Sandi : Indonesia Tidak Bisa Larang Perang Dagang Amerika dan Cina
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Calon wakil presiden, Sandiaga Salahuddin Uno berharap pemerintah Indonesia fokus pada pembenahan ekonomi internal dengan mempermudah pelaku ekonomi dalam ber-investasi.
Sandiaga menjelaskan, Indonesia tidak akan bisa melarang terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang sedang berlangsung hingga membuat perekonomian beberapa negara termasuk Indonesia dalam kondisi mengkhawatirkan.
“Sekarang lagi ada kekhawatiran bahwa ekonomi dunia memasuki taraf yang gonjang ganjing karena Trump (Donal Trump Presiden Amerika Serikat) dan Xi Jinping (Presiden Republik Rakyat Tiongkok) lagi ribut perang dagang. Dan itu di luar kekuasaan kita,” kata Sandiaga dalam acara dialog bersama pelaku ekonomi masyarakat Tionghoa di Lotus Palace Residential, Jakarta Utara, Sabtu (13/10/2018).
“Jangan harap Indonesia bisa meyakinkan Amerika dan Cina untuk tidak perang dagang, ini sudah tidak terelakkan lagi juga yang akan terjadi The Fed juga akan menaikkan beberapa suku bunga di Amerika. Ini juga gak bisa dikontrol oleh Indonesia,” imbuh Sandiaga.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut menambahkan, yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia adalah mengontrol ekonomi internal.
“Apa saja yang bisa kita lakukan?, pertama bikin permudah investasi di sini, kalau investasi mudah Insya Allah ekonomi berjalan, ekspor kita akan meningkat, dan kita bisa pastikan bahwa impor kita bangun industri untuk mensubtitusi impor ekonomi kita, kita akan buka lapangan kerja seluas-luasnya dan Insya Allah rupiah akan jauh lebih stabil melalui USD itu yang menjadi pemikiran ekonomi kita,” beber Sandiaga.
Sandi, sapaan Sandiaga, mencontohkan negara Argentina dan Turki yang mengalami problem ekonomi eksternal dan tidak membenahi ekonomi internal kini perekonomian mereka rusak.
Bahkan, Sandi juga menanggapi acara pertemuan tahunan International Monetery Fund (IMF) dan World Bank (WB) di Bali yang dinilai menghambur-hamburkan uang.
“Saya mau bagi data. IMF kan lagi dijamu nih sama presiden sama semua menteri-menteri di Bali. Dalam kesantunannya menjawab beberapa pertanyaan mereka merevisi pertumbuhan Indonesia dari 5,4 menjadi 5,1 dibawah target pemerintah. Berarti IMF sudah lagsung mengungkapkan bahwa akan ada pelambatan ekonomi, pelambatan pertumbuhan apalagi kita yang disini (pengusaha),” ucap Sandi.
“Sayangnya di Indonesia kita tidak lakukan penghematan, kita hambur-hamburkan, infrastruktur yang seharusnya bisa dibangun oleh swasta dan dana dari luar kita pakai dana sendiri akhirnya berat ekonomi kita. Kita jangan salahkan semerintah,” kata Sandi menyudahi.
Sumber : posk
Sandiaga menjelaskan, Indonesia tidak akan bisa melarang terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang sedang berlangsung hingga membuat perekonomian beberapa negara termasuk Indonesia dalam kondisi mengkhawatirkan.
“Sekarang lagi ada kekhawatiran bahwa ekonomi dunia memasuki taraf yang gonjang ganjing karena Trump (Donal Trump Presiden Amerika Serikat) dan Xi Jinping (Presiden Republik Rakyat Tiongkok) lagi ribut perang dagang. Dan itu di luar kekuasaan kita,” kata Sandiaga dalam acara dialog bersama pelaku ekonomi masyarakat Tionghoa di Lotus Palace Residential, Jakarta Utara, Sabtu (13/10/2018).
Sandi di Lotus Palace Residential, Jakarta Utara, Sabtu (13/10/2018). |
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut menambahkan, yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia adalah mengontrol ekonomi internal.
“Apa saja yang bisa kita lakukan?, pertama bikin permudah investasi di sini, kalau investasi mudah Insya Allah ekonomi berjalan, ekspor kita akan meningkat, dan kita bisa pastikan bahwa impor kita bangun industri untuk mensubtitusi impor ekonomi kita, kita akan buka lapangan kerja seluas-luasnya dan Insya Allah rupiah akan jauh lebih stabil melalui USD itu yang menjadi pemikiran ekonomi kita,” beber Sandiaga.
Sandi, sapaan Sandiaga, mencontohkan negara Argentina dan Turki yang mengalami problem ekonomi eksternal dan tidak membenahi ekonomi internal kini perekonomian mereka rusak.
Bahkan, Sandi juga menanggapi acara pertemuan tahunan International Monetery Fund (IMF) dan World Bank (WB) di Bali yang dinilai menghambur-hamburkan uang.
“Saya mau bagi data. IMF kan lagi dijamu nih sama presiden sama semua menteri-menteri di Bali. Dalam kesantunannya menjawab beberapa pertanyaan mereka merevisi pertumbuhan Indonesia dari 5,4 menjadi 5,1 dibawah target pemerintah. Berarti IMF sudah lagsung mengungkapkan bahwa akan ada pelambatan ekonomi, pelambatan pertumbuhan apalagi kita yang disini (pengusaha),” ucap Sandi.
“Sayangnya di Indonesia kita tidak lakukan penghematan, kita hambur-hamburkan, infrastruktur yang seharusnya bisa dibangun oleh swasta dan dana dari luar kita pakai dana sendiri akhirnya berat ekonomi kita. Kita jangan salahkan semerintah,” kata Sandi menyudahi.
Sumber : posk
Tidak ada komentar