Prabowo Dinilai Abaikan Pendukungnya yang Terjerat Hukum
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Kubu Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dianggap mengabaikan pendukung-pendukungnya yang terjerat kasus hukum. Seperti Ratna Sarumpaet yang baru menjalani sidang perdana kasus penyebaran berita bohong, atau kasus ibu-ibu di Karawang yang perkaranya masih diproses kepolisian.
“Bukankah di awal sebelum kasus ini terbongkar mereka membela habis, tapi setelah Ratna mengakui kebohongan mereka manarik diri. Seakan-akan perilaku mereka sangat tergantung dari kepentingan politik,” katanya kepada wartawan, Sabtu (2/3/2019).
Emrus menjelaskan, dalam politik itu ada politisi negarawan dan politisi politikus. Politisi negarawan, imbuhnya adalah kelompok politisi yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, serta jabatannya sebagai amanah. Sementara politisi yang politikus adalah pihak-pihak yang selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan.
“Itulah yang menjadi pertanyaan kritis kita,” lanjutnya.
Karena itulah, dia mendorong aparat penegak hukum untuk membongkar aktor politik dari kasus-kasus tersebut. Menurutnya polisi menangkap aktor di balik kebohongan pubklik yang dilakukan Ratna. Termasuk dalam kasus emak-emak di Karawang.
“Polri harus dibongkar aktornya, siapa di balik itu. Karena ini sudah di luar batas.
Emak-emak ini yang di karawang ini kan orangorang polos, bisa aja ada aktor-aktor politik. Saya tidak yakin itu inisiatif dari emak-emak itu untuk menyebarkan sesuatu yang sangat tidak mendidik,” bebernya.
Emrus meyakini pihak-pihak yang berada di balik kasus itu akan ‘cuci tangan’ karena akan berdampak pada elektabilitas Pemilu 2019. Karena itu dia meminta agar penyelidikan polisi tidak berhenti pada Ratna dan emak-emak di Karawang semata.
“Secara politis siapa pun aktor politik itu akan cuci tangan. Sebab jika ada pihak-pihak yang mengaku berada di belakang gerakan tersebut, tentu akan mempengaruhi elektabilitas mereka di 17 April nanti. Bahkan ketika mereka ketahuan mereka berada di belakang itu, boleh jadi mereka akan cuci tangan,” tandasnya.
“Kita dorong Kepolisian untuk membongkar, kalau itu aktor politik tertentu kita bongkar saja sekalian karena itu telah merusak tatanan demokrasi kita. Kita tidak peduli partai atau nonpartai. Ini pintu masuk agar demokrasi kita ini berjalan baik. Saya pikir pembongkaran menjadi satu kunci,” imbuh dia.
Emrus tidak menyebut pihak-pihak yang diduga berada di balik kasus kebohongan tersebut. Namun dia yakin kasus tersebut menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak yang lain.
“Sekarang hanya menduga-duga. Tetapi dari pesan-pesan yang ada jelas memberikan keuntungan politik kepada kekuatan politik tertentu dan merugikan kelompok politik yang lain yang terkait dengan Pilpres,” pungkasnya.
Sebelumnya Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Suhud Alynudin, menyebut Ratna sudah tidak memiliki kaitan apapun dengan pasangan cakon nomor urut 02 ataupun tim pemenangan. Ini disampaikan Suhud menanggapi gestur dua jari Ratna dalam persidangan kemarin.
sumber : posk
“Bukankah di awal sebelum kasus ini terbongkar mereka membela habis, tapi setelah Ratna mengakui kebohongan mereka manarik diri. Seakan-akan perilaku mereka sangat tergantung dari kepentingan politik,” katanya kepada wartawan, Sabtu (2/3/2019).
Terdakwa Ratna Sarumpaet saat menjalani sidang perdana di PN Jakarta Selatan. |
“Itulah yang menjadi pertanyaan kritis kita,” lanjutnya.
Karena itulah, dia mendorong aparat penegak hukum untuk membongkar aktor politik dari kasus-kasus tersebut. Menurutnya polisi menangkap aktor di balik kebohongan pubklik yang dilakukan Ratna. Termasuk dalam kasus emak-emak di Karawang.
“Polri harus dibongkar aktornya, siapa di balik itu. Karena ini sudah di luar batas.
Emak-emak ini yang di karawang ini kan orangorang polos, bisa aja ada aktor-aktor politik. Saya tidak yakin itu inisiatif dari emak-emak itu untuk menyebarkan sesuatu yang sangat tidak mendidik,” bebernya.
Emrus meyakini pihak-pihak yang berada di balik kasus itu akan ‘cuci tangan’ karena akan berdampak pada elektabilitas Pemilu 2019. Karena itu dia meminta agar penyelidikan polisi tidak berhenti pada Ratna dan emak-emak di Karawang semata.
“Secara politis siapa pun aktor politik itu akan cuci tangan. Sebab jika ada pihak-pihak yang mengaku berada di belakang gerakan tersebut, tentu akan mempengaruhi elektabilitas mereka di 17 April nanti. Bahkan ketika mereka ketahuan mereka berada di belakang itu, boleh jadi mereka akan cuci tangan,” tandasnya.
“Kita dorong Kepolisian untuk membongkar, kalau itu aktor politik tertentu kita bongkar saja sekalian karena itu telah merusak tatanan demokrasi kita. Kita tidak peduli partai atau nonpartai. Ini pintu masuk agar demokrasi kita ini berjalan baik. Saya pikir pembongkaran menjadi satu kunci,” imbuh dia.
Emrus tidak menyebut pihak-pihak yang diduga berada di balik kasus kebohongan tersebut. Namun dia yakin kasus tersebut menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak yang lain.
“Sekarang hanya menduga-duga. Tetapi dari pesan-pesan yang ada jelas memberikan keuntungan politik kepada kekuatan politik tertentu dan merugikan kelompok politik yang lain yang terkait dengan Pilpres,” pungkasnya.
Sebelumnya Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Suhud Alynudin, menyebut Ratna sudah tidak memiliki kaitan apapun dengan pasangan cakon nomor urut 02 ataupun tim pemenangan. Ini disampaikan Suhud menanggapi gestur dua jari Ratna dalam persidangan kemarin.
sumber : posk
Tidak ada komentar