Hati Boleh Panas, Tapi Sabar Bung!
Suasana memang lagi panas, walau hujan sudah mulai turun. Tapi, panas ya tetap panas, sangat menyengat. Rupanya panas ini bisa juga mempengaruhi manusia yang lagi pada punya masalah. Masalah apa saja, dari ekonomi, harga diri. Yang terakhir ini juga sangat memicu dada manusia dan gampang marah, lalu bertindak brutal, membabi buta.
Kebrutalan itu menghasilkan orang babak belur, luka-luka sampai tewas. Seperti peristiswa di Jakarta Barat, pengunjung diskotek pada ribut, yang ujung-ujungnya menelan korban jiwa. Duh, apa yang mereka ributkan? Kalau hanya soal sepele, sih seharunya nggak usah main tikam ya. Kan bisa dimusyawarahkan?
Tetapi biasanya kalau dari tempat hiburan orang pada terpengaruh minuman keras, atau obat terlarang? Jadi nggak bakalan bisa diajak bicara baik-baik. Ya, maunya adu jotos!
Betul kata orang-orang tua, yang selalu mengingatkan dan meberi petuah agama, jangan dekati tempat maksiat! Jadi dekat saja nggak boleh, apalagi sampai masuk dan ikutan menikmati yang ada di situ? Nah, buktinya, masa ke diskotek pada bawa senjata tajam. Buat apa, kalau nggak cari masalah?
Memang tidak semua orang yang meghibur diri, lalu pada kejebur ke hal yang negatif, ada juga yang nggaklah. Jadi tergantung orangnya. Tapi, sesungguhnya orang yang pada ke tempat hiburan itu, karena bisa jadi lagi punya problem. Mereka maunya sih menenangkan diri, tapi malah menambah problema baru?
Soal hati yang panas, kayaknya semua orang punya, masalahnya mampu nggak menahan diri, bersabar nggak langsung marah begitu? Misalnya, kalau baru pulang kerja, ada yang mengadu ini itu soal istrinya, katanya menyeleweng? Ah, seharusnya rileks sejenak, tanyakan kebenarannya baik-baik, dengan sabar, jangan keburu marah. Benar atau tidak. Jika benar, ya bisa diselesaikan dengan musyawarah, jangan main hantam.
Nah, kalau itu hoaks, kan kasihan terlanjur jatuh korban? Untuk mengobati penyesalan sangat panjang waktunya.
sumber : posk
Kebrutalan itu menghasilkan orang babak belur, luka-luka sampai tewas. Seperti peristiswa di Jakarta Barat, pengunjung diskotek pada ribut, yang ujung-ujungnya menelan korban jiwa. Duh, apa yang mereka ributkan? Kalau hanya soal sepele, sih seharunya nggak usah main tikam ya. Kan bisa dimusyawarahkan?
Tetapi biasanya kalau dari tempat hiburan orang pada terpengaruh minuman keras, atau obat terlarang? Jadi nggak bakalan bisa diajak bicara baik-baik. Ya, maunya adu jotos!
Betul kata orang-orang tua, yang selalu mengingatkan dan meberi petuah agama, jangan dekati tempat maksiat! Jadi dekat saja nggak boleh, apalagi sampai masuk dan ikutan menikmati yang ada di situ? Nah, buktinya, masa ke diskotek pada bawa senjata tajam. Buat apa, kalau nggak cari masalah?
Memang tidak semua orang yang meghibur diri, lalu pada kejebur ke hal yang negatif, ada juga yang nggaklah. Jadi tergantung orangnya. Tapi, sesungguhnya orang yang pada ke tempat hiburan itu, karena bisa jadi lagi punya problem. Mereka maunya sih menenangkan diri, tapi malah menambah problema baru?
Soal hati yang panas, kayaknya semua orang punya, masalahnya mampu nggak menahan diri, bersabar nggak langsung marah begitu? Misalnya, kalau baru pulang kerja, ada yang mengadu ini itu soal istrinya, katanya menyeleweng? Ah, seharusnya rileks sejenak, tanyakan kebenarannya baik-baik, dengan sabar, jangan keburu marah. Benar atau tidak. Jika benar, ya bisa diselesaikan dengan musyawarah, jangan main hantam.
Nah, kalau itu hoaks, kan kasihan terlanjur jatuh korban? Untuk mengobati penyesalan sangat panjang waktunya.
sumber : posk
Tidak ada komentar