Waspada DBD, Pemprov DKI Siapkan 160 Rumah Sakit
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Mengantisipasi penyebaran virus demam berdarah dengue (DBD), Pemprov DKI Jakarta menyiagakan 160 rumah sakit milik pemerintah dan swasta merawat korban DBD. Sebab, ada tiga wilayah yang rawan DBD.
Untuk mencegah penyebaran, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga mewaspadai DBD tersebut.
“Hindari genangan air di rumah dan lingkungan. Agar nyamuk penyebar DPD tidak berkembang biak, “kata Anies, Senin (21/1/2019).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan terdapat tiga wilayah yang paling diwaspadai rawan DBD. Tiga wilayah itu adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
“Sebenarnya semua wilayah terpantau, tapi tiga kota yang paling utama harus diwaspadai adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur,” kata Widyastuti.
Widyastuti menjelaskan, pemprov sudah memiliki sistem peringatan dini berdasarkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sebab, faktor utama adanya penyakit DBD dipengaruhi oleh perubahan cuaca.
Mengantisipasi segala hal, pihaknya telah berkoordinasi dengan 160 Rumah Sakit (RS). Mereka harus menginput data 1x24jam. “Januari-Maret itu adalah prediksi gambaran 3 bulan ke depan hasil pemodelan antara data yang kita punya tiga tahun terakhir dengan iklim yang dipunya BMKG,” jelas dia.
Kasus DBD di DKI Jakarta dari Januari hingga 31 Desember 2018 tercatat sebanyak 2.947 kasus DBD. Sementara, tingkat insidennya adalah 28,15 per 100 ribu penduduk.
Pada 2018, diketahui wilayah yang memiliki IR tertinggi di Jakarta adalah Kepulauan Seribu, dengan data 41,4 per 100 ribu penduduk. Lalu, disusul Kota Jakarta Barat sebesar 37,0 per 100 ribu penduduk.
Sementara pada 2017, dilaporkan terdapat sebanyak 3.362 kasus DBD di DKI Jakarta dengan IR sebesar 32,41 per 100 ribu penduduk. Kemudian, pada 2016 tercatat 20.432 dengan dengan IR 198,80 per 100 ribu penduduk.
sumber : posk
Untuk mencegah penyebaran, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga mewaspadai DBD tersebut.
“Hindari genangan air di rumah dan lingkungan. Agar nyamuk penyebar DPD tidak berkembang biak, “kata Anies, Senin (21/1/2019).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan terdapat tiga wilayah yang paling diwaspadai rawan DBD. Tiga wilayah itu adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
“Sebenarnya semua wilayah terpantau, tapi tiga kota yang paling utama harus diwaspadai adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur,” kata Widyastuti.
Widyastuti menjelaskan, pemprov sudah memiliki sistem peringatan dini berdasarkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sebab, faktor utama adanya penyakit DBD dipengaruhi oleh perubahan cuaca.
Mengantisipasi segala hal, pihaknya telah berkoordinasi dengan 160 Rumah Sakit (RS). Mereka harus menginput data 1x24jam. “Januari-Maret itu adalah prediksi gambaran 3 bulan ke depan hasil pemodelan antara data yang kita punya tiga tahun terakhir dengan iklim yang dipunya BMKG,” jelas dia.
Kasus DBD di DKI Jakarta dari Januari hingga 31 Desember 2018 tercatat sebanyak 2.947 kasus DBD. Sementara, tingkat insidennya adalah 28,15 per 100 ribu penduduk.
Pada 2018, diketahui wilayah yang memiliki IR tertinggi di Jakarta adalah Kepulauan Seribu, dengan data 41,4 per 100 ribu penduduk. Lalu, disusul Kota Jakarta Barat sebesar 37,0 per 100 ribu penduduk.
Sementara pada 2017, dilaporkan terdapat sebanyak 3.362 kasus DBD di DKI Jakarta dengan IR sebesar 32,41 per 100 ribu penduduk. Kemudian, pada 2016 tercatat 20.432 dengan dengan IR 198,80 per 100 ribu penduduk.
sumber : posk
Tidak ada komentar