"Ditolak" di Rs. Harapan, Pasien "Sekarat" Dilarikan Ke Rs.Tentara, Ini yang Terjadi
LINTAS PUBLIK -SIANTAR, Seorang anak sebut saja Riko umur 5 tahun yang pada pukul 00:30 Wib, Rabu (15/11/2018) pagi, harus dilarikan kerumah sakit karena muntah-muntah dan terlihat lemas dari kediamannya di Jalan Farel Pasaribu tidak jauh dari rumah sakit Harapan.
Sesampai dirumah sakit, Riko langsung ditangani dokter jaga dirumah sakit yang berada di jalan Farel Pasaribu. Namun karena masalah administrasi Riko tidak dibenarkan rawat jalan maupun rawat inap.
BACA JUGA Anak Siantar Hebat, Donasi Vania Siahaan (Jantung Bocor) dan Alvaro Gabriel Rp. 9,8 Juta, Siapa Menyusul?
Menurut petugas administrasi yang terkoneksi BPJS bahwa pasien Riko status keanggotaan BPJSnya tidak aktif (walau kartu sudah ditunjukan), jadi statusnya harus membayar kontan, alias menjadi pasien umum.
"Pasien ini harus bayar kontan pak karena BPJSnya tidak aktif, dan kalau sudah dibayarkan rawat jalannya tidak dibenarkan mengurus BPJS kembali, ini prosedurnya dirumah sakit ini, berarti dia pasien umum," ungkap petugas perempuan diruang kasir rumah sakit Harapan itu.
BACA JUGA Pemulung Ini Menangis, Mendapat Bantuan Pendidikan dan GAS Peduli
Ketika ditanya bagaimana kalau rawat inap saja, biar administrasi BPJS besok diurus, demikian orangtua (bapak) Riko bertanya, karena status BPJS Riko mandiri dan dibayar dengan pembayaran (pemotongan) langsung dari rekening bank miliknya, jadi tidak mungkin tidak aktif.
"Habis ruangan pak kelas tiga, kalau mau ada ruangan kosong, tapi itu untuk Viv,"kata dokter berkaca mata dirumah sakit itu.
Pada saat itupun orang tua Riko sudah bersedia membayar duluan, selanjutnya akan mengurus perlengakapan administrasi BPJS yang "mandek".
Biarlah saya bayar dulu, besok saya urus BPJS ini,"terang orang tua Riko.
"Ngak bisa pak, kalau bayar sekarang, ngak bisa lagi urus BPJS, artinya tetap pasien umum,"ungkap dokter itu lagi.
Dilarikan ke Rumah Sakit Tentara
Karena tidak pas dengan pelayanan dirumah sakit Harapan orang tua Riko terpaksa membawa Riko dalam keadaan lemas (=sekarat) dan masih terlihat muntah-muntah, Riko terpaksa dilarikan ke rumah sakit lainnya, yaitu ke rumah sakit Tentara.
Tak berapa lama, Riko sampai dirumah sakit Tentara dengan menumpang mobil, seorang dokter laki-laki yang masih muda langsung cepat menghampiri dan menanggani Riko yang terlihat masih mual dan muntah-muntah diruang IGD Rs.Tentara di jalan Gunung Simanuk-manuk.
" Dia sudah lemas yah, mungkin karena muntah-muntah itu, yah udah pak nanti kita kasih obat dulu yah, langsung diminum obatnya,"ungkapnya langsung menulis resep.
BACA JUGA Group Anak Siantar Bantu korban Kebakaran di Pematang Marihat
Perawat di Rs. Tentara terlihat menerima pasien tidak banyak pertanyaan dan prosedur administrasi yang ribet, hanya meminta kartu BPJS dan KTP, sekitar 30 menit lamanya, Riko sudah bisa rawat jalan, plus menerima obat sebanyak 4 jenis dari perawat.
"Kena bisa beda pelayanan rumah sakit ini yah, disana (harapan) tadi diminta uang rawat jalan. Disini cukup didata, cepat lagi pelayanannya, kan itu rumah sakit Kristen, kok uang yang utama bukan pelayanan, administrasi kan biasanya bisa belakangan, yang penting pasien diutamakan dirawat makan obat,"ungkap Magoti teman bapak Riko yang menemani mengantar Riko dengan mobilnya.
Administrasi Amburadul dan Pelayanan Kemanusiaan
Memang kita tak mau ada yang sakit, tapi kalau sakit sudah menghinggapi kita mau bilang apa.
Yang perlu kita sadari dan pahami seharusnya faktor kemanusiaan yang diutamakan dari administrasi yang ribet dan seharusnya bukan menjadi kendala untuk mengobati pasien yang sedang sakit atau sekarat.
BACA JUGA Group Anak Siantar Sumbang Pakaian Sekolah ke Panti Asuhan Elim HKBP
Apa lagi seorang anak yang justru kuat dilingdungi hak-haknya dalam undang-undang perlindungan anak no.23 tahun 2002, seharusnya anak diberikan perlindungan baik sehat, apalagi dalam keadaan sakit.
