Ditolak Masuk Pasar, Sandi Dinilai Bersandiwara
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Calon wakil presiden Sandiaga Uno dituding memainkan strategi playing victim, yakni strategi seolah menjadi korban dalam situasi tertentu untuk meraih simpati.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily melihat strategi tersebut dalam insiden poster penolakan terhadap Sandi saat blusukan di Pasar Kota Pinang, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
“Kami tegaskan bahwa terlalu kentara bahwa itu sandiwara. Coba kita lihat secara seksama video yang beredar, bahwa ada orang yang disuruh, mengaku untuk memasang tulisan itu. Itu kan jelas sekali bahwa itu bagian dari victim player,” katanya di Posko Cemara, Jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
Ace melihat penolakan melalui tulisan tersebut terlihat sebagai drama yang diatur melalui skenario. Dia pun menyindir Sandi agar membuat sandiwara yang lebih baik agar tidak terlalu kentara sedang berpura-pura.
“Kami ingin tegaskan bahwa, ya boleh lah kita berskenario, tapi harus lebih canggih, lebih kreatif untuk membuat skenario itu. Menurut saya lebih kreatif untuk berkampanye sehingga tidak terlihat mencari simpati dengan cara-cara seperti begitu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, politisi Partai Golkar cara mencari simpati dengan sandiwara seperti yang dilakukan Sandi malah menimbulkan masalah baru.
Poster penolakan di Pasar Kota Pinang yang dipasang salah satu pedagang.
“Mencari simpati misalnya, menyelesaikan masalah. Bukan justru, menimbulkan masalah. Benar apa yang dikatakan oleh Pak Jokowi ada orang datang ke pasar-pasar, kemudian membuat gaduh dipasar, beli juga nggak. Setelah itu balik. Saya kira, itu salah satu narasi yang nyata-nyata terjadi. Pasar itu hanya sebagai komoditas politik belaka,” pungkas Ace.
Sebelumnya saat blusukan di Pasar Kota Pinang, Labuhan Batu, Sumatera Utara, Selasa (11/12/2018), Sandi disambut sebuah poster bertulis ‘Pak Sandiaga Uno, Sejak Kecil Kami Sudah Bersahabat Jangan Pisahkan Kami Gara-gara Pilpres. Pulanglah’! Melihat tulisan tersebut Sandi lalu bertanya apalah kehadirannya ditolak, massa yang didominasi ibu-ibu menjawab serentak ‘tidak’.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu kemudian mencari orang yang memasang tulisan bernama Drijon Sihotang. Saat berdialog dengan, tiba-tiba istri Drijon mengaku ada orang yang menyuruh memasang tulisan penolakan dengan iming-iming imbalan. Namun Drijon membantah pernyataan istrinya.
sumber : posk
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily melihat strategi tersebut dalam insiden poster penolakan terhadap Sandi saat blusukan di Pasar Kota Pinang, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
“Kami tegaskan bahwa terlalu kentara bahwa itu sandiwara. Coba kita lihat secara seksama video yang beredar, bahwa ada orang yang disuruh, mengaku untuk memasang tulisan itu. Itu kan jelas sekali bahwa itu bagian dari victim player,” katanya di Posko Cemara, Jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
Ace melihat penolakan melalui tulisan tersebut terlihat sebagai drama yang diatur melalui skenario. Dia pun menyindir Sandi agar membuat sandiwara yang lebih baik agar tidak terlalu kentara sedang berpura-pura.
“Kami ingin tegaskan bahwa, ya boleh lah kita berskenario, tapi harus lebih canggih, lebih kreatif untuk membuat skenario itu. Menurut saya lebih kreatif untuk berkampanye sehingga tidak terlihat mencari simpati dengan cara-cara seperti begitu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, politisi Partai Golkar cara mencari simpati dengan sandiwara seperti yang dilakukan Sandi malah menimbulkan masalah baru.
Poster penolakan di Pasar Kota Pinang yang dipasang salah satu pedagang.
“Mencari simpati misalnya, menyelesaikan masalah. Bukan justru, menimbulkan masalah. Benar apa yang dikatakan oleh Pak Jokowi ada orang datang ke pasar-pasar, kemudian membuat gaduh dipasar, beli juga nggak. Setelah itu balik. Saya kira, itu salah satu narasi yang nyata-nyata terjadi. Pasar itu hanya sebagai komoditas politik belaka,” pungkas Ace.
Sebelumnya saat blusukan di Pasar Kota Pinang, Labuhan Batu, Sumatera Utara, Selasa (11/12/2018), Sandi disambut sebuah poster bertulis ‘Pak Sandiaga Uno, Sejak Kecil Kami Sudah Bersahabat Jangan Pisahkan Kami Gara-gara Pilpres. Pulanglah’! Melihat tulisan tersebut Sandi lalu bertanya apalah kehadirannya ditolak, massa yang didominasi ibu-ibu menjawab serentak ‘tidak’.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu kemudian mencari orang yang memasang tulisan bernama Drijon Sihotang. Saat berdialog dengan, tiba-tiba istri Drijon mengaku ada orang yang menyuruh memasang tulisan penolakan dengan iming-iming imbalan. Namun Drijon membantah pernyataan istrinya.
sumber : posk
Tidak ada komentar