Calon Paskibra Meninggal, Keluarga Curiga Dianiaya Seniornya
LINTAS PUBLIK - TANGERANG, Pupus sudah impian Aurellia Qurratu’aini menjadi pasukan pengibar bendera (Paskibra) pada upacara 17 Agustus tingkat Kota Tangerang Selatan. Aurellia mendadak meninggal dunia di rumah orangtuanya di Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (1/8/2019).
Siswi kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar BSD ini diketahui calon pembawa baki bendera. Aurellia diketahui menjalani masa pelatihan Paskibra. Dara manis ini menghembuskan nafas terakhirnya saat akan berangkat latihan.
Kematian Aurellia yang secara mendadak itu membuat orangtuanya curiga. Orangtua Aurellia menduga jika anaknya meninggal dunia lantaran dianiaya seniornya.
Sebab, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, wajah Aurellia nampak pucat, tubuhnya pun terlihat lemas. “Ada kekerasan yang dialami putri saya dan beberapa teman-temannya. Dilakukan pada Jumat malam dan malam minggu,” ucap Sindi, ibunda Aurellia, Jumat (2/8/2019).
Akibat perundungan tersebut, Aurellia mengalami luka memar di bagian pipi sebelah kiri. Dara manis ini juga mengalami trauma psikis.
“Awalnya saya engga tahu, karena anak saya setelah kejadian menggunakan masker. Merasa aneh, saya minta buka dan saya lihat pipinya memar,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan sang anak, putrinya itu mendapat perlakuan tidak menyenangkan dengan ditampari seluruh kakak kelas wanita berjumlah 9 orang. “Jadi 9 orang kakak kelasnya itu, menampari anak saya dan teman-temannya,” kata dia.
Orangtua Aurellia berharap penyelenggara pendidikan agar menindak tegas tindakan perundungan yang dilakukan senior terhadap anaknya itu. “Kejanggalan ini harus diusut tuntas,” ungkapnya.
sumber : posk
Siswi kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar BSD ini diketahui calon pembawa baki bendera. Aurellia diketahui menjalani masa pelatihan Paskibra. Dara manis ini menghembuskan nafas terakhirnya saat akan berangkat latihan.
Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie saat taujiah ke anggota Capaska Kota Tangsel almarhum Aurelia di Cipondoh. |
Sebab, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, wajah Aurellia nampak pucat, tubuhnya pun terlihat lemas. “Ada kekerasan yang dialami putri saya dan beberapa teman-temannya. Dilakukan pada Jumat malam dan malam minggu,” ucap Sindi, ibunda Aurellia, Jumat (2/8/2019).
Akibat perundungan tersebut, Aurellia mengalami luka memar di bagian pipi sebelah kiri. Dara manis ini juga mengalami trauma psikis.
“Awalnya saya engga tahu, karena anak saya setelah kejadian menggunakan masker. Merasa aneh, saya minta buka dan saya lihat pipinya memar,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan sang anak, putrinya itu mendapat perlakuan tidak menyenangkan dengan ditampari seluruh kakak kelas wanita berjumlah 9 orang. “Jadi 9 orang kakak kelasnya itu, menampari anak saya dan teman-temannya,” kata dia.
Orangtua Aurellia berharap penyelenggara pendidikan agar menindak tegas tindakan perundungan yang dilakukan senior terhadap anaknya itu. “Kejanggalan ini harus diusut tuntas,” ungkapnya.
sumber : posk
Tidak ada komentar