Surjana Nafkahi Keluarga dengan Cacing
LINTAS PUBLIK, SULITNYA lapangan kerja, ditambah beban ekonomi tinggi tidak membuat bapak empat anak ini putus asa dan lepas tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Melihat peluang warga sekitarnya memiliki hobi mancing, Surjana, 59, mencoba mengais rezeki dengan menjual cacing dan lumut untuk digunakan untuk umpan memancing.
Dengan menggelar lapak beberukuran 1 M × 1 M, dan terpal plastik sebagai pelindung panas serta hujan, Surjana menjajakan cacing dan lumpurnya di atas trotoar Jalan Akses Marunda tidak jauh dari fly over menuju Rumah Si Pitung dan kawasan Bulak Turi, Marunda, Jakarta Utara.
“Lumayan untuk menafkahi anak – istri di rumah, habis nyari kerja sekarang susah. Ada peluang dagang kayak begini, ya sudah dijalanin saja,” ujar Surjana saat memulai perbincangan tentang kisah hidupnya, kemarin.
Dikatakannya, setiap hari ia menjajakan cacing dan lumut mulai pukul 06:00 hingga pukul 17:00. Tidak ada merek atau label penanda, bahwa lapak atau dagangan yang digelarnya menjual cacing dan lumut karena hampir seluruhnya pembeli sudah mengetahui apa yang dijual Surjana itu. .
Mendapatkan cacing dan lumut yang dijualnya, Surjana lebih dulu biasanya mencari di dekat area persawahan atau lokasi tempat pembuangan sampah (LPS) dekat tempat tinggalnya. Untuk mendapatkan cacing dan lumut jualannya, ia pun biasa dibantu anak pertamanya menggunakan alat sederhana berupa sebatang kayu.
“Ya cuma begitu saja sudah, tidak ada pakai apa-apa lagi. . Langganan sudah pada tau, bahkan ada dari Pasar Minggu juga kemari. Mereka sudah mengerti,” ungkapnya seraya menambahkan, cacing dan lumut yang dijualnya pun terbilang murah yakni Rp3.000 – Rp5.000 per kaleng.
Dari hasil jualan cacing, Surjana mengaku mengantongi Rp50.000 – Rp100.000 per hari. . Kemudian, uang itu dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Termasuk, untuk membiayai empat anaknya yang masih sekolah.
SABTU-MINGGU
Akan tetapi, peruntungannya akan sedikit lebih banyak pada setiap akhir pekan. Pembeli akan bertambah dan penghasilannya bisa meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa. “Kalau akhir pekan lebih banyak yang mancing, kan libur juga. Jadi kalau Sabtu – Minggu bisa dapat Rp200 ribu ada,” terangnya.
Sementara itu, terik panas matahari, serta debu jalanan yang tebal saban hari menjadi ‘teman’ setia saat menjajakan cacing dan lumut. . Namun, hal itu bukan hambatan karena demi anak dan istri tercintanya agar tetap makan dan sekolah.
“Ya namanya sudah usia segini, harapannya saya mah nggak macam-macam. Cukup satu keingin liat anak senang aja, kerja buat mereka, sekolahkan mereka sampai mana mereka bisa,” kata Surjana.
Dengan memberikan pendidikan tinggi, ia pun berharap kelak anak-anaknya bisa membantu ekonomi keluarga.
sumber : posk
Dengan menggelar lapak beberukuran 1 M × 1 M, dan terpal plastik sebagai pelindung panas serta hujan, Surjana menjajakan cacing dan lumpurnya di atas trotoar Jalan Akses Marunda tidak jauh dari fly over menuju Rumah Si Pitung dan kawasan Bulak Turi, Marunda, Jakarta Utara.
“Lumayan untuk menafkahi anak – istri di rumah, habis nyari kerja sekarang susah. Ada peluang dagang kayak begini, ya sudah dijalanin saja,” ujar Surjana saat memulai perbincangan tentang kisah hidupnya, kemarin.
Surjana, menafkahi keluarga dengan cacing. |
Mendapatkan cacing dan lumut yang dijualnya, Surjana lebih dulu biasanya mencari di dekat area persawahan atau lokasi tempat pembuangan sampah (LPS) dekat tempat tinggalnya. Untuk mendapatkan cacing dan lumut jualannya, ia pun biasa dibantu anak pertamanya menggunakan alat sederhana berupa sebatang kayu.
“Ya cuma begitu saja sudah, tidak ada pakai apa-apa lagi. . Langganan sudah pada tau, bahkan ada dari Pasar Minggu juga kemari. Mereka sudah mengerti,” ungkapnya seraya menambahkan, cacing dan lumut yang dijualnya pun terbilang murah yakni Rp3.000 – Rp5.000 per kaleng.
Dari hasil jualan cacing, Surjana mengaku mengantongi Rp50.000 – Rp100.000 per hari. . Kemudian, uang itu dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Termasuk, untuk membiayai empat anaknya yang masih sekolah.
SABTU-MINGGU
Akan tetapi, peruntungannya akan sedikit lebih banyak pada setiap akhir pekan. Pembeli akan bertambah dan penghasilannya bisa meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa. “Kalau akhir pekan lebih banyak yang mancing, kan libur juga. Jadi kalau Sabtu – Minggu bisa dapat Rp200 ribu ada,” terangnya.
Sementara itu, terik panas matahari, serta debu jalanan yang tebal saban hari menjadi ‘teman’ setia saat menjajakan cacing dan lumut. . Namun, hal itu bukan hambatan karena demi anak dan istri tercintanya agar tetap makan dan sekolah.
“Ya namanya sudah usia segini, harapannya saya mah nggak macam-macam. Cukup satu keingin liat anak senang aja, kerja buat mereka, sekolahkan mereka sampai mana mereka bisa,” kata Surjana.
Dengan memberikan pendidikan tinggi, ia pun berharap kelak anak-anaknya bisa membantu ekonomi keluarga.
sumber : posk
Tidak ada komentar