Si Kembar Adam dan Malik Berhasil Dipisah: Ayah Bersyukur, Tak Sabar Ingin Bawa Pulang
LINTAS PUBLIK, Rasa bahagia terpancar dari wajah Juliadi Silitonga. Ia berulangkali mengucapkan terima kasihnya kepada RSUP Haji Adam Malik dan pemerintah, atas keberhasilan operasi pemisahan bayi kembar siamnya, Adam dan Malik.
Ia mengaku, berkat bantuan semuanya, anaknya mulai kini dapat hidup layaknya bayi normal. “Biarlah Tuhan yang menjaga anak kita sampai nanti mereka besar,” sebutnya.
Juliadi juga berharap pemulihan kedua bayinya dapat cepat berlangsung, agar Adam dan Malik dapat segera berkumpul dengan keluarga di Tapanuli Utara.
“Saya ini semangat luarbiasa. Kalau sudah diberi izin, akan langsung saya bawa
ke kampung,” ujarnya girang. Ya, bayi kembar siam dempet perut, Adam dan Malik kini mulai hidup normal. Sebab, operasi pemisahan yang dilakukan oleh tim medis Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, berjalan sukses dan lancar. Salah satu tim dokter operasi pemisahan bayi kembar siam, dr Erjan Fikri MKed SpB (K) menyampaikan, operasi pemisahan berlangsung sekitar lima jam lamanya.
Operasi dilaksanakan pada Selasa (23/7) pagi sejak pukul 07.00 WIB ini dan berakhir sekira pukul 12.00 WIB.
“Alhamdulillah, kita sudah bekerjasama dengan baik menyelesaikan tugas yang sudah kita rancang 7 bulan lalu. Siang tadi sudah berhasil dipisah, dan keduanya kini sudah dirawat di ruang PICU di Gedung CMU lantai 3,” ungkapnya memberikan keterangan pers di Gedung Pusat Jantung Terpadu
RSUP Haji Adam Malik.
Erjan menjelaskan, untuk mendukung operasi ini, persiapan yang panjang telah dilakukan. Dalam operasi, setelah kedua bayi terbius, ujar dia, dilakukan pemasangan perangkat steril, lalu tim membuat rancangan pemotongan kulit, sebelum akhirnya pemisahan dilakukan.
“Usai dipisah, dilakukan penututupan rongga perut, setelah kita memastikan organ dalamnya tidak ada yang cedera. Kemudian dilanjutkan dengan bedah plastik, lalu terhadap bayi dilakukan sterilisasi,” jelasnya.
“Yang agak menjadi tantangan kemarin adanya pembuluh darah yang menyilang antara bayi yang satu dengan bayi dua. Kalau menurut deteksi dokter radiologi, di dalam hatinya menyilang, dan ditafsirkan sebagai vena porta,” kata Erjan.
Vena porta merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah dari organ sistem pencernaan ke hati. Dokter sudah mengantisipasi kemungkinan pendarahan yang lumayan besar, karena bagi hati vena porta itu menyuplai 70 persen bagi kehidupan hati itu sendiri.
Berbagai alat penghenti darah disiapkan. Ternyata, setelah diperiksa lapis demi lapis, di bawah kulit ditemukan pembuluh darah yang besar itu, yang ternyata berasal dari pusat.
“Kalau bayi normal, dari pusat ke arah hati itu namanya arteri umbilikalis. Kalau teman-teman dokter anak kesulitan memasukkan cairan atau infus untuk bayibayi yang dehidrasi itu bisa melalui pusatnya. Itu arteri umbilikalis, lumayan besar dan cukup menopang kehidupan kalau memang itu dehidrasi. Itulah yang kami temukan tadi, kami ligasi, kami ikat kiri dan kanan, baru kami putus.
Pendarahan dapat diatasi,” kata Erjan.
Begitupun, dr Utama Abdi Tarigan SpBP menambahkan, keberhasilan operasi pemisahan bayi kembar siam ini dapat dilangsungkan karena didukung oleh alat rumah sakit yang sangat baik. Ia menuturkan, saat ini kondisi kedua bayidalam keadaan stabil, tetapi masih membutuhkan pemantauan lanjut untuk melihat perkembangan lukanya pasca operasi dilangsungkan.
“Semua pekerjaan kami sudah dapat terlaksana dengan baik. Untuk hasil lanjut, paling tidak baru bisa diketahui seminggu kedepan,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, dr Zainal Safri SpPD SpJP berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada tim dokter yang terlibat. Menurutnya hal ini merupakan sumbangsih untuk pelayanan masyarakat sekaligus prestasi bagi RSUP Haji Adam Malik di usianya yang ke26 tahun.
“Jadi kita tetap akan mempertahankan tim ini. Apalagi rumah sakit kita sudah memiliki sertifikat JCI, dan tentunya semua alat dan ruangan yang kita gunakan sudah standar internasional,” tandasnya.
Seperti diketahui, kembar siam Adam dan Malik lahir pada 22 November 2018 di RSU Dr FL Tobing, di Kota Sibolga. Keduanya merupakan anak ketiga dan keempat, pasangan Juliadi Silitonga dan Noorida Sihombing, warga Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara.
Mengingat keterbatasan fasilitas rumah sakit di Sibolga, si kembar lantas dirujuk ke RSUP Adam Malik, dan oleh orangtuanya dinamakan Adam dan Malik. Ketika dilakukan operasi pemisahan, keduanya berusia tujuh bulan.
sumber : fase
Ia mengaku, berkat bantuan semuanya, anaknya mulai kini dapat hidup layaknya bayi normal. “Biarlah Tuhan yang menjaga anak kita sampai nanti mereka besar,” sebutnya.
Juliadi juga berharap pemulihan kedua bayinya dapat cepat berlangsung, agar Adam dan Malik dapat segera berkumpul dengan keluarga di Tapanuli Utara.
“Saya ini semangat luarbiasa. Kalau sudah diberi izin, akan langsung saya bawa
ke kampung,” ujarnya girang. Ya, bayi kembar siam dempet perut, Adam dan Malik kini mulai hidup normal. Sebab, operasi pemisahan yang dilakukan oleh tim medis Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, berjalan sukses dan lancar. Salah satu tim dokter operasi pemisahan bayi kembar siam, dr Erjan Fikri MKed SpB (K) menyampaikan, operasi pemisahan berlangsung sekitar lima jam lamanya.
Operasi dilaksanakan pada Selasa (23/7) pagi sejak pukul 07.00 WIB ini dan berakhir sekira pukul 12.00 WIB.
“Alhamdulillah, kita sudah bekerjasama dengan baik menyelesaikan tugas yang sudah kita rancang 7 bulan lalu. Siang tadi sudah berhasil dipisah, dan keduanya kini sudah dirawat di ruang PICU di Gedung CMU lantai 3,” ungkapnya memberikan keterangan pers di Gedung Pusat Jantung Terpadu
RSUP Haji Adam Malik.
Erjan menjelaskan, untuk mendukung operasi ini, persiapan yang panjang telah dilakukan. Dalam operasi, setelah kedua bayi terbius, ujar dia, dilakukan pemasangan perangkat steril, lalu tim membuat rancangan pemotongan kulit, sebelum akhirnya pemisahan dilakukan.
Bayi kembar Adam dan Malik pasca operasi pemisahan (kiri), Si kembar Adam dan Malik sebelum operasi pemisahan. |
“Yang agak menjadi tantangan kemarin adanya pembuluh darah yang menyilang antara bayi yang satu dengan bayi dua. Kalau menurut deteksi dokter radiologi, di dalam hatinya menyilang, dan ditafsirkan sebagai vena porta,” kata Erjan.
Vena porta merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah dari organ sistem pencernaan ke hati. Dokter sudah mengantisipasi kemungkinan pendarahan yang lumayan besar, karena bagi hati vena porta itu menyuplai 70 persen bagi kehidupan hati itu sendiri.
Berbagai alat penghenti darah disiapkan. Ternyata, setelah diperiksa lapis demi lapis, di bawah kulit ditemukan pembuluh darah yang besar itu, yang ternyata berasal dari pusat.
“Kalau bayi normal, dari pusat ke arah hati itu namanya arteri umbilikalis. Kalau teman-teman dokter anak kesulitan memasukkan cairan atau infus untuk bayibayi yang dehidrasi itu bisa melalui pusatnya. Itu arteri umbilikalis, lumayan besar dan cukup menopang kehidupan kalau memang itu dehidrasi. Itulah yang kami temukan tadi, kami ligasi, kami ikat kiri dan kanan, baru kami putus.
Pendarahan dapat diatasi,” kata Erjan.
Begitupun, dr Utama Abdi Tarigan SpBP menambahkan, keberhasilan operasi pemisahan bayi kembar siam ini dapat dilangsungkan karena didukung oleh alat rumah sakit yang sangat baik. Ia menuturkan, saat ini kondisi kedua bayidalam keadaan stabil, tetapi masih membutuhkan pemantauan lanjut untuk melihat perkembangan lukanya pasca operasi dilangsungkan.
“Semua pekerjaan kami sudah dapat terlaksana dengan baik. Untuk hasil lanjut, paling tidak baru bisa diketahui seminggu kedepan,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, dr Zainal Safri SpPD SpJP berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada tim dokter yang terlibat. Menurutnya hal ini merupakan sumbangsih untuk pelayanan masyarakat sekaligus prestasi bagi RSUP Haji Adam Malik di usianya yang ke26 tahun.
“Jadi kita tetap akan mempertahankan tim ini. Apalagi rumah sakit kita sudah memiliki sertifikat JCI, dan tentunya semua alat dan ruangan yang kita gunakan sudah standar internasional,” tandasnya.
Seperti diketahui, kembar siam Adam dan Malik lahir pada 22 November 2018 di RSU Dr FL Tobing, di Kota Sibolga. Keduanya merupakan anak ketiga dan keempat, pasangan Juliadi Silitonga dan Noorida Sihombing, warga Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara.
Mengingat keterbatasan fasilitas rumah sakit di Sibolga, si kembar lantas dirujuk ke RSUP Adam Malik, dan oleh orangtuanya dinamakan Adam dan Malik. Ketika dilakukan operasi pemisahan, keduanya berusia tujuh bulan.
sumber : fase
Tidak ada komentar