Peserta Didik Kencing Berlari Pak Guru Selingkuh Digerebek
Dua oknum guru di Purworejo (Jateng) ini kelewatan. Sudah pernah kepergok dan ngaku kapok, tapi Ny. Endang, 40, dan Bagiyo, 48, gendakannya tetap menjalin hubungan khusus. Kok tak malu sama peserta didiknya ya? Di kala mereka kencing sambil berlari, Pak Guru-Bu Guru malah masuk kamar. Akhirnya digerebek polisi, kan?
Pepatah lama mengatakan, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Tapi sesuai dengan kebijakan Kemendikbud sekarang, pepatah itu perlu direvisi menjadi: guru kencing berdiri, peserta didik kencing berlari. Belakangan ini, saking banyaknya aksi mesum para oknum guru, pepatah itu perlu diamandemen lagi tanpa lewat MPR menjadi: peserta didik kencing sambil berlari, guru selingkuh digerebek.
Ini benar-benar terjadi di Kabupaten Purworejo. Pak Guru Bagiyo yang tinggal di Kutoarjo dan sudah berkeluarga, menjalin asmara dengan guru sekolah yang beda kecamatan, Ny. Endang. Jarak kedua sekolah itu memang termasuk dekat, sedekat hati keduanya. Tak hanya dekat di hati, dekat segalanya malah.
Pak Guru Bagiyo yang juga kepala sekolah, entah kenapa kok bisa jatuh cinta sampai mentok gardan pada Ny. Endang yang sudah jadi bini orang. Begitu pula Ny. Endang, kenapa kok bisa cinta total pada Pak Guru Bagiyo yang sudah punya istri. Apa dia tak bisa membayangkan, bagaimana bila dalam posisi Ny. Bagiyo, melihat suaminya punya WIL.
Tapi jika ditimbang-timbang pakai timbangan bebek, agaknya kadar cintanya paling tinggi justru pada Ny. Endang. Buktinya, dia siap memodali beli rumah hanya untuk menciptakan zona aman ketika menjalin asmara dengan pak guru itu. Di situlah keduanya sering memadu kasih, merajut benang-benang kasih mesra.
Tapi sepandai-pandai tupai selingkuh, sekali waktu jatuh juga. Suami Endang, mencium aroma tak sedap dalam rumahtangganya segera membentuk TPF independen. Walhasil dia sukses menemukan rumah yang dijadikan arena mesum itu. Karena ingat anak yang masih kecil-kecil, perbuatan istrinya dimaafkan. Baik Bagiyo maupun Endang bikin pernyataan bermeterai cukup bahwa tidak akan berselingkuh lagi.
Tapi ternyata itu hanya retorika belaka. Buktinya beberapa bulan berikutnya, kembali Bagiyo-Endang berekonsiliasi tanpa setahu cebong dan kampret tentunya. Mungkinkah suami memberi kesempatan Endang-Bagiyo selingkuh 5 tahun lagi? Enak saja, nggak bisa dong!
Maka kali ini habis sudah kesabarannya, sehingga bersama polisi dilakukan penggerebekan dan diproses. Suami Endang itu menuntut Bagiyo karena telah mengganggu rumahtangganya.
sumber : posk
Pepatah lama mengatakan, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Tapi sesuai dengan kebijakan Kemendikbud sekarang, pepatah itu perlu direvisi menjadi: guru kencing berdiri, peserta didik kencing berlari. Belakangan ini, saking banyaknya aksi mesum para oknum guru, pepatah itu perlu diamandemen lagi tanpa lewat MPR menjadi: peserta didik kencing sambil berlari, guru selingkuh digerebek.
Ini benar-benar terjadi di Kabupaten Purworejo. Pak Guru Bagiyo yang tinggal di Kutoarjo dan sudah berkeluarga, menjalin asmara dengan guru sekolah yang beda kecamatan, Ny. Endang. Jarak kedua sekolah itu memang termasuk dekat, sedekat hati keduanya. Tak hanya dekat di hati, dekat segalanya malah.
Pak Guru Bagiyo yang juga kepala sekolah, entah kenapa kok bisa jatuh cinta sampai mentok gardan pada Ny. Endang yang sudah jadi bini orang. Begitu pula Ny. Endang, kenapa kok bisa cinta total pada Pak Guru Bagiyo yang sudah punya istri. Apa dia tak bisa membayangkan, bagaimana bila dalam posisi Ny. Bagiyo, melihat suaminya punya WIL.
Tapi jika ditimbang-timbang pakai timbangan bebek, agaknya kadar cintanya paling tinggi justru pada Ny. Endang. Buktinya, dia siap memodali beli rumah hanya untuk menciptakan zona aman ketika menjalin asmara dengan pak guru itu. Di situlah keduanya sering memadu kasih, merajut benang-benang kasih mesra.
Tapi sepandai-pandai tupai selingkuh, sekali waktu jatuh juga. Suami Endang, mencium aroma tak sedap dalam rumahtangganya segera membentuk TPF independen. Walhasil dia sukses menemukan rumah yang dijadikan arena mesum itu. Karena ingat anak yang masih kecil-kecil, perbuatan istrinya dimaafkan. Baik Bagiyo maupun Endang bikin pernyataan bermeterai cukup bahwa tidak akan berselingkuh lagi.
Tapi ternyata itu hanya retorika belaka. Buktinya beberapa bulan berikutnya, kembali Bagiyo-Endang berekonsiliasi tanpa setahu cebong dan kampret tentunya. Mungkinkah suami memberi kesempatan Endang-Bagiyo selingkuh 5 tahun lagi? Enak saja, nggak bisa dong!
Maka kali ini habis sudah kesabarannya, sehingga bersama polisi dilakukan penggerebekan dan diproses. Suami Endang itu menuntut Bagiyo karena telah mengganggu rumahtangganya.
sumber : posk
Tidak ada komentar