Header Ads

Ponakan Lemas Dicabuli Juga Akhirnya Pakde Ikutan Lemas

JADI pakde, Hidayat Pesek, 46, ternyata tak bisa kendalikan nafsu. Melihat ponakan dalam kondisi lemas karena diare, eh…..tega-teganya main paksa untuk berbuat cabul. Padahal selesai melepas nafsunya, Hidayat Pesek ikutan tergolek lemas di samping ponakan. Ny. Karmi, 38, yang tak terima mengadu ke suami.

Pakde atau paklik, biasanya menjadi tempat pengayoman ponakan dan prunan. Dia sangat sayang pada anak daripada adik ataupun kakaknya. Tapi di era gombalisasi ini banyak paman dan pakde yang berkoalisi dengan setan, sehingga ponakan pun dimakan. Saat berbuat benar-benar kesetanan.Tapi setelah puas dan kemudian ditangkap polisi, barulah menyesal dan mengaku khilaf.



Hidayat Pesek warga Slahung Kabupaten Ponorogo (Jatim), rupanya termasuk pakde yang nafsunya gede. Sesuai dengan namanya, hidungnya memang mancung ke dalam, tapi “burung”-nya selalu “mancung” ke luar! Paling kurang ajar dan di luar nalar, dia kok bisa bernafsu melihat Ny. Karmi yang terhitung masih ponakan sendiri. Asal melihat Karmi, otaknya langsung ngeres. “Biar emak-emak, sepertinya masih enak,” begitu khayalannya.

Apanya yang enak, memangnya lodok (bumbu rujak) ayam? Nggak tahulah, yang jelas Hidayat Pesek ini selalu membatin, kapan bisa mencicipi tubuh mulus Ny.Karmi. Kenapa kok masih nginceng ponakan terus, kan sudah punya istri yang siap memberi pelayanan kapan saja, kecuali hari Minggu dan libur nasional. Kata Hidayat Pesek, tiap hari makan pakai sayur lodeh melulu, bosan! Sekali-sekali pengin sayur asem atau sayur oseng-oseng.

Beberapa hari lalu dia main ke rumah Karmi. Serba kebetulan jadinya. Pas suami Karmi tak di rumah, pas ponakan sakit lemas karena kena diare. “Kenapa kamu Mi?” kata Pakde Hidayat Pesek. Karmi pun menjawab sedang sakit, badan lemas sekali karena terkena diare. Tapi Hidayat Pesek bukan mencoba carikan obat, malah merasa ada kesempatan untuk melampiaskan nafsu bejadnya.

Tanpa kata dan bujuk rayu lagi, Karmi langsung disergap. Karena tubuh sedang lemas tak berternaga, dia tak mampu melawan. Hidayat Pesek pun melampiaskan nafsunya dengan bebasnya, dan akhiirnya ikutan tergolek lemas di samping ponakan.

Setelah pulih otot bebayu (tenaga)-nya, Hidayat Pesek nyelonong pergi. Sebaliknya Karmi, untuk sementara dia menahan diri atas kelakuan sang paman. Tapi seminggu kemudian saat badannya sudah sehat, dia mengadu pada suami akan kelakuan Pakde Hidayat Pesek. Tentu saja Kastono, 40, tidak terima dan segera melapor ke Polsek Slahung.

Hari itu juga dia ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengaku khilaf dan sangat menyesal. Dia berjanji tidak akan mengulangi lagi. Anak cucu nanti jangan sampai ada yang niru.

Ngomong bisa, tapi prakteknya nol!

sumber  : posk 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.