Ahok Minta Dipaggil BTP, Ini Kata Pakar Restructure Nama
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok baru-baru ini diketahui kembali menulis sebuah surat dari dalam Mako Brimob. Surat yang ditulis oleh mantan guberbur DKI Jakarta ini kemudian menjadi viral pasca diunggah ke Twitter dan juga Instagram pribadinya.
Siapa sangka, dalam surat tersebut Ahok nyatanya menulis kalimat-kalimat yang menyentuh, termasuk mengutarakan keinginannya untuk tidak lagi dipanggil dengan nama "Ahok". Menjelang bagian akhir surat tersebut, Ahok menyampaikan keinginannya untuk dipanggil dengan sebutan "BTP".
Sebetulnya, ada apa dengan nama Ahok? Apa itu ada pengaruhnya dengan kekuatan namanya?
Ni Kadek Hellen Kristy Winatasari, pakar Restructure Nama dengan latar belakang psikologi, menjelaskan banyak yang masih belum memahami kekuatan nama. Baik itu nama manusia (bayi maupun dewasa), nama usaha, nama produk, dan lain-lain. Pada kenyataannya nama adalah salah satu faktor utama yang berhubungan erat dengan kesuksesan (orang, perusahaan, produk).
Nama adalah doa, dan doa mutlak diperlukan manusia. Manusia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sekarang dan yang akan datang, padahal manusia selalu menginginkan keberhasilan dalam mencapai apa yang diinginkannya sekarang dan yang akan datang.
"Karena itu peranan nama dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Karena nama berhubungan erat dengan jalan hidup seseorang," ungkap Kadek dalam keterangan pers yang diterima Senin (21/1).
Sedangkan mengenai nama Ahok, Kadek menilai nama tersebut memang tidak baik. Nama Ahok ini memberikan vibrasi negatif yang akan menarik hal-hal atau kejadian buruk kepada pemilik nama seperti perceraian, dikhianati rekan maupun keluarga, mengalami masalah hukum hingga kehancuran yang signifikan.
Dan jika nama ini terus dipakai, diyakini tahun 2019 bisa jadi memiliki potensi terjadinya masalah besar lagi pada mantan wakil gubernur DKI ini. Penjelasan ini pun sudah pernah di beritakan berbagai media sebelum Ahok mengalami masa-masa sulitnya.
"Analisis ini bukan ramalan, akan tetapi prediksi yang didasari dengan perhitungan dan data empiris. Berdasarkan penelitian, prediksi dari nama ini sangat signifikan untuk terjadi," jelas Kadek.
Sedangkan Nama Basuki Tjahaja Purnama, lanjut dia, kekuatannya ada pada parameter aktualisasi yang sangat tinggi. Seseorang yang memiliki nama dengan aktualisasi tinggi akan mampu mencapai kesuksesan di atas rata-rata.
Selain itu Nama Basuki Tjahaja Purnama juga memiliki vibrasi yang sangat positif yakni sangat peduli dengan sesama, senantiasa berusaha bersikap baik pada semua orang, seorang yang dermawan, pencinta sesama, memiliki kepekaan sosial, peduli akan keadaan, dan memiliki idealisme yang tinggi.
Peluang terbesar kesuksesan bagi Basuki Tjahaja Purnama adalah dengan mendirikan usaha yang bertujuan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk sesama. Hidup dengan didasari prinsip bahwa semakin banyak memberi, semakin banyak pula akan menerima.
Kadek berpendapat nama BTP cukup baik sebagai panggilan. Nama itu memberikan vibrasi positif. Suatu permulaan baru, biasanya diawali oleh suatu proyek-proyek utama, suatu relokasi, perubahan karier, atau langkah penting serupa.
Nama itu juga diyakini akan banyak membawa keberuntungan, berpotensi sukses dan kuat. Nama BTP memberikan vibrasi harmoni, pembawa perdamaian, kebijaksaan, mampu melihat semua hal dengan sudut pandang positif.
"Panggil saja dengan BTP sebagai panggilannya, itu saran saya. Jangan dipanggil Pak Ahok lagi. Sama seperti Pak Joko Widodo, jangan panggil Jokowi lagi," tutup Kadek.
sumber : BS/ID
Siapa sangka, dalam surat tersebut Ahok nyatanya menulis kalimat-kalimat yang menyentuh, termasuk mengutarakan keinginannya untuk tidak lagi dipanggil dengan nama "Ahok". Menjelang bagian akhir surat tersebut, Ahok menyampaikan keinginannya untuk dipanggil dengan sebutan "BTP".
Sebetulnya, ada apa dengan nama Ahok? Apa itu ada pengaruhnya dengan kekuatan namanya?
Ni Kadek Hellen Kristy Winatasari, pakar Restructure Nama dengan latar belakang psikologi, menjelaskan banyak yang masih belum memahami kekuatan nama. Baik itu nama manusia (bayi maupun dewasa), nama usaha, nama produk, dan lain-lain. Pada kenyataannya nama adalah salah satu faktor utama yang berhubungan erat dengan kesuksesan (orang, perusahaan, produk).
Nama adalah doa, dan doa mutlak diperlukan manusia. Manusia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sekarang dan yang akan datang, padahal manusia selalu menginginkan keberhasilan dalam mencapai apa yang diinginkannya sekarang dan yang akan datang.
"Karena itu peranan nama dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Karena nama berhubungan erat dengan jalan hidup seseorang," ungkap Kadek dalam keterangan pers yang diterima Senin (21/1).
Sedangkan mengenai nama Ahok, Kadek menilai nama tersebut memang tidak baik. Nama Ahok ini memberikan vibrasi negatif yang akan menarik hal-hal atau kejadian buruk kepada pemilik nama seperti perceraian, dikhianati rekan maupun keluarga, mengalami masalah hukum hingga kehancuran yang signifikan.
Dan jika nama ini terus dipakai, diyakini tahun 2019 bisa jadi memiliki potensi terjadinya masalah besar lagi pada mantan wakil gubernur DKI ini. Penjelasan ini pun sudah pernah di beritakan berbagai media sebelum Ahok mengalami masa-masa sulitnya.
"Analisis ini bukan ramalan, akan tetapi prediksi yang didasari dengan perhitungan dan data empiris. Berdasarkan penelitian, prediksi dari nama ini sangat signifikan untuk terjadi," jelas Kadek.
Sedangkan Nama Basuki Tjahaja Purnama, lanjut dia, kekuatannya ada pada parameter aktualisasi yang sangat tinggi. Seseorang yang memiliki nama dengan aktualisasi tinggi akan mampu mencapai kesuksesan di atas rata-rata.
Selain itu Nama Basuki Tjahaja Purnama juga memiliki vibrasi yang sangat positif yakni sangat peduli dengan sesama, senantiasa berusaha bersikap baik pada semua orang, seorang yang dermawan, pencinta sesama, memiliki kepekaan sosial, peduli akan keadaan, dan memiliki idealisme yang tinggi.
Peluang terbesar kesuksesan bagi Basuki Tjahaja Purnama adalah dengan mendirikan usaha yang bertujuan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk sesama. Hidup dengan didasari prinsip bahwa semakin banyak memberi, semakin banyak pula akan menerima.
Kadek berpendapat nama BTP cukup baik sebagai panggilan. Nama itu memberikan vibrasi positif. Suatu permulaan baru, biasanya diawali oleh suatu proyek-proyek utama, suatu relokasi, perubahan karier, atau langkah penting serupa.
Nama itu juga diyakini akan banyak membawa keberuntungan, berpotensi sukses dan kuat. Nama BTP memberikan vibrasi harmoni, pembawa perdamaian, kebijaksaan, mampu melihat semua hal dengan sudut pandang positif.
"Panggil saja dengan BTP sebagai panggilannya, itu saran saya. Jangan dipanggil Pak Ahok lagi. Sama seperti Pak Joko Widodo, jangan panggil Jokowi lagi," tutup Kadek.
sumber : BS/ID
Tidak ada komentar