Kisah Pak Guru Joko Dibully Murid-muridnya yang Jadi Viral
LINTAS PUBLIK, Video yang menampilkan lima siswa menggoda dan mengganggu seorang guru di Kendal viral di media sosial. Pihak sekolah yakni SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal telah memberi penjelasan terkait video itu.
Dalam video berdurasi 24 detik tersebut terlihat guru yang diketahui bernama Joko Susilo itu didorong seorang murid dan dikepung murid lainnya, Joko dan para siswa itu kemudian terlihat atraktif seolah menghalau dengan saling tendang hingga salah satu sepatu Pak Joko melayang. Video berakhir dengan suara tawa para siswa dan Pak Joko berdiri di balik mejanya menata buku.
Meski durasinya tidak lama, video itu ternyata viral dan membuat geram netizen yang melihatnya.
Kepala sekolah setempat, Muhaidin langsung mengeluarkan keterangan tertulis yang juga tersebar di media sosial. Muhaidin menjelaskan peristiwa itu berlangung hari Kamis (8/11) pukul 13.00 WIB dan konteksnya diakui sebagai candaan atau guyonan.
"Pada jam 13.00 menjelang berakhirnya jam pelajaran tersebut, anak-anak ramai bercanda, ada yang saling melempar kertas, dan saah satu kertas tersebut ada yang mengenai Pak Joko," kata Muhaidin dalam keterangannya hari Minggu (11/11).
Setelah itu, lanjut Muhaidin, Pak Joko bertanya siapa yang melempar kertas tapi tidak ada yang mengaku. Empat siswa pria maju dan satu siswa merekam adegan berikutnya seperti dalam video.
Kepala Dinas Pedidikan Jawa Tengah, Gatot Bambang Hastowo menilai ada yang berlebihan dalam interaksi antara siswa dan guru ini.
"Sebelum saya tahu (kalau bercanda) saya kaget, begitu tahu, ooo, ada kekeliruan yang dilakukan anak-anak. Harusnya bukan konsumsi publik. Jangan sampai hal seperti itu terulang, pendekatan guru ke murid tidak harus seperti itu, berlebihan," kata , Hastowo, Senin (12/11).
Video tersebut beredar setelah siswa yang merekam mengunggah ke whatsapp story. Namun menurut pihak sekolah, siswa perekam itu cepat menghapusnya. Meski demikian jejak digital sudah terlanjur viral.
Pihak sekolah langsung melakukan tindakan dengan memanggil para wali murid untuk meminta kejelasan meskipun sebelumnya sudah ada keterangan kalau peristiwa itu bercanda atau guyonan.
Selain wali murid yang hadir, Bupati Kendal, Mirna Anissa juga datang ke sekolah tersebut, Senin (13/11). Perwakilan Dinas Pendidikan Jawa Tengah pun datang untuk klarifikasi dan menentukan tindakan.
Meski bukan tupoksi Pemerintah Kabupaten Kendal untuk menangani perkara itu, Mirna mengaku harus turun karena berhubungan dengan etika warga Kendal. Untuk diketahui, SMA dan SMK di Jawa Tengah berada di bawah Pemerintah Provinsi.
"Dari kronologinya ditanya siapa (melempar kertas) tidak ngaku, kemudian maju 5 orang seolah tidak apa-apa, dari situ etika sudah tidak ada. Reaksi gurunya juga menenangkan dengan cara atraksi kan contoh etika tidak ada. Tidak ada nilai pendidikannya," pungkas Mirna.
Lima siswa itu pun dinasihati habis-habisan oleh Mirna di depan wali muridnya. Ujungnya para siswa itu menulis surat pernyataan tidak akan mengulanginya lagi.
"(Surat pernyataan) Ini nanti dilaporin ke dinas provinsi," kata Mirna
Sementara itu, Pak guru Joko saat ditemui di SMK NU 03 Kaliwungu enggan berkomentar panjang. Ia justru meminta maaf karena video itu viral, bahkan ia mendoakan lima murid tersebut jadi anak yang berguna bagi bangsa.
"Saya menyampaikan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas adanya beredarnya itu viral. Saya hanya berharap pada mereka supaya bisa jadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa dan jadi anak yang lebih baik lagi, sekian dan terimakasih," tegas Joko.
Namun pihak Dinas Pendidikan Jawa Tengah tetap mengambil tindakan. Pak guru Joko akan diberi pendampingan terkait cara mengajar, kepribadian, dan juga sosialnya. Perwakilan dari Pengawas SMK Dinas Pendidikan Jateng, Langgeng mengatakan pedampingan untuk Joko sudah yang kedua kalinya.
"Berkaitan cara mengajarnya, jadi memang seperti yang sudah saya tahu 2 tahun lalu. Harus diperbaiki bagaimana tertibkan siswanya, memberikan suasana belajar kondusif," kata Langgeng.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut menanggapi perkara itu dan menganggapnya sebagai sebuah cerminan sikap perilaku peserta didik yang tidak menghormati guru.
"KPAI menyayangkan aksi 'guyonan' para siswa terhadap gurunya karena mencerminkan ketidaksantunan sikap dan perilaku peserta didik terhadap sang guru," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti.
sumber : det
Dalam video berdurasi 24 detik tersebut terlihat guru yang diketahui bernama Joko Susilo itu didorong seorang murid dan dikepung murid lainnya, Joko dan para siswa itu kemudian terlihat atraktif seolah menghalau dengan saling tendang hingga salah satu sepatu Pak Joko melayang. Video berakhir dengan suara tawa para siswa dan Pak Joko berdiri di balik mejanya menata buku.
Meski durasinya tidak lama, video itu ternyata viral dan membuat geram netizen yang melihatnya.
Screenshot video yang viral.net |
"Pada jam 13.00 menjelang berakhirnya jam pelajaran tersebut, anak-anak ramai bercanda, ada yang saling melempar kertas, dan saah satu kertas tersebut ada yang mengenai Pak Joko," kata Muhaidin dalam keterangannya hari Minggu (11/11).
Setelah itu, lanjut Muhaidin, Pak Joko bertanya siapa yang melempar kertas tapi tidak ada yang mengaku. Empat siswa pria maju dan satu siswa merekam adegan berikutnya seperti dalam video.
Kepala Dinas Pedidikan Jawa Tengah, Gatot Bambang Hastowo menilai ada yang berlebihan dalam interaksi antara siswa dan guru ini.
"Sebelum saya tahu (kalau bercanda) saya kaget, begitu tahu, ooo, ada kekeliruan yang dilakukan anak-anak. Harusnya bukan konsumsi publik. Jangan sampai hal seperti itu terulang, pendekatan guru ke murid tidak harus seperti itu, berlebihan," kata , Hastowo, Senin (12/11).
Video tersebut beredar setelah siswa yang merekam mengunggah ke whatsapp story. Namun menurut pihak sekolah, siswa perekam itu cepat menghapusnya. Meski demikian jejak digital sudah terlanjur viral.
Pihak sekolah langsung melakukan tindakan dengan memanggil para wali murid untuk meminta kejelasan meskipun sebelumnya sudah ada keterangan kalau peristiwa itu bercanda atau guyonan.
Selain wali murid yang hadir, Bupati Kendal, Mirna Anissa juga datang ke sekolah tersebut, Senin (13/11). Perwakilan Dinas Pendidikan Jawa Tengah pun datang untuk klarifikasi dan menentukan tindakan.
Meski bukan tupoksi Pemerintah Kabupaten Kendal untuk menangani perkara itu, Mirna mengaku harus turun karena berhubungan dengan etika warga Kendal. Untuk diketahui, SMA dan SMK di Jawa Tengah berada di bawah Pemerintah Provinsi.
"Dari kronologinya ditanya siapa (melempar kertas) tidak ngaku, kemudian maju 5 orang seolah tidak apa-apa, dari situ etika sudah tidak ada. Reaksi gurunya juga menenangkan dengan cara atraksi kan contoh etika tidak ada. Tidak ada nilai pendidikannya," pungkas Mirna.
Lima siswa itu pun dinasihati habis-habisan oleh Mirna di depan wali muridnya. Ujungnya para siswa itu menulis surat pernyataan tidak akan mengulanginya lagi.
"(Surat pernyataan) Ini nanti dilaporin ke dinas provinsi," kata Mirna
Sementara itu, Pak guru Joko saat ditemui di SMK NU 03 Kaliwungu enggan berkomentar panjang. Ia justru meminta maaf karena video itu viral, bahkan ia mendoakan lima murid tersebut jadi anak yang berguna bagi bangsa.
"Saya menyampaikan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas adanya beredarnya itu viral. Saya hanya berharap pada mereka supaya bisa jadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa dan jadi anak yang lebih baik lagi, sekian dan terimakasih," tegas Joko.
Namun pihak Dinas Pendidikan Jawa Tengah tetap mengambil tindakan. Pak guru Joko akan diberi pendampingan terkait cara mengajar, kepribadian, dan juga sosialnya. Perwakilan dari Pengawas SMK Dinas Pendidikan Jateng, Langgeng mengatakan pedampingan untuk Joko sudah yang kedua kalinya.
"Berkaitan cara mengajarnya, jadi memang seperti yang sudah saya tahu 2 tahun lalu. Harus diperbaiki bagaimana tertibkan siswanya, memberikan suasana belajar kondusif," kata Langgeng.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut menanggapi perkara itu dan menganggapnya sebagai sebuah cerminan sikap perilaku peserta didik yang tidak menghormati guru.
"KPAI menyayangkan aksi 'guyonan' para siswa terhadap gurunya karena mencerminkan ketidaksantunan sikap dan perilaku peserta didik terhadap sang guru," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti.
sumber : det
Tidak ada komentar