PSI Sesalkan Penolakan Pemakaman Karena Beda Agama di Mojokerto
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyesalkan adanya penolakan pemakaman seorang penganut agama Kristen di Desa Ngares Kidul, Mojokerto, Jawa Tengah di pemakaman umum desa. Juru Bicara PSI Bidang Toleransi Keagamaan, Mohamad Guntur Romli mengatakan peristiwa itu fenomena baru yang menjadi dampak menguatnya intoleransi di negeri ini.
“Ini fenomena baru, ada penolakan pemakaman terhadap yang berbeda agama, bahkan yang hanya beda partai politik seperti yang pernah terjadi di Gorontalo, ini menunjukkan intoleransi sudah mulai merebak di basis-basis kultural, ini menyedihkan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2/2019).
“Sebelum ini pemakaman umum untuk semua pemeluk agama yang dibedakan hanya kavling dan pagar saja” imbuh Caleg DPR RI dapil Jatim III yang meliputi Situbondo Bondowoso Banyuwangi itu.
Guntur mencontohkan di Desa Wonorejo, Situbondo, Jawa Timur ada kompleks makam lintas agama, muslim dan Kristen dikubur berdampingan dan tidak ada menjadi masalah. Fenomena penolakan pemakaman karena beda keyakinan itu menurutnya persoalan serius. Guntur menyebut insiden itu mengancam sikap toleransi bagi Indonesia.
“Semestinya Pemerintah Daerah memfasilitasi semua warganya, kalau soal pemakaman saja ribut seperti itu ini akan menjadi ancaman serius bagi masa depan toleransi di negri ini,” tandasnya.
Lebih lanjut, aktivis muda NU itu menjelaskan ajaran Islam mengajarkan sikap saling menghormati. Hal itu, imbuhnya pernah diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat-sahabatnya.
“Dalam ajaran Islam, semua manusia dihormati, meskipun sudah menjadi mayat, kan ada hadits sangat terkenal saat ada iringan jenazah Yahudi lewat Nabi Muhammad Saw berdiri untuk menghormati, saat sahabatnya ‘protes’ , Nabi Muhammad menjawab ‘bukankah ia juga manusia?’ karena kemuliaan manusia oleh langsung diberi Sang Pencipta, dalam Surat Al-Isra’ ayat 70 Allah Swt memuliakan anak-anak Adam” jelas Guntur.
Diketahui makam Nunuk Suwartini di Desa Ngareskidul, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto akan direlokasi. Pasalnya sejumlah oramg tidak menginginkan Nunuk dikuburkan di TPU itu karena Nunuk beragama non muslim.
sumber : posk
Juru Bicara PSI Bidang Toleransi Keagamaan, Mohamad Guntur Romli |
“Sebelum ini pemakaman umum untuk semua pemeluk agama yang dibedakan hanya kavling dan pagar saja” imbuh Caleg DPR RI dapil Jatim III yang meliputi Situbondo Bondowoso Banyuwangi itu.
Guntur mencontohkan di Desa Wonorejo, Situbondo, Jawa Timur ada kompleks makam lintas agama, muslim dan Kristen dikubur berdampingan dan tidak ada menjadi masalah. Fenomena penolakan pemakaman karena beda keyakinan itu menurutnya persoalan serius. Guntur menyebut insiden itu mengancam sikap toleransi bagi Indonesia.
“Semestinya Pemerintah Daerah memfasilitasi semua warganya, kalau soal pemakaman saja ribut seperti itu ini akan menjadi ancaman serius bagi masa depan toleransi di negri ini,” tandasnya.
Lebih lanjut, aktivis muda NU itu menjelaskan ajaran Islam mengajarkan sikap saling menghormati. Hal itu, imbuhnya pernah diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat-sahabatnya.
“Dalam ajaran Islam, semua manusia dihormati, meskipun sudah menjadi mayat, kan ada hadits sangat terkenal saat ada iringan jenazah Yahudi lewat Nabi Muhammad Saw berdiri untuk menghormati, saat sahabatnya ‘protes’ , Nabi Muhammad menjawab ‘bukankah ia juga manusia?’ karena kemuliaan manusia oleh langsung diberi Sang Pencipta, dalam Surat Al-Isra’ ayat 70 Allah Swt memuliakan anak-anak Adam” jelas Guntur.
Diketahui makam Nunuk Suwartini di Desa Ngareskidul, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto akan direlokasi. Pasalnya sejumlah oramg tidak menginginkan Nunuk dikuburkan di TPU itu karena Nunuk beragama non muslim.
sumber : posk
Tidak ada komentar