Header Ads

Penjelasan Dahnil soal Penggunaan Duit Rp 2 M untuk Kemah Pemuda

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan kegiatan dana apel dan kemah pemuda Islam 2017 diinisiasi Kemenpora. Kemenpora juga menyiapkan anggaran bagi pelaksana kegiatan yakni PP Muhammadiyah dan GP Ansor.

Setelah diperiksa sebagai saksi kasus dugaan penyimpangan dana kemah, Dahnil Anzar mengatakan inisiasi dibuatnya kegiatan bersama Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor berasal dari Menpora Imam Nahrawi. Imam, menurut Dahnil, ingin dibuatkan kegiatan bersama yang intinya dimaksudkan agar menunjukkan tidak ada konflik horizontal di masyarakat di tengah isu-isu negatif soal pemerintah.

Dahnil Anzar Simanjuntak /net
"Pada prinsipnya yang ingin kami lakukan adalah membantu pemerintah, (karena) tuduhan saat itu, Pak Jokowi anti-Islam, kriminalisasi ulama, dan kemudian karena ajakan Pak Menpora itu kami akan mengademi situasi melalui kegiatan bareng dengan GP Ansor," sambungnya.

Dari usulan kegiatan bersama itu, PP Muhammadiyah mengajukan proposal pengajian akbar di sejumlah kota, tapi belakangan kegiatan diubah menjadi apel dan kemah pemuda Islam di Prambanan.

"Kemudian dari situ, dari proposal yang disampaikan oleh timnya Mas Fanani (Ahmad Fanani), mewakili Pemuda Muhammadiyah, itu Pemuda Muhammadiyah diberikan fasilitasi untuk memobilisasi peserta sekitar Rp 2 miliar. Nah sedangkan GP Ansor Rp 3,5 miliar," ujarnya.

Karena itu, Dahnil kecewa terhadap panggilan polisi yang seakan-akan terjadi dugaan tindak pidana korupsi. "Ada beberapa masalah yang bagi saya menyakitkan. Hari ini dipanggil tuduhan melakukan korupsi. Padahal sejak awal, komitmen kami ingin membantu pemerintah karena tuduhan anti-Islam segala macam, supaya meredam konflik horizontal dan macam-macam. Itu kemudian jawab dengan niat baik. Ternyata kami dituduh macam-macam," paparnya

Sementara itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Ahmad Fanani, yang juga diperiksa sebagai saksi, menegaskan perubahan kegiatan berasal dari Kemenpora. Fanani saat itu mewakili PP Pemuda Muhammadiyah sebagai ketua kegiatan apel dan kemah di Prambanan pada 2017.

Pihaknya mengajukan usulan pengajian akbar di beberapa kota. Tapi Kemenpora menyatakan ingin kegiatan dipusatkan di satu lokasi.

"Akhirnya sekali lagi karena iktikad baik kami, kami ikuti lagi. Sebenarnya di kontrak awal agendanya sebagaimana yang kami ajukan, yaitu pengajian akbar di beberapa kota itu. Perubahan kegiatan sehingga realisasinya apel akbar di Prambanan atas konfirmasi dengan Menpora dan permintaan dan dorongan dari Kemenpora dan teman-teman Ansor," sambungnya.

Biaya kegiatan ini difasilitasi Kemenpora. Tapi saat itu, Pemuda Muhammadiyah ingin pengelolaan anggaran dilakukan pihak ketiga, tidak langsung pelaksana kegiatan.

"Ternyata alokasi anggaran dari Kemenpora itu langsung alokasinya untuk organisasi kepemudaan, jadi itu harus masuk ke kami. Setelah itu, kami diskusikan kembali, kemudian kami coba minimalisir risiko," sambungnya.

Dana itu pun digunakan Pemuda Muhammadiyah untuk memobilisasi massa ke apel dan kemah pemuda Islam. "Pemuda Muhammadiyah hanya praktis anggaran untuk mobilisasi massa saja karena Menpora pengennya acara 'wah', dalam satu momen tertentu menghadirkan massa acara yang banyak dan terutama dalam hal ini karena yang simbolik Pemuda Muhammadiyah dan Ansor elemen utamanya Banser dan Kokam dihadiri oleh presiden," papar Fanani.

sumber  : posk 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.