Menderita Stroke, Keluarga Ini Terbantu Pakai JKN-KIS
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan sejak 1 Januari 2014 yang lalu, terbukti telah memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Sudah banyak masyarakat yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS memanfaatkan pelayanan kesehatan, baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Yanti (61), seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Kabupaten Simalungun tidak dapat menyembunyikan kesedihannya saat berbincang dengan wartawan bertempat di RS Vita Insani Kota Pematangsiantar.
Dia merasakan betapa pentingnya kartu JKN-KIS bagi keluarganya terutama bagi kakaknya atas nama Fatimah Ritonga (79) yang sekarang ini terbaring di rumah sakit karena menderita penyakit stroke.
"Kejadiannya tiba-tiba saja. Mendadak pusing, lalu tiba-tiba kakak saya tidak bisa bergerak. Pada saat itu juga tanpa berpikir panjang, langsung saya antar Fatimah ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Vita Insani. Usai diperiksa dokter, Fatimah didiagnosa mengalami stroke. Beruntung dirinya bergegas mengunjungi rumah sakit untuk menjalani penanganan pertama dari dokter. Menurut dokter yang memeriksa kondisinya, jika terlambat sedikit saja, bisa fatal akibatnya,”ungkap Yanti.
“Kakak saya ini sekarang tinggal sendirian dirumah, karena suaminya yang pensiunan prajurit TNI ini sudah lama meninggal. Jadi selama sakit ini, saya yang mengurusi kakak saya sampai sembuh,” tambah Yanti.
Awalnya dirinya sangat bingung bagaimana nantinya akan membayar biaya pengobatan Fatimah karena sudah dirawat di rumah sakit selama 9 (Sembilan) hari, bahkan sempat dirawat di ruang ICU selama 3 (tiga) hari. Namun dengan terdaftarnya Fatimah sebagai peserta JKN-KIS Kelas 2 (dua) dari Segmen Bukan Pekerja, bagi Yanti ini suatu cara Tuhan untuk menolong keluarga mereka melalui hadirnya program JKN-KIS ini.
“Bayangkan saja berapa nominal biaya yang harus keluarga saya bayarkan untuk biaya perawatan selama 9 hari ini. Jika tidak menggunakan kartu JKN-KIS saya bingung mau kemana saya cari biaya untuk pengobatan,”jelas Yanti.
Untuk itu atas nama keluarga, dirinya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang turut serta berperan untuk mensukseskan program JKN-KIS ini. Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta JKN-KIS yang selalu rutin membayar iuran. Karena berkat iuran yang dibayarkan itu, kakaknya dapat menjalani pengobatan tanpa dikenakan biaya sepeserpun.
“Harapan kedepannya program JKN-KIS ini terus berkesinambungan serta selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Karena banyak sekali masyarakat yang membutuhkan dan merasa terbantu dengan hadirnya program JKN-KIS ini,” tutup Yanti.
Penulis : franki
Editor : tagor
Sudah banyak masyarakat yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS memanfaatkan pelayanan kesehatan, baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Yanti (61), seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Kabupaten Simalungun tidak dapat menyembunyikan kesedihannya saat berbincang dengan wartawan bertempat di RS Vita Insani Kota Pematangsiantar.
Dia merasakan betapa pentingnya kartu JKN-KIS bagi keluarganya terutama bagi kakaknya atas nama Fatimah Ritonga (79) yang sekarang ini terbaring di rumah sakit karena menderita penyakit stroke.
"Kejadiannya tiba-tiba saja. Mendadak pusing, lalu tiba-tiba kakak saya tidak bisa bergerak. Pada saat itu juga tanpa berpikir panjang, langsung saya antar Fatimah ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Vita Insani. Usai diperiksa dokter, Fatimah didiagnosa mengalami stroke. Beruntung dirinya bergegas mengunjungi rumah sakit untuk menjalani penanganan pertama dari dokter. Menurut dokter yang memeriksa kondisinya, jika terlambat sedikit saja, bisa fatal akibatnya,”ungkap Yanti.
“Kakak saya ini sekarang tinggal sendirian dirumah, karena suaminya yang pensiunan prajurit TNI ini sudah lama meninggal. Jadi selama sakit ini, saya yang mengurusi kakak saya sampai sembuh,” tambah Yanti.
Awalnya dirinya sangat bingung bagaimana nantinya akan membayar biaya pengobatan Fatimah karena sudah dirawat di rumah sakit selama 9 (Sembilan) hari, bahkan sempat dirawat di ruang ICU selama 3 (tiga) hari. Namun dengan terdaftarnya Fatimah sebagai peserta JKN-KIS Kelas 2 (dua) dari Segmen Bukan Pekerja, bagi Yanti ini suatu cara Tuhan untuk menolong keluarga mereka melalui hadirnya program JKN-KIS ini.
“Bayangkan saja berapa nominal biaya yang harus keluarga saya bayarkan untuk biaya perawatan selama 9 hari ini. Jika tidak menggunakan kartu JKN-KIS saya bingung mau kemana saya cari biaya untuk pengobatan,”jelas Yanti.
Untuk itu atas nama keluarga, dirinya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang turut serta berperan untuk mensukseskan program JKN-KIS ini. Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta JKN-KIS yang selalu rutin membayar iuran. Karena berkat iuran yang dibayarkan itu, kakaknya dapat menjalani pengobatan tanpa dikenakan biaya sepeserpun.
“Harapan kedepannya program JKN-KIS ini terus berkesinambungan serta selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Karena banyak sekali masyarakat yang membutuhkan dan merasa terbantu dengan hadirnya program JKN-KIS ini,” tutup Yanti.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar