Reaksi Keluarga Pembunuhan Guru Cantik SMP Cinta Rakyat : Geram dan Hukum Mati Saja
LINTAS PUBLIK-SIMALUNGUN, Rekonstruksi pembunuhan guru cantik Elfi Manik (25), yang sehari-hari mengajar bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Cinta Rakyat 2 Kota Pematangsiantar membuat air mata keluarga dan rekan kerja korban tak terbendung.
Saat proses rekontruksi pada Jumat pagi, (18/1/2018) di Asrama Polisi Jalan Sangnaualuh, sembari mengeluarkan air mata, keluarga dan kerabat korban mengecam keras tindakan tersangka Yewalson Sijabat.
BACA JUGA 32 Adegan Pembunuhan Guru Cantik SMP Cinta Rakyat 2 Pematangsiantar
Seperti Lena Manihuruk (32) rekan kerja korban, warga Sibatu-batu, Jalan Pisang Kipas, Kelurahan Basorma, Kecamatan Siantar Sitalasari ini mengatakan, ia dan korban Elfi Manik (25) merupakan teman dekat.
"Kami memang dekat sekali. Memang bapa tuanya (Abang Ayah Korban) satu kampung dengan saya dan sangat kompak dan sudah saya anggap abang. Makanya hubungan kami di sekolah baik,"ujar Lena.
Kekuatiran Lena berawal ketika korban Elfi Manik tidak masuk mengajar pada hari Jumat, saat itu ia langsung mengcek rumahnya dan ditemukan kerabu, darah berceceran di rumah korban. Melihat itu, dirinya sudah berpikiran korban dibunuh.
"Kami juga tidak menyangka kalau dihari Jumat itu dia tidak masuk sekolah, kami pikir entah kenapa, hari sabtu itu bapa tuanya datang kerumah. Sekolah do boru hita (sekolahnya anak perempuan kita), saya bilang tidak. Sudah enggak enak perasaan saya, entah mati atau dibunuh orang, seperti itulah," ujarnya.
Sambung wanita yang tengah berbadan dua itu. Ia sempat menelepon teman satu kerjanya dan menyuruh untuk mendatangi rumah Elfi guna melihat keberadannya.
"Saat dilihat kerumahnya sudah ada darah, rambut, kerabu sebelah disitu. Oh berarti sudah kasus pembunuhan dan langsung itu dalam benak saya," ucapnya.
Ketika disinggung, rekontruksi telah dilaksanakan dan bagai mana perasaannya?. Lena Manihuruk merasa tidak tega melihat temannya tewas dibunuh.
"Ya kalau kita melihat tentu sebagai manusia biasa kita ciptaan Tuhan, kita merasa tidak enak dengan seperti itu. Sedangkan hewan ayam kita perilahara sendiri kita potong pun, perasaan kita tidak tega apalagi manusia yang diciptakan Tuhan," ujarnya.
"Kesan saya terhadap Elfi. Orangnya baik, merasa kehilangan lah, kalau ada tugas kami kerjakan bersama. Kita serahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib,"ucapnya dengan nada sedih.
Sementara itu, tetangga korban Risken Panjaitan mengatakan sangat geram dengan perbuatan tersangka Yewalson Sijabat. Dengan nada tegas, ia meminta tersangka pembunuhan dihukum mati saja.
"Geram, hukum mati lah itu pak. Selama ini tidak pernah kejadian seperti ini dikampung kami. Hukuman yang pantas hukuman mati,"tegas Riksen.
Penulis : franki
Editor : tagor
Saat proses rekontruksi pada Jumat pagi, (18/1/2018) di Asrama Polisi Jalan Sangnaualuh, sembari mengeluarkan air mata, keluarga dan kerabat korban mengecam keras tindakan tersangka Yewalson Sijabat.
BACA JUGA 32 Adegan Pembunuhan Guru Cantik SMP Cinta Rakyat 2 Pematangsiantar
Keluarga dan kerabat alm. Elfi Manik (25), korban pembunuhan dengan tersangka Yewalson Sijabat. |
"Kami memang dekat sekali. Memang bapa tuanya (Abang Ayah Korban) satu kampung dengan saya dan sangat kompak dan sudah saya anggap abang. Makanya hubungan kami di sekolah baik,"ujar Lena.
Kekuatiran Lena berawal ketika korban Elfi Manik tidak masuk mengajar pada hari Jumat, saat itu ia langsung mengcek rumahnya dan ditemukan kerabu, darah berceceran di rumah korban. Melihat itu, dirinya sudah berpikiran korban dibunuh.
"Kami juga tidak menyangka kalau dihari Jumat itu dia tidak masuk sekolah, kami pikir entah kenapa, hari sabtu itu bapa tuanya datang kerumah. Sekolah do boru hita (sekolahnya anak perempuan kita), saya bilang tidak. Sudah enggak enak perasaan saya, entah mati atau dibunuh orang, seperti itulah," ujarnya.
Sambung wanita yang tengah berbadan dua itu. Ia sempat menelepon teman satu kerjanya dan menyuruh untuk mendatangi rumah Elfi guna melihat keberadannya.
"Saat dilihat kerumahnya sudah ada darah, rambut, kerabu sebelah disitu. Oh berarti sudah kasus pembunuhan dan langsung itu dalam benak saya," ucapnya.
Ketika disinggung, rekontruksi telah dilaksanakan dan bagai mana perasaannya?. Lena Manihuruk merasa tidak tega melihat temannya tewas dibunuh.
"Ya kalau kita melihat tentu sebagai manusia biasa kita ciptaan Tuhan, kita merasa tidak enak dengan seperti itu. Sedangkan hewan ayam kita perilahara sendiri kita potong pun, perasaan kita tidak tega apalagi manusia yang diciptakan Tuhan," ujarnya.
"Kesan saya terhadap Elfi. Orangnya baik, merasa kehilangan lah, kalau ada tugas kami kerjakan bersama. Kita serahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib,"ucapnya dengan nada sedih.
Sementara itu, tetangga korban Risken Panjaitan mengatakan sangat geram dengan perbuatan tersangka Yewalson Sijabat. Dengan nada tegas, ia meminta tersangka pembunuhan dihukum mati saja.
"Geram, hukum mati lah itu pak. Selama ini tidak pernah kejadian seperti ini dikampung kami. Hukuman yang pantas hukuman mati,"tegas Riksen.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar