Samosir Menuju Kabupaten Literasi
LINTAS PUBLIK - SAMOSIR, Kabupaten Samosir terus melakukan pembenahan dalam upaya menuju daerah literasi. “Kita targetkan tahun 2020 Samosir menjadi kabupaten literasi,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Lastuana Simbolon, Jumat (12/7), pada kegiatan Literasi Nusantara Danau Toba tahun 2019 di Lopo Hotel Tomok.
Untuk tujuan itu, Bupati Samosir Rapidin Simbolon telah menerbitkan Perbup Nomor 25 tahun 2018 yang mewajibkan setiap desa harus punya minimal satu perpustakaan.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah pun kata Lastuana, menjadwalkan pembentukan struktur pengelola perpustakaan di 134 desa/kelurahan secara bertahap. Nantinya di setiap perpustakaan desa ada lembaga bimbingan belajar daring guna mendukung upaya pencerdasan anak bangsa. Selain itu,
pihaknya bersama Yayasan Alusi Tao Toba, lembaga pendidikan nonformal di Kabupaten Samosir, mendorong masyarakat sadar berliterasi.
“Saat ini sudah ada 27 komunitas pegiat literasi,” sebutnya.
Harapan, upaya-upaya tersebut mendapat respon dan dukungan positif dari masyarakat desa di “Negeri Indah Kepingan Surga” itu.
Kabid Pembinaan dan SDM Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemprov Sumut, Erikson Pakpahan berjanji akan memberikan pembinaan ke Pemkab Samosir.
Dikatakan, pihaknya tengah membangun dan menggerakkan literasi di 33 kabupaten/kota sebagai tindak lanjut penetapan Sumatera Utara sebagai provinsi literasi ke tujuh di Indonesia.
Sebanyak 112 pelajar dan peserta umum mengikuti lomba menulis aksara Batak di halaman Lopo Hotel Tomok, Jumat (12/7). Para peserta diwajibkan menulis ulang naskah yang disiapkan panitia dalam aksara Batak dengan waktu 45 menit, sedangkan kriteria penilaian terkait ketepatan dan kerapian. Lomba yang bertujuan untuk memotivasi kesadaran membaca masyarakat sekaligus melestarikan budaya leluhur itu bagian dari rangkaian kegiatan Literasi Nusantara Danau Toba tahun 2019 yang diselenggarakan PT Gramedia asri Media 11-13 Juli.
Guru pendamping peserta pelajar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada koorporasi yang peduli dengan dunia pendidikan dan pelestarian budaya daerah.
“Senang kami, hanya saja perlu dilaksanakan secara rutin,” saran Burhan Sitindaon, pendidik di SD Negeri 9 Tomok.
Untuk itu, dia berharap Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan dan
lembaga lain mengagendakan kegiatan yang sama. Menurutnya, perlombaan menulis aksara Batak dan juga berbicara bahasa Batak akan memberikan motivasi tinggi bagi pelajar untuk mendalaminya.
Kegiatan perlombaan seperti itu katanya, akan membantu pihak sekolah yang telah mencantumkan penulisan aksara Batak dalam kurikulum belajar melalui muatan lokal.
Jika teragenda secara rutin, pihak sekolah akan bersaing dengan menyertakan pelajar yang lulus melalui seleksi, sehingga perlombaan semakin berkualitas.
Ketua Yayasan Alusi Tao Toba, Togu Simorangkir mengatakan, lomba penulisan aksara dan berbicara bahasa Batak bagian dari pengembangan literasi yang menjadi tanggung jawab elemen bangsa.
“Literasi itu luas, bukan sekadar gemar membaca, jadi kegiatan yang berkaitan
dengan itu sewajarnya didukung semua pihak,” katanya.
sumber : ant
Untuk tujuan itu, Bupati Samosir Rapidin Simbolon telah menerbitkan Perbup Nomor 25 tahun 2018 yang mewajibkan setiap desa harus punya minimal satu perpustakaan.
Para pengiat Literasi di Nusantara di Danau Toba tahun 2019 di Lopo Hotel Tomok |
pihaknya bersama Yayasan Alusi Tao Toba, lembaga pendidikan nonformal di Kabupaten Samosir, mendorong masyarakat sadar berliterasi.
“Saat ini sudah ada 27 komunitas pegiat literasi,” sebutnya.
Harapan, upaya-upaya tersebut mendapat respon dan dukungan positif dari masyarakat desa di “Negeri Indah Kepingan Surga” itu.
Anak-anak semangat mengikuti Literasi di Nusantara di Danau Toba tahun 2019 di Lopo Hotel Tomok |
Dikatakan, pihaknya tengah membangun dan menggerakkan literasi di 33 kabupaten/kota sebagai tindak lanjut penetapan Sumatera Utara sebagai provinsi literasi ke tujuh di Indonesia.
Sebanyak 112 pelajar dan peserta umum mengikuti lomba menulis aksara Batak di halaman Lopo Hotel Tomok, Jumat (12/7). Para peserta diwajibkan menulis ulang naskah yang disiapkan panitia dalam aksara Batak dengan waktu 45 menit, sedangkan kriteria penilaian terkait ketepatan dan kerapian. Lomba yang bertujuan untuk memotivasi kesadaran membaca masyarakat sekaligus melestarikan budaya leluhur itu bagian dari rangkaian kegiatan Literasi Nusantara Danau Toba tahun 2019 yang diselenggarakan PT Gramedia asri Media 11-13 Juli.
Lomba Mewarnai Literasi di Nusantara di Danau Toba tahun 2019 di Lopo Hotel Tomok |
“Senang kami, hanya saja perlu dilaksanakan secara rutin,” saran Burhan Sitindaon, pendidik di SD Negeri 9 Tomok.
Untuk itu, dia berharap Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan dan
lembaga lain mengagendakan kegiatan yang sama. Menurutnya, perlombaan menulis aksara Batak dan juga berbicara bahasa Batak akan memberikan motivasi tinggi bagi pelajar untuk mendalaminya.
Kegiatan perlombaan seperti itu katanya, akan membantu pihak sekolah yang telah mencantumkan penulisan aksara Batak dalam kurikulum belajar melalui muatan lokal.
Lomba bercerita dalam bahasa batak pada Literasi Nusantara di Danau Toba tahun 2019 di Lopo Hotel Tomok |
Ketua Yayasan Alusi Tao Toba, Togu Simorangkir mengatakan, lomba penulisan aksara dan berbicara bahasa Batak bagian dari pengembangan literasi yang menjadi tanggung jawab elemen bangsa.
“Literasi itu luas, bukan sekadar gemar membaca, jadi kegiatan yang berkaitan
dengan itu sewajarnya didukung semua pihak,” katanya.
sumber : ant
Tidak ada komentar