"Mungkin Pemerintah harus tegas dan memberikan sanksi kepada rumah sakit "nakal", yang mengutamakan uang dari pada pelayanan sosialnya, apalagi disitu juga ada sumpah dokter, dokter juga seharusnya punya nurani dan kebijakannya, penanganan anak dirumah sakit seharusnya juga khusus," jelas orang tua Riko yang juga pengiat sosial dan kemanusiaan ini.
Penulis : red
Sesampai dirumah sakit, Riko langsung ditangani dokter jaga dirumah sakit yang berada di jalan Farel Pasaribu. Namun karena masalah administrasi Riko tidak dibenarkan rawat jalan maupun rawat inap.
BACA JUGA Anak Siantar Hebat, Donasi Vania Siahaan (Jantung Bocor) dan Alvaro Gabriel Rp. 9,8 Juta, Siapa Menyusul?
Ilustrasi membawa pasien kerumah sakit.net |
"Pasien ini harus bayar kontan pak karena BPJSnya tidak aktif, dan kalau sudah dibayarkan rawat jalannya tidak dibenarkan mengurus BPJS kembali, ini prosedurnya dirumah sakit ini, berarti dia pasien umum," ungkap petugas perempuan diruang kasir rumah sakit Harapan itu.
BACA JUGA Pemulung Ini Menangis, Mendapat Bantuan Pendidikan dan GAS Peduli
Ketika ditanya bagaimana kalau rawat inap saja, biar administrasi BPJS besok diurus, demikian orangtua (bapak) Riko bertanya, karena status BPJS Riko mandiri dan dibayar dengan pembayaran (pemotongan) langsung dari rekening bank miliknya, jadi tidak mungkin tidak aktif.
"Habis ruangan pak kelas tiga, kalau mau ada ruangan kosong, tapi itu untuk Viv,"kata dokter berkaca mata dirumah sakit itu.
Pada saat itupun orang tua Riko sudah bersedia membayar duluan, selanjutnya akan mengurus perlengakapan administrasi BPJS yang "mandek".
Biarlah saya bayar dulu, besok saya urus BPJS ini,"terang orang tua Riko.
"Ngak bisa pak, kalau bayar sekarang, ngak bisa lagi urus BPJS, artinya tetap pasien umum,"ungkap dokter itu lagi.
Dilarikan ke Rumah Sakit Tentara
Karena tidak pas dengan pelayanan dirumah sakit Harapan orang tua Riko terpaksa membawa Riko dalam keadaan lemas (=sekarat) dan masih terlihat muntah-muntah, Riko terpaksa dilarikan ke rumah sakit lainnya, yaitu ke rumah sakit Tentara.
Tak berapa lama, Riko sampai dirumah sakit Tentara dengan menumpang mobil, seorang dokter laki-laki yang masih muda langsung cepat menghampiri dan menanggani Riko yang terlihat masih mual dan muntah-muntah diruang IGD Rs.Tentara di jalan Gunung Simanuk-manuk.
" Dia sudah lemas yah, mungkin karena muntah-muntah itu, yah udah pak nanti kita kasih obat dulu yah, langsung diminum obatnya,"ungkapnya langsung menulis resep.
BACA JUGA Group Anak Siantar Bantu korban Kebakaran di Pematang Marihat
Perawat di Rs. Tentara terlihat menerima pasien tidak banyak pertanyaan dan prosedur administrasi yang ribet, hanya meminta kartu BPJS dan KTP, sekitar 30 menit lamanya, Riko sudah bisa rawat jalan, plus menerima obat sebanyak 4 jenis dari perawat.
"Kena bisa beda pelayanan rumah sakit ini yah, disana (harapan) tadi diminta uang rawat jalan. Disini cukup didata, cepat lagi pelayanannya, kan itu rumah sakit Kristen, kok uang yang utama bukan pelayanan, administrasi kan biasanya bisa belakangan, yang penting pasien diutamakan dirawat makan obat,"ungkap Magoti teman bapak Riko yang menemani mengantar Riko dengan mobilnya.
Administrasi Amburadul dan Pelayanan Kemanusiaan
Memang kita tak mau ada yang sakit, tapi kalau sakit sudah menghinggapi kita mau bilang apa.
Yang perlu kita sadari dan pahami seharusnya faktor kemanusiaan yang diutamakan dari administrasi yang ribet dan seharusnya bukan menjadi kendala untuk mengobati pasien yang sedang sakit atau sekarat.
BACA JUGA Group Anak Siantar Sumbang Pakaian Sekolah ke Panti Asuhan Elim HKBP
Apa lagi seorang anak yang justru kuat dilingdungi hak-haknya dalam undang-undang perlindungan anak no.23 tahun 2002, seharusnya anak diberikan perlindungan baik sehat, apalagi dalam keadaan sakit.
"Mungkin Pemerintah harus tegas dan memberikan sanksi kepada rumah sakit "nakal", yang mengutamakan uang dari pada pelayanan sosialnya, apalagi disitu juga ada sumpah dokter, dokter juga seharusnya punya nurani dan kebijakannya, penanganan anak dirumah sakit seharusnya juga khusus," jelas orang tua Riko yang juga pengiat sosial dan kemanusiaan ini.
Penulis : red
Tidak ada komentar