Header Ads

Serangan Bertubi-tubi Jokowi ke Prabowo

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Capres petahana Joko Widodo berbicara tajam dalam sehari. Ia balik menyerang rivalnya, Prabowo Subianto dengan bicara sejumlah isu secara bertubi-tubi.

Dalam satu hari, Jokowi melemparkan 'peluru' pernyataan yang menjadi counter dari serangan yang kerap menimpa pemerintahannya. Ia menyinggung beberapa pernyataan Prabowo yang menjadi kontroversi, mulai dari prediksi Indonesia bubar, Indonesia dikhawatirkan seperti Haiti, hingga hoax Ratna Sarumpaet.

Serangan bertubi-tubi itu disampaikan Jokowi dalam kampanyenya pada Sabtu (2/2/2019). Jokowi berbicara saat berkampanye di Surabaya, Jawa Timur, dan Semarang, Jawa Tengah.

Capres Petahana Joko Widodo. (Dok Biro Pers Kepresidenan)
Bubar-Punah Saja Sendiri, Jangan Ajak Rakyat Indonesia!

Saat bersilaturahmi dengan Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di MG Setos, Semarang, Jokowi menyinggung soal ada yang bilang Indonesia akan bubar dan punah. Dia meminta bila ada yang berbicara soal Indonesia bubar dan punah, jangan ajak-ajak rakyat Indonesia.

"Masa ada yang bilang Indonesia bubar dan Indonesia punah? Ya bubar sendiri saja, punah sendiri saja. Tapi jangan ajak-ajak kita rakyat Indonesia," kata Jokowi.

Prabowo menyatakan adanya prediksi Indonesia bisa bubar pada 2030 berdasarkan novel fiksi karangan PW Singer dan August Cole. Kemudian soal Indonesia bisa punah disampaikan Prabowo dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra pada akhir 2018. Di hadapan para kader Gerindra dan elite timses Prabowo-Sandiaga, ia menyatakan pihaknya tidak boleh kalah di pilpres kali ini. Sebab, menurutnya, elite yang berkuasa di Indonesia selalu gagal menjalankan amanah rakyat yang justru membuat negara bisa punah.

"Marilah kita tumbuhkan optimisme. Jangan sampai ada yang ngomong lagi, Indonesia akan bubar 2040, jangan sampai ada lagi yang ngomong Indonesia akan punah, tidak! Kita harus menatap ke depan dengan rasa optimisme yang tinggi," tegas Jokowi.

Di hadapan pendukungnya, Jokowi menegaskan tidak pernah takut. Jokowi juga menepis takut lantaran terkesan diam menjawab serangan selama 4 tahun memimpin Indonesia.

"Bapak-Ibu perlu tahu. Saya tidak pernah takut apa pun. Saya tidak pernah takut untuk apa pun untuk bangsa dan negara kita. Tidak ada rasa takut sekali pun di hati saya. Tak ada. Jadi, kalau 4 tahun sering diam, saya itu tak ada rasa takut apa pun di hati saya," ujar Jokowi dengan nada berapi-api.

Jangan Ada yang Ngomong Lagi Selang Darah Dipakai 40 Kali

Jokowi juga menyinggung pernyataan Prabowo yang menyebut satu selang darah di RSCM dipakai 40 orang. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berbicara mengenai optimisme dalam Deklarasi Forum Alumni Jawa Timur untuk Jokowi di Tugu Pahlawan, Jl Pahlawan, Surabaya.

"Jangan ada ngomong lagi nanti selang darah dipakai 40 kali. Jangan sampai ada ngomong lagi tempe setipis ATM," kata Jokowi.

Pernyataan soal selang darah pasien di RSCM pernah dipakai oleh 40 orang dikatakan Prabowo dalam ceramah akhir tahun yang digelar di kediamannya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018). Sementara itu mengenai tempe setipis ATM pernah dilontarkan pasangan Prabowo, Sandiaga Uno yang mengkritisi kenaikan harga pangan.

Pertanyakan Hoax Pemukulan Ratna Sarumpaet

Di Surabaya, Jokowi juga berbicara mengenai kasus pemukulan eks Jurkamnas Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet yang ternyata adalah kebohongan. Kubu Prabowo-Sandiaga sempat ramai mempertanyakan peran pemerintah yang tidak mengusut kejadian tersebut.

Setelah elite-elite di tim Prabowo-Sandiaga bersuara keras, Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku tidak mengalami kekerasan. Ia ternyata menjalani operasi plastik sehingga mukanya lebam-lebam. Akibat kebohongannya itu, Ratna Sarumpaet harus berurusan dengan hukum dan kini ditahan.

Jangan sampai ada ngomong lagi muka lebam-lebam dipukuli dan dianiaya, padahal operasi plastik. Dipikir masyarakat itu nggak ngerti. Masyarakat kita sekarang ini cerdas-cerdas, pintar-pintar, apalagi yang ada di hadapan saya ini para intelektual," tutur Jokowi.

Dia mempertanyakan soal hoax pemukulan Ratna hingga lebam-lebam tersebut. Jokowi menduga hal itu ingin di arahkan ke pihaknya.

"Apa sih maksudnya dulu-dulu? Ini bonyok kabeh, bonyok semuanya, ini mau diarahkan ke mana sebetulnya? Mau diarahkan ke saya, bahwa yang menganiaya itu adalah kelompoknya 01. Mau diarahkan ke saya, tahu. Ngomong-nya panjang seperti itu," tukasnya.

