Header Ads

Edy Rahmayadi Buka-bukaan Kenapa 'Marah' saat Wawancara Live di Kompas TV

LINTAS PUBLIK, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah menggelar siltaurahmi dengan awak media di Aula Bina Graha Pemprov Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Selasa (25/9/2018).

Edy Rahmayadi belakangan menjadi sorotan media massa. Ratusan wartawan tampak hadir pada kegiatan ini.

Berbincang dengan awak media, Edy menyinggung video viral yang memperlihatkan dirinya melakukan pemukulan kepada suporter PSMS Medan di Stadion Teladan.


"Saya mana mungkin melakukan kekerasan kepada anak-anak, saya paling senang kepada anak-anak. Memang tangan saya keras ini, saya sehari saja push up 40 kali masih sanggup, kalau gak percaya kalian pegang tangan saya. Tetapi saya melakukan kemarin itu memarahi anak itu, karena menggunakan flare dan itu dilarang oleh FIFA," ujarnya.

Mantan Pangkostrad ini juga turut mengomentari sikapnya yang menolak menjawab pertanyaan wartawan saat siaran langsung di Kompas TV.

"Saya sedang banyak tugas, saya sedang pusing, masa kalian tanya semuanya apa gak tambah pusing saya. Ada wartawan Kompas yang datang, coba mana orangnya berdiri, nah, kau orang, itu tanggungjawab kau, dan dosa kau. Karena saya bukan hanya satu pikiran saya, semua saya pikirkan," kata Edy Rahmayadi kepada para tamu undangan.

"Saya sama wartawan gak mungkin apain wartawan, karena wartawan adalah mata dan telinga bagi Gubenur Sumut, tetapi saya sebetulnya butuh kalian semua untuk Sumut yang lebih bermartabat," tambahnya.

Edy Rahmayadi menegaskan, menjabat sebagai Gubernur Sumut, ia akan melakukan semuanya dengan hati dan pekerjaan yang keras.

Sebelumnya, Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi menolak ditanya wartawan tentang pengaruh kinerjanya sebagai Ketua PSSI sekaligus Gubernur Sumatera Utara, terutama di saat krisis seperti kasus tewasnya seorang suporter.

Presenter acara Kompas Petang, Aiman Witjaksono bertanya kepada Edy mengapa kejadian seorang suporter bisa tewas jelang pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018).

“Jadi apa sebenarnya permasalahan kalau ini sudah bisa diantisipasi, kemudian aparat keamanan sudaha memperkirakan tapi tetap terjadi kejadian yang -sekali lagi saya katakan- biadab?” kata Aiman.

Mantan Pangkostrad ini pun menyanggah pernyataan Aiman. Menurutnya, rakyat Indonesia adalah rakyat tang beradab.

“Kalau kita lihat videonya biadab, Pak. Luar biasa. Karena tidak ada satupun yang menolong. Tidak ada satupun yang bisa menghentikan. Tidak ada satupun yang bisa memisahkan.... Tidak ada satupun yang menolong,” balas Aiman.

Dewan Pembina PSMS ini meminta media dan jurnalis tidak menghakimi. Ia juga menekan bahwa saat ini pihak yang berwajib sedang menangani.

“Persepakbolaan kita mulai tumbuh positif. Ini nanti yang akan kita evaluasi lagi. Apa-apa yang harus kita lakukan. Kita tetap yakin bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab. Sehingga insyallah ke depan ini jadi kejadian yang terakhir. Insyaallah. Sama-sama kita doakan.”

Aiman pun mengejar pernyataan harapan Edy Rahmayadi itu dan menanyakan lagi tentang apa yang akan Ketua PSSI lakukan sehingga bisa berharap kejadian tewasnya Haringga Sirila menjadi kejadian yang terakhir.

Edy menyatakan pihaknya akan mengambil tindakan-tindakan yang tegas dan mengatakan aparat sudah melakukan yang terbaik.

“50 ribu orang ada disitu (Stadion GBLA). Ini esprit de corps yang berlebihan sehingga menjadi negatif,” tambahnya.

Aiman pun mengalihkan pertanyaannya dan menyoroti kinerja Edy sebagai PSSI.

“Anda kan sekarang menjadi gubernur sumatera utara. Apakah anda merasa terganggu ketika tugas anda tanggungjawab anda sebagai gubernur kemudian juga menjadi ketua umum PSSI?” tanya Aiman.

Edy Rahmayadi menolak menjawab.

“Apa urusannya anda menanyakan itu?” jawab Edy sambil menyunggingkan senyum.

Menurut Aiman pertanyaan yang ia ajukan sangat sederhana dan sanga narasumber tinggal menjawab saja.

“Bukan hak anda juga bertanya kepada saya,” kata Edy.

“Wartawan punya hak untuk bertanya apa saja,” balas Aiman.

sumber ; tribun 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.