Tertimpa Pagar Besi, Balita 2,6 Bulan Butuh Uluran Tangan
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Yohannes Marcelo Pardomuan Hutabarat, balita berusia 2,6 bulan butuh uluran tangan karena balita tersebut tertimpa musibah kecelakaan.
Kedua orang tuanya, Lambok Hutabarat dan Christina Agustina Situmeang mengaku tak memiliki uang untuk biaya perobatan.
Anak pertama dari dua bersaudara ini sempat dibawa ke Rumah Sakit selama empat hari, setelah salah satu rumah sakit di Medan meminta dana awal sebesar Rp 50 juta dari perkiraan biaya medis. Menurut Lambok Hutabarat, sejauh ini kondisi anaknya masih mengkuatirkan.
BACA JUGA Anak Siantar Hebat, Donasi Vania Siahaan (Jantung Bocor) dan Alvaro Gabriel Rp. 9,8 Juta, Siapa Menyusul?
Dijelaskan, keadaan sulit ini terjadi ketika anaknya sedang bermain-main bersama anak seusianya didepan rumah. Tanpa disadari ada pagar besi didepan rumah yang jatuh menimpa tubuh Yohannes dan menimbulkan luka retak dibagian kepala depan atau jidat dan tulang belakang kepala. Bahkan bagian dada juga diketahui mengalami luka.
Diperkirakan pagar tersebut roboh setelah anak-anak bermain mengandalkan pagar. "Kemungkinan pagar besi itu didorong-dorong dan dipajatkan" terangnya sembari menambahkan bahkan kejadian tersebut, Kamis tanggal 11 April 2019. Begitu Yohannes menjerit kesakitan warga yang mengetahuinya langsung berusaha menolong.
Pertolongan dilakukan dengan melarikan ke Rumah Sakit Tentara, tidak lama kemudian pihak rumah sakit merujuk ke rumah sakit di Medan.
"Karena rumah sakit di Medan meminta uang Rp 50 juta, terpaksa kami bawa pulang. Kami bingung harus berbuat apa. Karena tidak punya uang dan belum terdaftar di BPJS Kesehatan karena keadaan ekonomi," katanya.
Saat ini, kata Lombok Hutabarat, anaknya telah masuk ke Rumah Sakit Vita Insani di ruang 525 lantai II karena pihak rumah sakit bisa dibujuk untuk merawat tanpa meminta dana awal. Tapi kondisi ini tetap membebani pikiran karena pihak rumah sakit tetap menagih biaya yang selama berada di dalam. Terlebih nanti saat saat keluar rumah sakit. Walau berada di rumah sakit, kondisi anaknya tak kunjung membaik. Malah terakhir ini muntah-muntah.
Lagi-lagi karena faktor biaya, Lambok Hutabarat yang bekerja sebagai sopir serap mobil lintas pengangkut barat ini mengaku penanganan belum berjalan maksimal.
"Kami sangat mengharapkan bantuan dari siapapun agar harapan kami, anak kami ini bisa sembuh total. Kami bingung sekarang,"katanya.
Dia kuatir, jika tidak ada penanganan serius maka dampak buruknya menghantui keluarga ini. Keluarga juga tidak dapat membantu karena ekonomi.
"Beberapa kali sudah muntah-muntah. Mohon bantuan dermawan" kata pria yang tinggal di Suka Mulia, Kelurahan Tong Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun tersebut dengan sangat berharap uluran tangan dan dapat menghubungi mereka di nomor kontak 085277090951 atau melihat kondisi anaknya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Kedua orang tuanya, Lambok Hutabarat dan Christina Agustina Situmeang mengaku tak memiliki uang untuk biaya perobatan.
Anak pertama dari dua bersaudara ini sempat dibawa ke Rumah Sakit selama empat hari, setelah salah satu rumah sakit di Medan meminta dana awal sebesar Rp 50 juta dari perkiraan biaya medis. Menurut Lambok Hutabarat, sejauh ini kondisi anaknya masih mengkuatirkan.
BACA JUGA Anak Siantar Hebat, Donasi Vania Siahaan (Jantung Bocor) dan Alvaro Gabriel Rp. 9,8 Juta, Siapa Menyusul?
Yohannes Marcelo Pardomuan Hutabarat terbaring di rumah sakit. |
Diperkirakan pagar tersebut roboh setelah anak-anak bermain mengandalkan pagar. "Kemungkinan pagar besi itu didorong-dorong dan dipajatkan" terangnya sembari menambahkan bahkan kejadian tersebut, Kamis tanggal 11 April 2019. Begitu Yohannes menjerit kesakitan warga yang mengetahuinya langsung berusaha menolong.
Pertolongan dilakukan dengan melarikan ke Rumah Sakit Tentara, tidak lama kemudian pihak rumah sakit merujuk ke rumah sakit di Medan.
"Karena rumah sakit di Medan meminta uang Rp 50 juta, terpaksa kami bawa pulang. Kami bingung harus berbuat apa. Karena tidak punya uang dan belum terdaftar di BPJS Kesehatan karena keadaan ekonomi," katanya.
Saat ini, kata Lombok Hutabarat, anaknya telah masuk ke Rumah Sakit Vita Insani di ruang 525 lantai II karena pihak rumah sakit bisa dibujuk untuk merawat tanpa meminta dana awal. Tapi kondisi ini tetap membebani pikiran karena pihak rumah sakit tetap menagih biaya yang selama berada di dalam. Terlebih nanti saat saat keluar rumah sakit. Walau berada di rumah sakit, kondisi anaknya tak kunjung membaik. Malah terakhir ini muntah-muntah.
Lagi-lagi karena faktor biaya, Lambok Hutabarat yang bekerja sebagai sopir serap mobil lintas pengangkut barat ini mengaku penanganan belum berjalan maksimal.
"Kami sangat mengharapkan bantuan dari siapapun agar harapan kami, anak kami ini bisa sembuh total. Kami bingung sekarang,"katanya.
Dia kuatir, jika tidak ada penanganan serius maka dampak buruknya menghantui keluarga ini. Keluarga juga tidak dapat membantu karena ekonomi.
"Beberapa kali sudah muntah-muntah. Mohon bantuan dermawan" kata pria yang tinggal di Suka Mulia, Kelurahan Tong Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun tersebut dengan sangat berharap uluran tangan dan dapat menghubungi mereka di nomor kontak 085277090951 atau melihat kondisi anaknya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar