Turunkan 25 Karyawan, Ini kata Manager Kebun Marjandi Banjir di Panei Tongah
LINTAS PUBLIK - SIMALUNGUN, Banjir yang melanda pemukiman warga Panei Tongah sekitar pukul 01: 00 Wib dini hari, Rabu (10/10/2018), membuat beberapa bagian rumah warga tergenang air.
Banjir yang meluap bukan saja merusak rumah warga tapi juga merusak badan jalan Siantar-Seribudolok sepanjang lebih kurang 3 km.
BACA JUGA Lingkungan Sering Banjir, Ratusan Warga Panei Tongah Demo Kebun Marjandi
Adanya kerusakan-kerusakan disepanjang jalan akibar banjir ini, pihak perkebunan PTP Nusantara 4 langsung menurutkan tim kerja untuk membantu warga korban banjir.
Manager perkebunan PTP Nusantara 4 unit kebun Marjandi Jhon FE Bangun yang meninjau lokasi kerusakan akibat banjir terlihat langsung menerjunkan anggotanya untuk memperbaiki saluran air diparit dan badan jalan yang tertutupi batu-batuan dan sampah.
"Kami menurutkan 25 anggota karyawan kebun Marjandi untuk membantu warga yang menjadi korban banjir ini, baik memperbaiki saluran parit yang tertutup, dan juga membuang bahan-bahan material sampah yang menumpuk disepanjang jalan terdampak banjir,"ujar Jhon Bangun yang langsung berkordinasi bersama muspika kecamatan Panei Tongah.
"Kami siap bekerjasama dengan berbagai pihak menangulangi masalah banjir ini, karena ini masalah alam, jadi kami harapkan perhatian dan kerjasama semua pihak baik pemerintah, pihak perkebunan, dan masyarakat,"ujar Jhon Bangun yang baru tiga bulan ditugaskan di perkebunan unit kebun Marjandi.
CRS dan Bantuan Kebun
Pihak perkebunan yang bermukim di kecamatan Panei Tongah maupun kecamatan Panombean Panei selalu aktif membantu warga, baik sifatnya sosial maupun bencana korban banjir.
Menurut Manager kebun Marjandi Jhon FE Bangun, tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) sudah berjalan setiap tahunnya, baik untuk pendidikan, bencana alam dan juga bantuan sosial lainnya.
"Memang saya baru tiga bulan ditempatkan di unit kebun Marjandi ini, tapi saya sudah menerima informasi bahwa CRS atau sosial perusahaan tetap berjalan untuk masyarakat sekitarnya, termasuk beberapa kali menangulangi kerusakan akibat banjir, dan Minggu lalu saya baru saja memberi bantuan kepada siswa yang kurang mampu tentunya siswa tersebut yang tinggal berrdekatan dengan perkebunan ini,"jelasnya.
Kata Bangun lagi, belakangan ini juga ada masyarakat yang meminta bantuan kepada unit kebun Marjandi, yang juga intinya meminta bantuan perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat banjir.
"Ada proposal masuk 21 September 2018 lalu, untuk meminta perbaikan fasilitas umum seperti jembatan, lesehan, parit, tembok penahan, dan lainnya. Dan proposal ini masih dalam proses pencairan ke kantor direksi di medan, kita harapkan sebelum akhir Oktober akan turun,"tutur Bangun.
"Inilah tadi masalahnya, dana belum cair, tapi musibah banjir datang lagi, jadi sekali lagi kami harapkan, untuk menangulangi solusi banjir ini kami berharap pemerintah kabupaten, masyarakat Panei Tongah dan kami pihak perkebunan untuk duduk bersama, karena volume dan derasnya hujan tidak bisa kita hempang, saya juga secara pribadi tidak mau peristiwa banjir menjadi ketidak nyamanan ditengah-tengah warga Panei tongah,"ungkapnya.
Informasi yang diterima media ini, setiap datang hujan yang cukup deras wilayah Panei Tongah selalu digenangi setinggi satu meter lebih, akibatnya banyak rumah-rumah warga yang tergenang banjir, dan bahkan merusah pemukiman warga.
Sampai saat ini terlihat belum ada solusi yang berarti, walau sudah beberapa kali ditangulangi pihak perkebunan Marjandi, banyak kerusakan bangunan warga akibat banjir ini.
"Setiap hujan jantung kami pasti da..dik..duk, karena dapat kami pastikan banjir akan melanda kepemukiman kami,:ungkap Nalim yang telah beberapa kali mengecor teras rumahnya akibat banjir, dan bahkan mesin motor miliknya saat ini tidak dapat difunsikan karena tergenang banjir.
Warga lainnya, P. boru Sinaga menjelaskan, bahwa sebelum perkebunan PTP Nuasantara 4 mengkoversi dari kebun Teh ke kebun sawit lokasi Panei Tongah tidak pernah berdampak banjir.
"Saya mohonlah kepada pihak perkebunan Marjandi alihkan kembali Sawit itu jadi tanaman Teh, sebab sudah puluhan tahun kebun teh di Marjandi tidak pernah mengirimkan banjir kerumah kami, tolong yah pak, saya mohon tolong,"katanya sambil menanggis, karena satu malam tidak dapat tidur karena kerumahnya masuk air setinggi 1 meter pada malam itu.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Banjir yang meluap bukan saja merusak rumah warga tapi juga merusak badan jalan Siantar-Seribudolok sepanjang lebih kurang 3 km.
BACA JUGA Lingkungan Sering Banjir, Ratusan Warga Panei Tongah Demo Kebun Marjandi
Manager perkebunan PTP Nusantara 4 unit kebun Marjandi Jhon FE Bangun meninjau langsung kerusakan akibat banjir bersama tokoh masyarakat Panei tongah. |
Manager perkebunan PTP Nusantara 4 unit kebun Marjandi Jhon FE Bangun yang meninjau lokasi kerusakan akibat banjir terlihat langsung menerjunkan anggotanya untuk memperbaiki saluran air diparit dan badan jalan yang tertutupi batu-batuan dan sampah.
"Kami menurutkan 25 anggota karyawan kebun Marjandi untuk membantu warga yang menjadi korban banjir ini, baik memperbaiki saluran parit yang tertutup, dan juga membuang bahan-bahan material sampah yang menumpuk disepanjang jalan terdampak banjir,"ujar Jhon Bangun yang langsung berkordinasi bersama muspika kecamatan Panei Tongah.
"Kami siap bekerjasama dengan berbagai pihak menangulangi masalah banjir ini, karena ini masalah alam, jadi kami harapkan perhatian dan kerjasama semua pihak baik pemerintah, pihak perkebunan, dan masyarakat,"ujar Jhon Bangun yang baru tiga bulan ditugaskan di perkebunan unit kebun Marjandi.
Badan jalan dan parit tampak rusak akibat banjir pada, Rabu (10/10/2018) pagi dini hari. |
Pihak perkebunan yang bermukim di kecamatan Panei Tongah maupun kecamatan Panombean Panei selalu aktif membantu warga, baik sifatnya sosial maupun bencana korban banjir.
Menurut Manager kebun Marjandi Jhon FE Bangun, tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) sudah berjalan setiap tahunnya, baik untuk pendidikan, bencana alam dan juga bantuan sosial lainnya.
"Memang saya baru tiga bulan ditempatkan di unit kebun Marjandi ini, tapi saya sudah menerima informasi bahwa CRS atau sosial perusahaan tetap berjalan untuk masyarakat sekitarnya, termasuk beberapa kali menangulangi kerusakan akibat banjir, dan Minggu lalu saya baru saja memberi bantuan kepada siswa yang kurang mampu tentunya siswa tersebut yang tinggal berrdekatan dengan perkebunan ini,"jelasnya.
Kata Bangun lagi, belakangan ini juga ada masyarakat yang meminta bantuan kepada unit kebun Marjandi, yang juga intinya meminta bantuan perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat banjir.
"Ada proposal masuk 21 September 2018 lalu, untuk meminta perbaikan fasilitas umum seperti jembatan, lesehan, parit, tembok penahan, dan lainnya. Dan proposal ini masih dalam proses pencairan ke kantor direksi di medan, kita harapkan sebelum akhir Oktober akan turun,"tutur Bangun.
"Inilah tadi masalahnya, dana belum cair, tapi musibah banjir datang lagi, jadi sekali lagi kami harapkan, untuk menangulangi solusi banjir ini kami berharap pemerintah kabupaten, masyarakat Panei Tongah dan kami pihak perkebunan untuk duduk bersama, karena volume dan derasnya hujan tidak bisa kita hempang, saya juga secara pribadi tidak mau peristiwa banjir menjadi ketidak nyamanan ditengah-tengah warga Panei tongah,"ungkapnya.
Beram jalan terlihat rusak dan parit dipenuhi sampah. |
Sering Banjir
Informasi yang diterima media ini, setiap datang hujan yang cukup deras wilayah Panei Tongah selalu digenangi setinggi satu meter lebih, akibatnya banyak rumah-rumah warga yang tergenang banjir, dan bahkan merusah pemukiman warga.
Sampai saat ini terlihat belum ada solusi yang berarti, walau sudah beberapa kali ditangulangi pihak perkebunan Marjandi, banyak kerusakan bangunan warga akibat banjir ini.
"Setiap hujan jantung kami pasti da..dik..duk, karena dapat kami pastikan banjir akan melanda kepemukiman kami,:ungkap Nalim yang telah beberapa kali mengecor teras rumahnya akibat banjir, dan bahkan mesin motor miliknya saat ini tidak dapat difunsikan karena tergenang banjir.
Warga lainnya, P. boru Sinaga menjelaskan, bahwa sebelum perkebunan PTP Nuasantara 4 mengkoversi dari kebun Teh ke kebun sawit lokasi Panei Tongah tidak pernah berdampak banjir.
"Saya mohonlah kepada pihak perkebunan Marjandi alihkan kembali Sawit itu jadi tanaman Teh, sebab sudah puluhan tahun kebun teh di Marjandi tidak pernah mengirimkan banjir kerumah kami, tolong yah pak, saya mohon tolong,"katanya sambil menanggis, karena satu malam tidak dapat tidur karena kerumahnya masuk air setinggi 1 meter pada malam itu.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Tidak ada komentar