Header Ads

Thompson Hs, 16 Tahun Merevitalisasi Opera Batak

Sejak mulai merevitalisasi opera Batak secara intens 16 tahun silam, ada banyak hal yang menjadi refleksi Thompson Hutasoit, yang akrab dipanggil Thompson Hs, Direktur Artistik Pusat Latihan Opera Batak (PLOt). Antara lain, bagaimana memastikan opera Batak tetap mengemban fungsi transformasi pengetahuan tradisi.

"Transformasi dimaksud sebagai cara untuk mendapatkan regenerasi seniman opera Batak yang fasih membaca budaya sebagai sebuah gerakan diplomasi," kata Thompson Hs saat berbincang-bincang , Sabtu sore (3/11/2018).

BACA JUGA  Lestarikan Keindahan Danau Toba, Marga Sitohang Tanam Pohon Buah-buahan


Peraih Anugerah Kebudayaan dari Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan tahu 2016 ini menyesalkan ada pikiran-pikiran sebagian masyarakat yang menganggap revitalisasi opera Batak yang dilakukannya sekadar mencari uang. Padahal nyatanya mereka yang memiliki banyak uang juga tidak memberikan apa-apa untuk kebudayaan mereka.

"Di internal komunitas, tantangan itu juga saya hadapi. Mereka yang bermindset proyek itu datang dan pergi, tidak memahami konsep revitalisasi," kata pria kelahiran 12 September 1968 ini.

Disinggung soal gambaran ideal opera Batak di masa mendatang, mahasiswa stambuk 1987 jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Sumatra Utara (USU) ini berharap, ada sebuah gedung pertunjukan yang khusus merepresentasikan khasanah seni-budaya di Medan maupun di sekitar Kawasan Danau Toba.

"Saya juga membayangkan penonton opera Batak ditonton masyarakat dunia. Itu adalah bagian dari upaya diplomasi budaya yang saya cita-citakan. Diplomasi budaya itu adalah bentuk penguatan apresiasi tradisi sekaligus perlawanan kepada kekuasaan politik yang cenderung menghancurkan nilai-nilai tradisi," ungkapnya.

sumber  : MB 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.