Ekonom: Penguatan SDM oleh Jokowi Patut Diapresiasi
LINTAS PUBLIK - JAKARTA ,Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo, telah mencanangkan program nawacita jilid II yang menitikberatkan pada penguatan aspek sumber daya manusia, sebagai kelanjutan dari Nawacita I yang berorientasi pada pembangunan infrastruktur.
Di bidang ekonomi, Jokowi akan fokus meningkatkan produktivitas, daya saing ekspor manufaktur, dan menguatkan industri hulu strategis.
Ada enam langkah strategis yang akan ditempuh, di antaranya penguatan iklim investasi, keterbukaan perdagangan dan keterlibatan di dalam jaringan produksi global. Penguatan kemampuan riset dan pengembangan inovasi, serta akselerasi adopsi teknologi.
Ekonom dari Universitas Brawijaya, Malang, Aji Dedi Mulawarman, mengapresiasi komitmen Jokowi meneruskan kinerja positifnya di periode pertama kepemimpinannya.
“Komitmen yang perlu diapresiasi adalah keinginan memperkuat sumber daya manusia ke depan, salah satunya adalah memperbesar anggaran dana riset,” kata Dedi Rabu (6/3/2019).
Riset ke depan, imbuhnya, harus didorong tidak hanya dari kalangan perguruan tinggi namun jauh lebih luas melibatkan partisipasi publik melalui riset keberpihakan.
“Dana riset perlu diarahkan membangun kemandirian kebudayaan dan kekuatan ekonomi menuju kedaulatan pangan dan laut. Bukan hanya ketahanan, apalagi swasembada yang hanya menguntungkan masyarkat kota,” imbuhnya.
Riset, kata Dedi, bisa diarahkan secara luas hingga menyentuh kekuatan teknologi madya berbasis Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dan lumbung maritim dunia.
“Kata kunci dari keberpihakan riset ke depan adalah memperkuat ekonomi nasional dengan mewujudkan kemandirian petani dan nelayan sebagai desain pembangunan Indonesia,” tegas dia.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menambahkan program-program lanjutan nawacita jilid II di bidang sosial juga layak diapresiasi. Hal itu merujuk pada kartu sakti sebagai kebijakan baru yakni KIP Kuliah, Kartu Prakerja dan Kartu Sembako.
“Kartu sakti Jokowi tersebut merespons serangan dari kubu lawan yang selalu mengkritik pemerintah dengan sulitnya mendapat pekerjaan, pendidikan mahal, dan harga sembako naik,” tuturnya.
KIP-Kuliah merupakan pelengkap dari kartu sebelumnya, Kartu Indonesia Pintar. Namun kartu ini dinilai masih belum cukup membantu anak Indonesia untuk meraih pendidikan yang layak, karena hanya sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA).
Program berikutnya, yakni kartu Pra-Kerja yang diluncurkan sebagai pelengkap dari gencarnya pembangunan infrastruktur. Sedangkam Kartu Sembako Murah diluncurkan sebagai pelengkap Program Keluarga Harapan (PKH).
Ujang menilai, keberadaan kartu-kartu ini merupakan bukti kehadiran dan keberpihakan negara untuk rakyatnya. Karena itulah, dia yakin, program-program nawacita jilid II akan ikut meningkatkan elektablitas pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres mendatang.
“Ini solusi konkret Jokowi untuk rakyat. Kubu oposisi belum punya program. Masih memberikan janji-janji,” tutupnya.
sumber : posk
Di bidang ekonomi, Jokowi akan fokus meningkatkan produktivitas, daya saing ekspor manufaktur, dan menguatkan industri hulu strategis.
Jokowi saat berpidato dalam Konvensi Rakyat di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat. |
Ekonom dari Universitas Brawijaya, Malang, Aji Dedi Mulawarman, mengapresiasi komitmen Jokowi meneruskan kinerja positifnya di periode pertama kepemimpinannya.
“Komitmen yang perlu diapresiasi adalah keinginan memperkuat sumber daya manusia ke depan, salah satunya adalah memperbesar anggaran dana riset,” kata Dedi Rabu (6/3/2019).
Riset ke depan, imbuhnya, harus didorong tidak hanya dari kalangan perguruan tinggi namun jauh lebih luas melibatkan partisipasi publik melalui riset keberpihakan.
“Dana riset perlu diarahkan membangun kemandirian kebudayaan dan kekuatan ekonomi menuju kedaulatan pangan dan laut. Bukan hanya ketahanan, apalagi swasembada yang hanya menguntungkan masyarkat kota,” imbuhnya.
Riset, kata Dedi, bisa diarahkan secara luas hingga menyentuh kekuatan teknologi madya berbasis Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dan lumbung maritim dunia.
“Kata kunci dari keberpihakan riset ke depan adalah memperkuat ekonomi nasional dengan mewujudkan kemandirian petani dan nelayan sebagai desain pembangunan Indonesia,” tegas dia.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menambahkan program-program lanjutan nawacita jilid II di bidang sosial juga layak diapresiasi. Hal itu merujuk pada kartu sakti sebagai kebijakan baru yakni KIP Kuliah, Kartu Prakerja dan Kartu Sembako.
“Kartu sakti Jokowi tersebut merespons serangan dari kubu lawan yang selalu mengkritik pemerintah dengan sulitnya mendapat pekerjaan, pendidikan mahal, dan harga sembako naik,” tuturnya.
KIP-Kuliah merupakan pelengkap dari kartu sebelumnya, Kartu Indonesia Pintar. Namun kartu ini dinilai masih belum cukup membantu anak Indonesia untuk meraih pendidikan yang layak, karena hanya sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA).
Program berikutnya, yakni kartu Pra-Kerja yang diluncurkan sebagai pelengkap dari gencarnya pembangunan infrastruktur. Sedangkam Kartu Sembako Murah diluncurkan sebagai pelengkap Program Keluarga Harapan (PKH).
Ujang menilai, keberadaan kartu-kartu ini merupakan bukti kehadiran dan keberpihakan negara untuk rakyatnya. Karena itulah, dia yakin, program-program nawacita jilid II akan ikut meningkatkan elektablitas pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres mendatang.
“Ini solusi konkret Jokowi untuk rakyat. Kubu oposisi belum punya program. Masih memberikan janji-janji,” tutupnya.
sumber : posk
Tidak ada komentar