Ippo Gala, Pernah Bertarung Lawan Manny Pacquiao
IPPO Gala satu-satunya petinju Indonesia yang pernah merasakan kecepatan tangan ikon tinju Filipina, Manny Pacquiao.
“Waktu itu (23 tahun yang lampau) Manny Pacquiao langsung menyerang saya. Dia cepat sekali. Saya tangkis, kena juga. Wasit menghentikan pertandingan pada ronde kedua. Saya dinyatakan kalah TKO,” kata Ippo, 49 tahun, lahir di Cilacap, Jawa Tengah, dengan nama Slamet.
Beberapa tahun kemudian, pria pemilik nama asli Slamet, kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, mendengar nama Pacquiao sudah menjadi seorang juara dunia yang hebat. Kaya raya dan rendah hati.
Ippo menghadapi Pacquiao dalam kelas terbang non gelar, yang dijadwalkan 10 ronde di Mandaluyong City, Filipina, 27 Juli 1996. Ippo dibayar 1.500 dolar AS kotor, karena harus dipotong calo dan yang lain.
BERHENTI BERTINJU
Kalau Ippo sudah berhenti tinju, Pacquiao masih terus mengumpulkan tumpukan dolar. Di usianya yang sudah 40 tahun dan menyandang gelar juara dunia WBA reguler kelas welter, Pacquiao akan naik ring 12 ronde melawan juara dunia WBA super kelas welter Keith Thurman (AS) di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Sabtu, 20 Juli 2019.
Setelah menghadapi Pacquiao, Ippo sempat menerima dan menyelesaikan dua kontrak kejuaraan dunia di Thailand dan di Indonesia.
Di dua kejuaraan dunia itu Ippo TKO kemudian menggantungkan sarung tinju untuk selama-lamanya. Ia total kerja sebagai satpam PT Gemala Kempa Daya, Pulogadung, sampai sekarang.
“Saya bangga pernah bertanding melawan Manny Pacquiao dan dua kali ikut kejuaraan dunia. Saya kalah tetapi saya tetap bangga,” kata Ippo, mantan juara Indonesia kelas terbang bimbingan mendiang pelatih Simson Tambunan bersama Garuda Jaya, yang menghasilkan Ellyas Pical sebagai juara dunia pertama dari Indonesia.
ANAK JADI POLISI
Rasa bangga Ippo menjadi lengkap ketika ia berhasil mengantar putranya, Irdo Gala, masuk Polisi Air.
“Itu kemauan anak (masuk polisi). Saya sebagai orangtua tinggal mendorong saja. Saya senang dan bangga, anak seorang mantan petinju jadi polisi,” ujar Ippo.
Irdo Gala masuk Pendidikan Pembentukan Bintara Polisi Air Tahun 2016-2017. Brigda Irdo Gala sekarang sedang menjalankan tugas di Palembang.
“Irdo Gala lulus tahun 2017. Saya hadir saat pelantikan di Pol Air, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setelah pelantikan, dia mendapat tugas ke Papua, Palu, Ambon, Kupang, dan sekarang Palembang,” Ippo menjelaskan.
Ippo memulai karir tinju pada usia 16 tahun. Datang sendiri dari Cilacap langsung menuju Garuda Jaya, Kompleks Pertamina, Pancoran, Jakarta Selatan. “Garuda Jaya sudah tidak ada. Sudah bubar. Semua tinggal kenangan,” kata Ippo.
Dari pernikahannya dengan Rusty, Ippo dikarunia tiga anak; Brigda Irdo Gala, Elita Gala (sekarang sedang proses masuk Polwan), dan Raditya Win Gala kelas 3 SD.
Anak Ippo tidak ada yang memilih cabor tinju sebagai olahraga favorit. “Cukup saya yang merasakan betapa berat menjadi seorang atlet tinju. Kita dilatih untuk menang. Tapi, kalaupun menang kita sering turun dengan muka sembab,” ujar Ippo, setengah tertawa.
sumber : posk
“Waktu itu (23 tahun yang lampau) Manny Pacquiao langsung menyerang saya. Dia cepat sekali. Saya tangkis, kena juga. Wasit menghentikan pertandingan pada ronde kedua. Saya dinyatakan kalah TKO,” kata Ippo, 49 tahun, lahir di Cilacap, Jawa Tengah, dengan nama Slamet.
Ippo Gala bersama keluarga |
Ippo menghadapi Pacquiao dalam kelas terbang non gelar, yang dijadwalkan 10 ronde di Mandaluyong City, Filipina, 27 Juli 1996. Ippo dibayar 1.500 dolar AS kotor, karena harus dipotong calo dan yang lain.
BERHENTI BERTINJU
Kalau Ippo sudah berhenti tinju, Pacquiao masih terus mengumpulkan tumpukan dolar. Di usianya yang sudah 40 tahun dan menyandang gelar juara dunia WBA reguler kelas welter, Pacquiao akan naik ring 12 ronde melawan juara dunia WBA super kelas welter Keith Thurman (AS) di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Sabtu, 20 Juli 2019.
Setelah menghadapi Pacquiao, Ippo sempat menerima dan menyelesaikan dua kontrak kejuaraan dunia di Thailand dan di Indonesia.
Di dua kejuaraan dunia itu Ippo TKO kemudian menggantungkan sarung tinju untuk selama-lamanya. Ia total kerja sebagai satpam PT Gemala Kempa Daya, Pulogadung, sampai sekarang.
“Saya bangga pernah bertanding melawan Manny Pacquiao dan dua kali ikut kejuaraan dunia. Saya kalah tetapi saya tetap bangga,” kata Ippo, mantan juara Indonesia kelas terbang bimbingan mendiang pelatih Simson Tambunan bersama Garuda Jaya, yang menghasilkan Ellyas Pical sebagai juara dunia pertama dari Indonesia.
ANAK JADI POLISI
Rasa bangga Ippo menjadi lengkap ketika ia berhasil mengantar putranya, Irdo Gala, masuk Polisi Air.
“Itu kemauan anak (masuk polisi). Saya sebagai orangtua tinggal mendorong saja. Saya senang dan bangga, anak seorang mantan petinju jadi polisi,” ujar Ippo.
Irdo Gala masuk Pendidikan Pembentukan Bintara Polisi Air Tahun 2016-2017. Brigda Irdo Gala sekarang sedang menjalankan tugas di Palembang.
“Irdo Gala lulus tahun 2017. Saya hadir saat pelantikan di Pol Air, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setelah pelantikan, dia mendapat tugas ke Papua, Palu, Ambon, Kupang, dan sekarang Palembang,” Ippo menjelaskan.
Ippo memulai karir tinju pada usia 16 tahun. Datang sendiri dari Cilacap langsung menuju Garuda Jaya, Kompleks Pertamina, Pancoran, Jakarta Selatan. “Garuda Jaya sudah tidak ada. Sudah bubar. Semua tinggal kenangan,” kata Ippo.
Dari pernikahannya dengan Rusty, Ippo dikarunia tiga anak; Brigda Irdo Gala, Elita Gala (sekarang sedang proses masuk Polwan), dan Raditya Win Gala kelas 3 SD.
Anak Ippo tidak ada yang memilih cabor tinju sebagai olahraga favorit. “Cukup saya yang merasakan betapa berat menjadi seorang atlet tinju. Kita dilatih untuk menang. Tapi, kalaupun menang kita sering turun dengan muka sembab,” ujar Ippo, setengah tertawa.
sumber : posk
Tidak ada komentar