Dewan Pers Optimis Pers Mampu Perangi Hoaks
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Pers memberi optimisme bahwa NKRI masih ada. Fenomena tersebut berlangsung dewasa ini saat tiga pilar demokrasi diguncang prahara korupsi.
Tiga pilar yang kena guncangan penurunan tingkat kepercayaan publik itu, kata Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, terdiri dari lembaga yudikatif, eksekutif dan legislatif.
Menurutnya, berkat peran pers sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia, terbukti mampu memberi optimisme kepada khalayak bahwa negara ke depan masih bisa membaik.
Penegasannya dikemukakan dalam Seminar Nasional Pers Melawan Hoaks di Hotel Borobudur, Jakarta diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Kamis (22/11).
Hadir perwakilian dari Kementerian Kominfo Gun Gun Siswadi, praktisi media sosial Nukman Luthfie, dan lainnya. Moderator M. Ihsan. Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari menyerukan jajarannya untuk bersinergi memerangi hoaks.
Informasi Akurat
Prasetyo juga optimis pers mampu menjadi sumber informasi akurat dalam upaya memerangi informasi hoax (bohong). Insan pers diingatkan agar menggali fakta di balik peristiwa.
Tidak terjebak pada jurnalistik omongan dari satu orang dikembangkan kepada pihak berbeda. Sumbernya dari media sosial yang menjadi rimba hoaks.
Dalam diskusi itu berkembang antara lain dampak buruk hoaks dialami PT Pertamina dalam kasus harga BBM di Papua belakangan ini dikabarkan hingga puluhan ribu rupiah/liter.
Bahkan dari sektor politik, publik juga terpecah dalam dua kubu yakni Kelompok Kecebong dan Kampret. Perseteruan kedua pihak mengganggu kepentingan NKRI utamanya menjelang Pilpres 2019.
sumber : posk
Tiga pilar yang kena guncangan penurunan tingkat kepercayaan publik itu, kata Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, terdiri dari lembaga yudikatif, eksekutif dan legislatif.
Menurutnya, berkat peran pers sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia, terbukti mampu memberi optimisme kepada khalayak bahwa negara ke depan masih bisa membaik.
Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo berbicara di Seminar Pers Melawan Hoax di Jakarta |
Hadir perwakilian dari Kementerian Kominfo Gun Gun Siswadi, praktisi media sosial Nukman Luthfie, dan lainnya. Moderator M. Ihsan. Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari menyerukan jajarannya untuk bersinergi memerangi hoaks.
Informasi Akurat
Prasetyo juga optimis pers mampu menjadi sumber informasi akurat dalam upaya memerangi informasi hoax (bohong). Insan pers diingatkan agar menggali fakta di balik peristiwa.
Tidak terjebak pada jurnalistik omongan dari satu orang dikembangkan kepada pihak berbeda. Sumbernya dari media sosial yang menjadi rimba hoaks.
Dalam diskusi itu berkembang antara lain dampak buruk hoaks dialami PT Pertamina dalam kasus harga BBM di Papua belakangan ini dikabarkan hingga puluhan ribu rupiah/liter.
Bahkan dari sektor politik, publik juga terpecah dalam dua kubu yakni Kelompok Kecebong dan Kampret. Perseteruan kedua pihak mengganggu kepentingan NKRI utamanya menjelang Pilpres 2019.
sumber : posk
Tidak ada komentar