Tak Ada Pagar Pembatas, Kali di Pinggir Jalan Dermaga Baru Klender Banyak Makan Korban
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Warga di Jalan Dermaga Baru, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengharapkan pemasangan pagar pengaman jalan (guard rail). Pasalnya, meski sudah diajukan sejak 10 tahun lalu, namun hingga kini tak juga terealisasi.
Ny. Eti (43), warga sekitar yang resah lantaran di pinggir kali tak juga dipasang pagar pembatas jalan. Pasalnya, karena tak ada pengaman, hal itu membahayakan pengguna jalan dan masyarakat, terutama anak-anak. “Dari tahun 2004 kondisinya seperti itu. Meski katanya sudah diajukan namun pagar pembatas tak juga dipasang,” katanya, Minggu (15/9/2019).
Karena tak ada pagar pembatas, kata Eti, beberapa tahun lalu sempat memakan korban jiwa. Seorang anak meninggal lantaran terseret aliran deras saat kali meluap hingga menyebabkan banjir. “Ya namanya bocah kan senang main air, minggir-minggir dia mungkin lupa kalau di situ ada kali, jadinya keseret terus meninggal,” ujarnya.
Eti menambahkan, warga pun sangat berharap pemerintah segera memasang pagar pembatas. Pasalnya, saat kondisi banjir, ketinggian air sejajar dengan jalan sehingga beberapa orang tak mengetahui bahwa terdapat kali di pinggir kiri jalan. “Kalau kami sih sudah biasa, tapi kalau orang baru kita yang sering teriak, ‘jangan minggir-minggir, ada kali di situ,’ kalau enggak digituin banyak yang nyemplung,” ungkap Eti.
Rohaya (55), warga lainnya menambahkan, dirinya sangat khawatir dengan kondisi jalan tanpa pagar pengaman. Terlebih lagi, ruas jalan sangat sempit dan banyak dilalui anak-anak sekolah. “Tiap hari itu jadi lintasan anak sekolah, tahu sendiri anak-anak kalau sudah bercanda,” ujarnya.
Rohaya menambahkan, di Jalan Dermaga Baru sering dilintasi anak-anak yang berasal dari SDN 14, 15, 16, 20 serta SMP dan SMA Budaya. Dan sudah tak terhitung berapa banyak anak-anak yang tersebut ke kali. “Sudah sering ada kejadian anak-anak sekolah nyebur ke kali. Keseringan anak SD,” tutur Rohaya.
Rohaya mengatakan sebenarnya warga sering mengajukan permohonan pemasangan pagar pengaman jalan. Namun usulan tersebut tak berlanjut hingga meski sudah beberapa kali ganti lurah. “Dari tahun ke tahun enggak ada kelanjutannya. Padahal di sini dekat Kantor Kelurahan Klender. Kami tiap tahun ajukan ke Musrenbang, tapi enggak tahu kenapa enggak dibangun-bangun,” keluh Rohaya.
Kepala Seksi Lalulintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, Andreas Eman mengatakan, atas keluhan warga itu pihaknya sudah melakukan survei ke lokasi. Bahkan, dari jalan sepanjang 600 meter itu, pihaknya sudah melakukan pemasangan. “Sudah dipasang pagar pembatas sepanjang 50 meter,” ujarnya.
Namun, untuk sisanya, sambung Eman, karena turap yang ada di samping kali tak kuat, sehingga tak bisa dilakukan pemasangan pagar pembatas jalan. Karena itu, ia pun menyarankan ke Sudin Bina Marga untuk meninggikan tembok turap. “Karena kalau tetap kami pasang pagar pembatas, bisa memakan badan jalan 1 meter, akhirnya jadi menyempit,” pungkasnya.
sumber : posk
Ny. Eti (43), warga sekitar yang resah lantaran di pinggir kali tak juga dipasang pagar pembatas jalan. Pasalnya, karena tak ada pengaman, hal itu membahayakan pengguna jalan dan masyarakat, terutama anak-anak. “Dari tahun 2004 kondisinya seperti itu. Meski katanya sudah diajukan namun pagar pembatas tak juga dipasang,” katanya, Minggu (15/9/2019).
Kondisi jalan di samping kali yang diminta warga dipasangi pagar pembatas jalan. (ifand) |
Eti menambahkan, warga pun sangat berharap pemerintah segera memasang pagar pembatas. Pasalnya, saat kondisi banjir, ketinggian air sejajar dengan jalan sehingga beberapa orang tak mengetahui bahwa terdapat kali di pinggir kiri jalan. “Kalau kami sih sudah biasa, tapi kalau orang baru kita yang sering teriak, ‘jangan minggir-minggir, ada kali di situ,’ kalau enggak digituin banyak yang nyemplung,” ungkap Eti.
Rohaya (55), warga lainnya menambahkan, dirinya sangat khawatir dengan kondisi jalan tanpa pagar pengaman. Terlebih lagi, ruas jalan sangat sempit dan banyak dilalui anak-anak sekolah. “Tiap hari itu jadi lintasan anak sekolah, tahu sendiri anak-anak kalau sudah bercanda,” ujarnya.
Rohaya menambahkan, di Jalan Dermaga Baru sering dilintasi anak-anak yang berasal dari SDN 14, 15, 16, 20 serta SMP dan SMA Budaya. Dan sudah tak terhitung berapa banyak anak-anak yang tersebut ke kali. “Sudah sering ada kejadian anak-anak sekolah nyebur ke kali. Keseringan anak SD,” tutur Rohaya.
Rohaya mengatakan sebenarnya warga sering mengajukan permohonan pemasangan pagar pengaman jalan. Namun usulan tersebut tak berlanjut hingga meski sudah beberapa kali ganti lurah. “Dari tahun ke tahun enggak ada kelanjutannya. Padahal di sini dekat Kantor Kelurahan Klender. Kami tiap tahun ajukan ke Musrenbang, tapi enggak tahu kenapa enggak dibangun-bangun,” keluh Rohaya.
Kepala Seksi Lalulintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, Andreas Eman mengatakan, atas keluhan warga itu pihaknya sudah melakukan survei ke lokasi. Bahkan, dari jalan sepanjang 600 meter itu, pihaknya sudah melakukan pemasangan. “Sudah dipasang pagar pembatas sepanjang 50 meter,” ujarnya.
Namun, untuk sisanya, sambung Eman, karena turap yang ada di samping kali tak kuat, sehingga tak bisa dilakukan pemasangan pagar pembatas jalan. Karena itu, ia pun menyarankan ke Sudin Bina Marga untuk meninggikan tembok turap. “Karena kalau tetap kami pasang pagar pembatas, bisa memakan badan jalan 1 meter, akhirnya jadi menyempit,” pungkasnya.
sumber : posk
Tidak ada komentar