Header Ads

Kapolri: Penyerang Polsek Wonokromo Terpengaruh Radikalisme dari Internet

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menegaskan, terduga teroris yang menyerang anggota Polsek Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019) sore mengalami radikalisasi diri sendiri. Akibatnya, terduga melakukan penyerangan kepada anggota polisi.

"Info yang saya dapatkan dari Densus 88, tersangka mengalami radikalisme diri sendiri," katanya, seusai menghadiri perayaan HUT ke 69 Oesman Sapta Odang (OSO), di Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (18/8/2019).

Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Kapolri mengatakan, tersangka terpengaruh radikalisme dari online, mengikuti kajian-kajian keagamaan dan akhirnya muncul pemahaman versi tersangka.

"Dia datang untuk mencari sasaran. Polisi dianggap thogut. Karena sering melakukan hukum kepada mereka", katanya.

Saat ini, kata Kapolri, semua jaringan terorisme akan diusut. "Siapanya, Indikasi akan berkembang, " tandasnya.

Tito juga menegaskan, Polri akan bertindak tegas kepada jaringan-jaringan tersebut.

Sementara itu, petugas Densus 88, yang minta identitasnya diungkapkan menyatakan, istri dan ketiga anak terduga teroris IM, sudah dijemput polisi dari kamar indekosnya, Sabtu (18/8/2019) malam.

"Rumah kos dia di permukiman padat penduduk di Jalan Sidosermo IV Gang 1 nomor 10A Surabaya. Kemarin sudah dijemput tim. Tentunya untuk kita kembangkan kasus ini, " katanya.

Sebelumnyan IM diamankan di Polsek Wonokromo, Surabaya, Sabtu (17/8) sore. Dia disebut pura-pura melapor dan tiba-tiba menyerang polisi petugas piket dengan senjata tajam.

Akibat serangan tiba-tiba pria tersebut, Aiptu Agus Sumarsono, petugas piket Polsek Wonokromo saat itu menderita luka bacok di kepala, tangan, dan pipi kirinya.

Dalam tas tersebut, polisi menemukan sejumlah benda, seperti senjata tajam, ketapel dengan peluru kelereng, airsoft gun, makanan dan kertas yang dipenuhi banyak logo ISIS.

sumber  : SP 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.