Ustad Ini Bangun Mesjid Uangnya dari Sampah
LINTAS PUBLIK, Bersedekah tidak melulu hanya dapat dilakukan dengan harta. Namun barang yang dipandang tidak bergunapun jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik juga dapat mendatangkan berkah. Sampah misalnya.
Seperti yang dilakukan Ustad Solihin,guru ngaji di Koja, Jakarta Utara. Pria yang akrab disapa Gus In ini mengajak muridnya untuk merengkuh pahala dari sampah. Caranya? Setiap anak didiknya diwajibkan membawa sampah saat mengaji. Setiap sampah yang dibawa nantinya dikonversi untuk dijadikan uang yang kemudian disedekahkan.
Hasilnyapun cukup menakjubkan. Uang puluhan juta diperoleh dari hasil menukar sampah yang dikumpulkan. Bahkan, kini seruannya pun telah menjadi satu gerakan yang diberinya nama ‘ Gerakan Shodaqah Sampah’.
“Karena nilai yang dihasilkan ini juga lah, warga yang tadinya tidak percaya menjadi percaya kalau sampah anorganik memiliki nilai ekonomis,” ujar Gus In, beberapa waktu lalu.
Sebagaimana juga nama gerakannya, sambung Gus In, uang sampah tersebut pun kemudian dibelikan berbagai material bangunan untuk di shodaqahkan ke musala maupun mesjid yang tengah melakukan perbaikan atau pembangunan.
“Alhamdulillah sampai saat ini sudah ada 7 tempat ibadah, 3 musola dan 4 masjid yang pembangunannya berbasis Gerakan Shodaqoh Sampah,” ungkapnya. Ia pun berharap, cara ini dapat dilakukan pengurus tempat ibadah lainnya tanpa khawatir keuangan.
PEROLEH PENGHARGAAN
Menurut pria kelahiran tanggal 17 Agustus 1967 ini, gerakan sosialnya tersebut juga berdampak pada minimnya pengiriman sampah organik yang dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi.
“Kalau di hitung untuk Koja sendiri, sekitar 10 ton sampah anorganik setiap bulannya kita kelola hingga mengurangi volume sampah di Bantar Gebang,” ujarnya. Jumlah ini, pun akan lebih bertambah bila Gerakan Shodaqah Sampah terus meluas.
Melalui gerakan yang dilakukannya ini, Gus In mengaku dapat berbagai penghargaan sebagai pendakwah melalui ‘Gerakan Shodaqoh Sampah’. “Terakhir ini bahkan dari negara Saudi Arabia, mereka memberikan figura Ayat Kursi benang emas,” ungkapnya.
Ia pun berharap gerakannya ini, kedepan lebih mendapat perhatian lebih dari pemerintah sehingga nantinya bisa meluas kembali. “Bahkan saya pun siap untuk mengedukasi atau mensosialisasikan gerakan shodaqoh sampah ini,” tegasnya.
sumber : posk
Seperti yang dilakukan Ustad Solihin,guru ngaji di Koja, Jakarta Utara. Pria yang akrab disapa Gus In ini mengajak muridnya untuk merengkuh pahala dari sampah. Caranya? Setiap anak didiknya diwajibkan membawa sampah saat mengaji. Setiap sampah yang dibawa nantinya dikonversi untuk dijadikan uang yang kemudian disedekahkan.
Sholihin alias Gus In, pelopor gerakan shodaqah sampah. |
“Karena nilai yang dihasilkan ini juga lah, warga yang tadinya tidak percaya menjadi percaya kalau sampah anorganik memiliki nilai ekonomis,” ujar Gus In, beberapa waktu lalu.
Sebagaimana juga nama gerakannya, sambung Gus In, uang sampah tersebut pun kemudian dibelikan berbagai material bangunan untuk di shodaqahkan ke musala maupun mesjid yang tengah melakukan perbaikan atau pembangunan.
“Alhamdulillah sampai saat ini sudah ada 7 tempat ibadah, 3 musola dan 4 masjid yang pembangunannya berbasis Gerakan Shodaqoh Sampah,” ungkapnya. Ia pun berharap, cara ini dapat dilakukan pengurus tempat ibadah lainnya tanpa khawatir keuangan.
PEROLEH PENGHARGAAN
Menurut pria kelahiran tanggal 17 Agustus 1967 ini, gerakan sosialnya tersebut juga berdampak pada minimnya pengiriman sampah organik yang dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi.
“Kalau di hitung untuk Koja sendiri, sekitar 10 ton sampah anorganik setiap bulannya kita kelola hingga mengurangi volume sampah di Bantar Gebang,” ujarnya. Jumlah ini, pun akan lebih bertambah bila Gerakan Shodaqah Sampah terus meluas.
Melalui gerakan yang dilakukannya ini, Gus In mengaku dapat berbagai penghargaan sebagai pendakwah melalui ‘Gerakan Shodaqoh Sampah’. “Terakhir ini bahkan dari negara Saudi Arabia, mereka memberikan figura Ayat Kursi benang emas,” ungkapnya.
Ia pun berharap gerakannya ini, kedepan lebih mendapat perhatian lebih dari pemerintah sehingga nantinya bisa meluas kembali. “Bahkan saya pun siap untuk mengedukasi atau mensosialisasikan gerakan shodaqoh sampah ini,” tegasnya.
sumber : posk
Tidak ada komentar