Header Ads

JK: Indonesia Tolak Bantuan dari AS untuk Gempa Donggala dan Palu

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menolak bantuan pasukan tanggap darurat dan militer dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk bencana gempa Donggala dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah.

"Enggak. Kita tidak terima itu," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, (2/10/ 2018).

Petugas mengevakuasi korban gempa di Perumnas Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Hingga saat ini, korban luka berat berjumlah 799 orang, dan masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan jumlah korban hilang tercatat sebanyak 90 orang. 
Selain menolak bantuan pasukan AS, JK mengatakan bahwa pemerintah Indonesia juga tidak menerima tawaran Trump mengenai kapal rumah sakit lantaran jumlahnya sudah cukup. JK mengatakan, berkaca dari pengalaman tsunami di Aceh pada 2004, hanya ada 5 pasien yang mau naik kapal rumah sakit.

Trump, dalam konferensi pers di Gedung Putih hari ini, menyampaikan belasungkawa kepada Indonesia atas gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Ia menyampaikan telah mengirim pasukan first responders (tanggap darurat), militer, dan tim lainnya untuk menangani dampak dari bencana.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah membuka pintu bagi negara lain yang ingin memberikan bantuan kepada korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala.

Sebanyak 18 negara menawarkan bantuan untuk bencana gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan antara lain AS, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan Cina.

sumber  : temp

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.