Kronologi OTT Bupati Cianjur Tersangka Pemerasan Kepsek SMP
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar ditetapkan sebagai tersangka pemerasan kepala sekolah menengah pertama (SMP) terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan. Diduga Rivano cs menerima 14,5 persen dari total Rp 46,8 miliar DAK Pendidikan Kabupaten Cianjur.
Selain Bupati Cianjur, tiga orang tersangka lainnya adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Cecep Sobandi (CS), Kepala Bidang SMP Rosidin (Ros), dan TSC, kakak ipar Bupati Cianjur.
Berikut kronologi OTT Bupati Cianjur
- Pada Rabu, 12 Desember, pukul 05.00 WIB, KPK mengidentifikasi terjadinya perpindahan uang dari mobil Rosidin yang dibawa sopir ke mobil Cecep Sobandi (CS) yang telah dikemas dalam kardus berwarna cokelat.
- Tim KPK mengetahui kardus yang dibawa di mobil Rosidin tersebut berisi uang yang sebelumnya telah dikumpulkan dari sejumlah kepala SMP di Cianjur
- Tim KPK mengamankan dua orang, yakni Cecep Sobandi dan sopir, di halaman Masjid Agung Cianjur.
- Pukul 05.17 WIB, tim mengamankan Rosidin di rumahnya
- Pukul 05.37 WIB, tim KPK bergerak ke rumah pribadi Bendahara MKKS Cianjur berinisial T dan Ketua MKKS Cianjur berinisial R dan mengamankan keduanya di rumah masing-masing
- Sekitar pukul 06.30 WIB, tim KPK memasuki pendopo Bupati dan mengamankan Bupati Cianjur di rumah dinasnya tersebut.
- Kemudian tim mengamankan kepala seksi berinisial B di sebuah hotel di Cipanas pada pukul 12.05 WIB.
"Diduga Bupati Cianjur bersama sejumlah pihak telah meminta, menerima, atau memotong pembayaran terkait dana Alokasi Khusus Pendidikan Kabupaten Cianjur tahun 2018 sebesar 14,5 persen dari total Rp 46,8 miliar," kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam jumpa pers di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Rabu (12/12/2018).
Menurut KPK, T dan R, yang menjabat pengurus MKKS Cianjur, diduga berperan menagih fee dari DAK Pendidikan kepada sekitar 140 kepala sekolah yang telah menerima DAK tersebut.
Basaria menyebut, dari sekitar 200 SMP yang mengajukan alokasi DAK, ada 140 SMP di Cianjur yang disetujui.
"Diduga alokasi fee terhadap IRM, Bupati Cianjur, adalah 7 persen dari alokasi DAK," papar Basaria.
sumber : det
Selain Bupati Cianjur, tiga orang tersangka lainnya adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Cecep Sobandi (CS), Kepala Bidang SMP Rosidin (Ros), dan TSC, kakak ipar Bupati Cianjur.
Petugas KPK menunjukkan barang bukti duit hasil pemerasan Bupati Cianjur disaksikan Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan, Rabu (12/12/2018).net |
- Pada Rabu, 12 Desember, pukul 05.00 WIB, KPK mengidentifikasi terjadinya perpindahan uang dari mobil Rosidin yang dibawa sopir ke mobil Cecep Sobandi (CS) yang telah dikemas dalam kardus berwarna cokelat.
- Tim KPK mengetahui kardus yang dibawa di mobil Rosidin tersebut berisi uang yang sebelumnya telah dikumpulkan dari sejumlah kepala SMP di Cianjur
- Tim KPK mengamankan dua orang, yakni Cecep Sobandi dan sopir, di halaman Masjid Agung Cianjur.
- Pukul 05.17 WIB, tim mengamankan Rosidin di rumahnya
- Pukul 05.37 WIB, tim KPK bergerak ke rumah pribadi Bendahara MKKS Cianjur berinisial T dan Ketua MKKS Cianjur berinisial R dan mengamankan keduanya di rumah masing-masing
- Sekitar pukul 06.30 WIB, tim KPK memasuki pendopo Bupati dan mengamankan Bupati Cianjur di rumah dinasnya tersebut.
- Kemudian tim mengamankan kepala seksi berinisial B di sebuah hotel di Cipanas pada pukul 12.05 WIB.
"Diduga Bupati Cianjur bersama sejumlah pihak telah meminta, menerima, atau memotong pembayaran terkait dana Alokasi Khusus Pendidikan Kabupaten Cianjur tahun 2018 sebesar 14,5 persen dari total Rp 46,8 miliar," kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam jumpa pers di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Rabu (12/12/2018).
Menurut KPK, T dan R, yang menjabat pengurus MKKS Cianjur, diduga berperan menagih fee dari DAK Pendidikan kepada sekitar 140 kepala sekolah yang telah menerima DAK tersebut.
Basaria menyebut, dari sekitar 200 SMP yang mengajukan alokasi DAK, ada 140 SMP di Cianjur yang disetujui.
"Diduga alokasi fee terhadap IRM, Bupati Cianjur, adalah 7 persen dari alokasi DAK," papar Basaria.
sumber : det
Tidak ada komentar