Tak Mau Indonesia Disamakan dengan Haiti

Jokowi pun tampak kesal Indonesia disamakan dengan Haiti, negara miskin di Benua Amerika. Perbandingan Indonesia dengan Haiti sebelumnya disampaikan capres Prabowo Subianto. Prabowo menyebut kekayaan Indonesia hanya dinikmati segelintir orang.

"Kalau semua kita ecer-ecer begini, kita sudah bertahun-tahun ngecer-ngecer anggaran, hasilnya apa? Baunya saja nggak kelihatan, sehingga mesti ada tahapan besar. Karena negara kita negara besar, Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Jadi jangan dibandingkan negara kita yang sudah masuk G20 dimasukkan dengan negara Haiti, Haiti. Ya kan?" kata Jokowi.

Menurut Jokowi, membandingkan Indonesia dengan Haiti tidaklah berimbang. Ini juga mengingat Indonesia masuk dalam G-20.

"Negara Haiti. Ya, gimana kalau ekonom atau orang yang ngerti ekonomi makro, ngomong, ya senyum-senyum membandingkan, bukan apple to apple seperti itu," terang Jokowi.

Prabowo menyamakan Indonesia dengan negara-negara kecil di Afrika saat menjadi pembicara di acara Pengajian yang digelar di Gedung Pusat MTA, Solo, Minggu (23/12/2018). Haiti masuk dalam daftar negara yang jadi contoh Prabowo.

"Artinya apa, kita setingkat dengan negara miskin Afrika. Setelah 73 tahun merdeka, Indonesia setingkat Rwanda, Sierra Leone, Haiti, Chad dan pulau-pulau kecil yang tidak kita ketahui di mana letaknya," kata Prabowo.

Tepis Soal Kritik terhadap Pembangunan Infrastruktur, termasuk Tol

Kubu Prabowo-Sandiaga kerap mengkritik kebijakan Jokowi yang menggalakkan pembangunan infrastruktur. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga dalam beberapa kali kesempatan menyoroti pembangunan tol di era pemerintahan Jokowi yang menggunakan utang.

Jokowi lalu menjelaskan alasannya keukeh tetap melaksanakan pembangunan infrastruktur. Ia juga mempersilakan bila ada yang mengkritik kebijakannya itu.

"Kalau jalan ini ada, siap, Tol Trans Jawa siap, Tol Trans Sumatera siap, kecepatan distribusi barang, mobilitas orang, ini akan bersaing dengan negara lain, itu akan cepat sekali. Silakan ada orang ngomong kepada saya, 'Pak, kita nggak mau makan jalan tol,'" ujar Jokowi di Semarang.

Dia pun menilai akan sulit menjelaskan kepada orang yang tak paham ekonomi makro, apalagi kepada orang yang memang membenci dirinya, maka penjelasan apa pun tak akan nyambung.

"Ya kalau nggak ngerti teori ekonomi makro, sulit saya menjelaskan. Atau kalau memang benci dan nggak senang, dijelaskan kayak apa ya nggak nyambung," ucap Jokowi.

Duga Ada Tim Sukses yang Siapkan Propaganda ala Rusia yang Semburkan Dusta dan Hoax

Jokowi tampaknya kesal dengan banyaknya hoax yang menimpa dirinya. Dia mengatakan persoalan terkait banyaknya hoax dan fitnah itu karena adanya upaya adu domba ala asing.

Pasangan cawapres Ma'ruf Amin ini lalu menyebut hal tersebut dilakukan oleh tim sukses, meski tak mengungkap gamblang timses yang dimaksud. Jokowi menyebut timses itu menyiapkan propaganda ala Rusia.

"Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia! Yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax, ini yang segera harus diluruskan Bapak-Ibu sebagai intelektual," ucap Jokowi di Surabaya.

BPN Prabowo-Sandiaga mempertanyakan timses apa yang dimaksud Jokowi. Kubu pasangan nomor urut 02 itu tidak merasa menggunakan strategi penyebaran hoax ala Rusia seperti yang disampaikan sang petahana.

Saya Kurus, Tapi Tidak Takut!

Dalam kampanyenya di Semarang, Jokowi juga menyatakan komitmennya membela kepentingan bangsa. Meski berpawakan kurus, eks Gubernur DKI Jakarta ini mengaku tidak pernah takut menghadapi apa pun demi Indonesia.

"Orang banyak lihat, saya ini kurus, iya saya ini kurus. Tapi perlu Saudara-saudara ketahui, saya tidak pernah takut apa pun untuk... saya tidak pernah takut apa pun untuk kepentingan nasional kita, untuk kepentingan bangsa kita, untuk kepentingan rakyat," kata Jokowi.

Eks Wali Kota Solo itu pun mencontohkan komitmennya untuk memberantas penangkapan ikan secara ilegal. Jokowi memerintahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menenggelamkan kapal yang illegal fishing.

"Waktu saya perintahkan Menteri Susi menenggelamkan kapal illegal fishing. Lalu lalang, kapal-kapal asing 7.000 hingga 13 ribu kapal, lalu lalang mengambil sumber daya alam laut kita, banyak yang menyampaikan kepada saya. Sulit Pak, hati-hati. Yang backup ini-ini. Saya perintahkan kepada Bu Susi, ini perintah, perintah saya. Kalau memang perlu ditenggelamkan, ditenggelamkan. Kalau perlu dibom, dibom," papar Jokowi.

"Tanya pada Susi. Tanya pada Susi, tanya pada Susi. Tanya pada Menteri Susi. mengulangi perintah saya, sampai tiga kali," imbuhnya.

sumber  : det 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.