Header Ads

Lion Air JT610: Calon suami meninggal, Intan jadi pengantin sendirian

LINTAS PUBLIK, Intan Indah Syari mewujudkan pesan calon suaminya untuk tetap mengenakan gaun pengantin, meskipun kekasihnya itu meninggal dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT610.

Intan dan pasangannya, Rio Nanda Pratama, berencana melangsungkan akad nikah mereka pada 11 November 2018. Namun dua minggu sebelum hari-H, pesawat yang ditumpangi Rio, Lion Air JT-610, jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10).

"Walau sebenarnya ada kesedihan yang tak bisa kugambarkan, tapi aku harus tersenyum untukmu, tak boleh bersedih, harus tetap kuat seperti yang selalu kamu katakan padaku," kata Intan dalam akun Instagramnya.

BACA JUGA  Ini Nama Manifest Penumpang Lion Air JT610

Intan dan sahabat-sahabatnya.
Jenazah Rio berhasil diidentifikasi dari sidik jarinya, pada hari Selasa, 6 November 2018. Dua hari kemudian, jenazah pria 26 tahun itu dipulangkan ke Pangkal Pinang dan dimakamkan.

Rupanya, Rio punya pesan terakhir. Sebelum pergi, dia berpesan kepada calon istrinya bahwa jika dia tak datang, Intan harus tetap mengenakan gaun pengantinnya.

"Intan menghubungi saya dan menjelaskan bahwa dia ingin mewujudkan pesan terakhir Rio, yang meminta Intan tetap mengenakan baju akad nikah, didandan, difoto dan membawa mawar putih," kata Sheila Pebriana, pemilik Adiela Organizer, perencana acara pernikahan Intan dan Rio.

'Berusaha untuk tidak menangis'

Intan dan Rio telah menyiapkan pernikahan mereka sejak Maret 2018. Akad nikah sedianya akan dilakukan 11 November, adapun resepsinya direncanakan tanggal 23 Desember, bertepatan dengan 13 tahun hubungan keduanya.

Namun pagi itu, 11 November 2018, Intan Indah Syari dirias sebagai pengantin putri, sendirian, tanpa pengantin putra.

BACA JUGA  Lion Air JT 610 Jatuh, Menhub Datangi Crisis Center Bandara Soetta

Intan Indah Syari, dengan pakaian serba putih seperti wasiat almarhum calon suaminya.
Intan dikelilingi sahabat dekatnya, keluarganya dan keluarga Rio. Sambil dirias, mereka mencoba mengobrol dan bercanda, seperti layaknya pengantin yang sedang bersiap melakukan akad nikah.

Bedanya, teman-teman Intan dan para vendor berusaha tidak membicarakan tentang akad nikah, maupun pengantin pria.

"Sahabat-sahabat Intan dan para vendor sangat menjaga agar suasana kondusif, karena pesan Rio adalah agar Intan terlihat cantik, tidak sedih," kata Sheila. Selama proses rias, Intan nampak sangat tegar.

Beberapa kali Intan sempat tercekat dan berlinang air mata, tapi dia berusaha untuk tidak menangis.

Dia mengenakan baju putih yang sudah dipilihnya bersama Rio, dan membawa mawar putih. "Semua dikerjakan sesuai keinginan almarhum yang ingin serba putih," kata Sheila.

Adik Rio yang ikut menemani pun sempat menangis sebentar. "Saya pun sampai harus sembunyi agar Intan tidak melihat saya menangis," kata Sheila.

'Seharusnya foto berdua'

Kesedihan baru pecah pada akhir sesi foto. Intan menelepon ibunda Rio melalui video, untuk mengabarkan bahwa dia telah menjalankan wasiat terakhir Rio. "Ibunya tidak bisa bicara dan hanya menangis," kata Sheila.
Setelah itu, barulah Intan tak lagi sanggup menahan perasaannya. "Dia bilang 'harusnya foto berdua, harusnya ada Rio,' dan kami pun menangis bersama," kata Sheila.

Dia menjelaskan bahwa Rio dan Intan telah berpacaran sejak SMP, 13 tahun lalu. Setelah menjalani banyak cobaan dalam hubungan, akhirnya keduanya pun memutuskan untuk menikah. "Untuk Intan, Rio adalah cinta pertama dan satu-satunya, Intan tidak pernah menjalin hubungan dengan orang lain," kata Sheila yang juga bersekolah di SMP yang sama.
"Kami menyiapkan momen spesial ini, tapi ternyata momen spesial ini datang dengan arti yang lain, sayangnya bukan dalam suasana bahagia," kata Sheila.

Sejak akun Instagram Adiela Organizer mengunggah kisah ini, cerita Intan pun menjadi viral. Menurut Sheila, Intan tidak keberatan dengan pemberitaan media. "Dia bilang, "semoga bisa jadi inspirasi untuk orang lain," kata Sheila.

sumber  : bbc 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.