dengan motif batik Betawi pada bagian depan kantor kelurahan, pengecatan juga dilakukan dibeberapa bagian lainnya seperti di lantai 2 sejumlah ruangan. Namun pada bagian tersebut, tembok dilukis dengan gambar-gambar 3 dimensi.
“Yang ngerjakan semuanya petugas PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) dan komunitas mural yang memang kebetulan warga kita sendiri,” ungkapnya.
Untuk catnya sendiri, bukan merupakan uang APBD melainkan sumbangan dari CSR perusahaan swasta.
Sumber : posk
Pengecatan dengan motif batik betawi dan gambar 3D dilakukan pada kantor Kelurahan Marunda. |
Menurut Hilda, tujuan pengecatan kantor kelurahan dengan motif batik tersebut selain untuk mengenalkan busana budaya betawi kepada masyarakat, juga memang tengah adanya penilaian kantor-kantor kelurahan dan kecamatan di Jakarta Utara dalam rangka HUT Kemerdekaan RI.
“Kan bertepatan juga memang ada surat edaran agar kantor kantor pemerintah di Jakarta Utara, berbenah untuk penilaian dalam rangka HUT Kemerdekan,” jelas Hilda. Meski demikian, sambungnya, pengecatan tersebut jauh lebih dulu dilakukan sebelum adanya surat edaran.
Selain pengecatan dengan motif batik Betawi pada bagian depan kantor kelurahan, pengecatan juga dilakukan dibeberapa bagian lainnya seperti di lantai 2 sejumlah ruangan. Namun pada bagian tersebut, tembok dilukis dengan gambar-gambar 3 dimensi.
“Yang ngerjakan semuanya petugas PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) dan komunitas mural yang memang kebetulan warga kita sendiri,” ungkapnya.
Untuk catnya sendiri, bukan merupakan uang APBD melainkan sumbangan dari CSR perusahaan swasta.
Sumber : posk
Tidak ada komentar