Soal Prasasti Tak Tampak Lagi, DPRD: Kusdianto Harus Dicopot, Hefriansyah Harus Bertanggung Jawab
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Situs sejarah yang berupa Prasasti Kenaikan Bendera Pertama Di Siantar yang lokasinya tepat disebalah gedung Touris Informasi Center (TIC) Parkiran Pariwisata sudah tak tampak lagi menuai reaksi keras dari DPRD Siantar, bahkan mereka mengecam tindakan dari Dinas Pariwisata tersebut.
Kecaman itu datang dari salah seorang anggota DPRD Siantar Netty Sianturi, dia menyebutkan
hal tersebut adalah tindakan yang tidak menghormati sejarah.
"Itukan sejarah penting bagi Kota Siantar, artinya Dinas itu tidak menghormati sejarah Kota ini,"
kata Netty, Rabu (18/09/2019).
Netty menyebutkan apapun alasannya Situs sejarah tidak bisa digeser dari posisinya sebelumnya.
"Tidak boleh digeser, karena letaknya itu ada historynya, berarti kita harus merubah sejarah
kalau begitu, kenapa tidak dihormati sejarah kota ini,"sebut Ketua DPC Partai Gerindra Kota
Siantar.
Nettypun menyebutkan jika Walikota harus bertanggung jawab terkait hal tersebut.
"Apapun ceritanya Walikota harus bertanggung jawab, dan ini perlu ditanyakan kepada Walikota
apa alasannya itu merusak dan menggesernya, jangan nanti masyarakat marah lagi sama
Walikota, soal Tugu saja belum selesai-selesai ini sudah ditambahi lagi soal sejarah," kata Netty
kesal.
Terpisah salah seorang anggota DPRD lainnya Mangatas Silalahi juga mengecam tindakan dari Dinas Pariwisata tersebut.
"Inilah kalau Kadisnya bukan orang asli Siantar, jadi engga dihargai sejarah Kota ini," katanya.
Mangataspun menyindir jika Kadis Pariwisata Kusdianto belum mumpuni untuk menjadi Kadis.
"Cemanalah kan jadi kadis yang dipaksakannya, itulah kadis yang dipaksakan,"ucapnya dengan
nada sinis.
Dia menyebutkan harus Kusdianto dicopot dari Kadis, namun dia meyakini hal ini tidak lah mungkin jika masih dijabat oleh Walikota Hefriansyah.
"Kalau ku bilang sekarang dicopot, pasti engga mungkin karena engga dicopot-copot itu, tunggu
gantilah nanti Walikota kita minta biar dicopot," katanya.
Mangatas menambahkan bagaimana Kusdianto menghargai Sejarah, sebab kata Mangatas
Kusdianto tidak pernah menghormati orang lain.
"kan katanya dekat dengan Kapolda, makanya dia tidak pernah menghormati orang, orang saja
tidak dihormati apa lagi sejarah," katanya.
sumber : heta
Kecaman itu datang dari salah seorang anggota DPRD Siantar Netty Sianturi, dia menyebutkan
hal tersebut adalah tindakan yang tidak menghormati sejarah.
ilustrasi |
kata Netty, Rabu (18/09/2019).
Netty menyebutkan apapun alasannya Situs sejarah tidak bisa digeser dari posisinya sebelumnya.
"Tidak boleh digeser, karena letaknya itu ada historynya, berarti kita harus merubah sejarah
kalau begitu, kenapa tidak dihormati sejarah kota ini,"sebut Ketua DPC Partai Gerindra Kota
Siantar.
Nettypun menyebutkan jika Walikota harus bertanggung jawab terkait hal tersebut.
"Apapun ceritanya Walikota harus bertanggung jawab, dan ini perlu ditanyakan kepada Walikota
apa alasannya itu merusak dan menggesernya, jangan nanti masyarakat marah lagi sama
Walikota, soal Tugu saja belum selesai-selesai ini sudah ditambahi lagi soal sejarah," kata Netty
kesal.
Terpisah salah seorang anggota DPRD lainnya Mangatas Silalahi juga mengecam tindakan dari Dinas Pariwisata tersebut.
"Inilah kalau Kadisnya bukan orang asli Siantar, jadi engga dihargai sejarah Kota ini," katanya.
Mangataspun menyindir jika Kadis Pariwisata Kusdianto belum mumpuni untuk menjadi Kadis.
"Cemanalah kan jadi kadis yang dipaksakannya, itulah kadis yang dipaksakan,"ucapnya dengan
nada sinis.
Dia menyebutkan harus Kusdianto dicopot dari Kadis, namun dia meyakini hal ini tidak lah mungkin jika masih dijabat oleh Walikota Hefriansyah.
"Kalau ku bilang sekarang dicopot, pasti engga mungkin karena engga dicopot-copot itu, tunggu
gantilah nanti Walikota kita minta biar dicopot," katanya.
Mangatas menambahkan bagaimana Kusdianto menghargai Sejarah, sebab kata Mangatas
Kusdianto tidak pernah menghormati orang lain.
"kan katanya dekat dengan Kapolda, makanya dia tidak pernah menghormati orang, orang saja
tidak dihormati apa lagi sejarah," katanya.
sumber : heta
Tidak ada komentar