120 Atlet Pencak Silat dari P.Siantar-Simalungun Ikuti Pertandingan Persahabatan
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Pertandingan persahabatan pencak silat antar remaja dan pra remaja tingkat Kota Pematangsiantar-Kabupaten Simalungun yang diikuti 120 atlet digelar di Lantai III Graha Swadek FKPPI 0216 Kota Pematangsiantar pada Sabtu lalu (16/3/2019).
Atlet tersebut berasal dari 8 perguruan pencak silat yang ada di dua daerah tersebut.
Ketua Panitia, Ade Amsari mengatakan, tanding persahabatan dibagi dalam dua kategori usia. Untuk atlet remaja, usia 14 tahun hingga 16 tahun. Sedang pra remaja, usia 12 tahun hingga 14 tahun.
Peserta (atlet) yang mengikuti pertandingan, diantaranya berasal dari perguruan Tapak Suci, PSHT, Paharsi (Dihar Simalungun), Hari Hilang, Tapak Sakti, Cikombed, Walet putih dan Cempaka putih.
Sama halnya disampaikan Pembina Panitia, Gagah Damanik. Pertandingan digelar, dengan harapan dapat mendorong para remaja dan pra remaja di Kota Siantar dan Simalungun untuk lebih mencintai ilmu beladiri pencak silat. Khususnya pencak silat Dihar, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya yang dimiliki etnis Simalungun.
“Mereka (para atlet) juga sudah sangat rindu akan adanya pertandingan. Memang kita akui selama ini kurang banyak digelar. Kita ingin melaksanakan ini tanpa harus menunggu program Ikatan Pencat Silat Indonesia (IPSI) Cabang Kota Pematangsiantar,” ucap Gaga Damanik, yang juga pelatih Dihar Simalungun.
Gagah Damanik didampingi sejumlah pelatih lainnya seperti Rahandi Damanik mengutarakan, meski pertandingan ini digelar diluar program IPSI, namun pihaknya tetap meminta ijin dari IPSI.
Ia berharap, kegiatan yang digelar di Graha Swadek FKPPI Kota Siantar ini, dapat menjadi langkah awal, untuk menggelar pertandingan lainnya yang lebih intens.
Sebab, untuk meningkatkan semangat para atlet, katanya, salah satunya dengan memperbanyak intensitas pertandingan. Sehingga perhatian pemerintah untuk itupun cukup diharapkan.
“Kita berharap juga pemerintah untuk membuat program kejuaraan pencat silat. Jangan hanya dengan olahraga lain. Karena silat ini merupakan warisan leluhur yang menjadi suatu keharusan melestarikan budaya bangsa sendiri. Kita lihat olahraga lain ada kejuaraan, sementara pencat silat belum ada. Jangan sampai kelak warisan ini dilupakan begitu saja,” sebut Gagah Damanik yang juga mahasiswa hukum sembari menyampaikan rasa terimakasihnya kepada PC FKPPI 0216 Kota Siantar.
Sekretaris Ikatakan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Siantar, Saiful Hamdani juga berharap peran serta Pemko Siantar, guna memberikan fasilitas sarana dan prasarana berupa tempat bertanding, matras dan lainnya.
“Kelemahan kita di Siantar ini tidak ada tempat. Contohnya saat ini kita menggunakan atau meminjam gedung FKPPI," ucapnya.
Ia menambahkan, pertandingan yang akan berlangsung hingga 2 hari ini, dipimpin 10 wasit dan dewan juri. Dari 10 wasit dan dewan juri itu, satu diantara berlisensi nasional dan 9 berlisensi Provinsi Sumut.
Penulis : franki
Editor : tagor
Atlet tersebut berasal dari 8 perguruan pencak silat yang ada di dua daerah tersebut.
Ketua Panitia, Ade Amsari mengatakan, tanding persahabatan dibagi dalam dua kategori usia. Untuk atlet remaja, usia 14 tahun hingga 16 tahun. Sedang pra remaja, usia 12 tahun hingga 14 tahun.
Peserta (atlet) yang mengikuti pertandingan, diantaranya berasal dari perguruan Tapak Suci, PSHT, Paharsi (Dihar Simalungun), Hari Hilang, Tapak Sakti, Cikombed, Walet putih dan Cempaka putih.
Sama halnya disampaikan Pembina Panitia, Gagah Damanik. Pertandingan digelar, dengan harapan dapat mendorong para remaja dan pra remaja di Kota Siantar dan Simalungun untuk lebih mencintai ilmu beladiri pencak silat. Khususnya pencak silat Dihar, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya yang dimiliki etnis Simalungun.
“Mereka (para atlet) juga sudah sangat rindu akan adanya pertandingan. Memang kita akui selama ini kurang banyak digelar. Kita ingin melaksanakan ini tanpa harus menunggu program Ikatan Pencat Silat Indonesia (IPSI) Cabang Kota Pematangsiantar,” ucap Gaga Damanik, yang juga pelatih Dihar Simalungun.
Gagah Damanik didampingi sejumlah pelatih lainnya seperti Rahandi Damanik mengutarakan, meski pertandingan ini digelar diluar program IPSI, namun pihaknya tetap meminta ijin dari IPSI.
Ia berharap, kegiatan yang digelar di Graha Swadek FKPPI Kota Siantar ini, dapat menjadi langkah awal, untuk menggelar pertandingan lainnya yang lebih intens.
Sebab, untuk meningkatkan semangat para atlet, katanya, salah satunya dengan memperbanyak intensitas pertandingan. Sehingga perhatian pemerintah untuk itupun cukup diharapkan.
“Kita berharap juga pemerintah untuk membuat program kejuaraan pencat silat. Jangan hanya dengan olahraga lain. Karena silat ini merupakan warisan leluhur yang menjadi suatu keharusan melestarikan budaya bangsa sendiri. Kita lihat olahraga lain ada kejuaraan, sementara pencat silat belum ada. Jangan sampai kelak warisan ini dilupakan begitu saja,” sebut Gagah Damanik yang juga mahasiswa hukum sembari menyampaikan rasa terimakasihnya kepada PC FKPPI 0216 Kota Siantar.
Sekretaris Ikatakan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Siantar, Saiful Hamdani juga berharap peran serta Pemko Siantar, guna memberikan fasilitas sarana dan prasarana berupa tempat bertanding, matras dan lainnya.
“Kelemahan kita di Siantar ini tidak ada tempat. Contohnya saat ini kita menggunakan atau meminjam gedung FKPPI," ucapnya.
Ia menambahkan, pertandingan yang akan berlangsung hingga 2 hari ini, dipimpin 10 wasit dan dewan juri. Dari 10 wasit dan dewan juri itu, satu diantara berlisensi nasional dan 9 berlisensi Provinsi Sumut.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar