Tiga Dosen UNS Ciptakan Tulang Pinggul Tiruan Berbahan Titanium
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Temuan di bidang kesehatan lagi-lagi diberikan oleh anak bangsa. Tiga dosen dari fakultas teknik dan fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan sendi tulang pinggul tiruan (artificial hip joint) berdasarkan data CT-Scan pasien.
Dr Joko Triyono, ST, MT, dan Dr Eko Pujiyanto, SSi, MT, dari fakultas teknik serta dr Suyatmi, MBiomedSc, dari Fakultas Kedokteran UNS membuat artificial hip joint karena selama ini material sendi tiruan masih diimpor dari India dan Eropa sehingga tidak sesuai dengan anatomi tulang orang Indonesia.
"Anatomi tulang orang Indonesia memiliki ukuran lebih kecil 2-4 mm. Karena ada perbedaan, maka dalam prakteknya material impor tersebut harus dilakukan modifikasi dan penyesuaian agar menjadi pas ketika diimplankan dalam tubuh pasien," jelas Dr Joko selaku ketua tim riset , Senin (16/9/2019).
Dengan latar belakang tersebut, ketiga dosen ini berinisiatif untuk mengembangkan material sendi tulang pinggul tiruan berbasis data tulang pasien sendiri. Sehingga material implan tidak perlu dimodifikasi.
Material yang digunakan merupakan bahan stainless steel 316L dan titanium. Material ini dipilih karena biokompatibel dengan tubuh.
"Biokompatibel artinya tidak terjadi penolakan oleh tubuh. Aman," kata Dr Joko.
Sejauh ini, yang sudah peneliti lakukan adalah menemukan metode untuk mengembangkan produk implan organ keras (tulang) berbasis data CT Scan atau MRI dan hasil pengujian mekanik. Uji mekanik yang sudah dilakukan terdiri dari uji kekerasan, kekuatan tarik, ketangguhan, dan korosi. Hasil uji mekanik ini kemudian dibandingkan dengan produk pasar. Hasilnya, produk artificial hip joint ketiga dosen UNS ini memiliki range nilai uji sesuai standar.
Ada 3 tahapan uji biokompatibilitas pada produk biomaterial yaitu uji pada sel (in vitro), uji pada hewan coba (uji vivo) dan uji pada manusia (klinis). Kedepan, Joko mengaku masih akan melanjutkan beberapa tahapan pengujian seperti in vitro dan in vivo. Menurut Joko, untuk uji klinis tidak perlu dilakukan karena sudah ada produk sejenis di pasar. Hanya saja, mereka tetap harus mempublikasikan hasil uji in vitro dan in vivo ke dalam publikasi ilmiah.
"Pengembangan lebih lanjut dari prototipe sendi tulang pinggul tiruan ini diharapkan menjadi cikal bakal pengembangan produk tulang tiruan dari bahan titanium yang selanjutnya diharapkan menjadi rintisan produk komersial dalam negeri," harap Joko dalam rilisnya.
sumber : det
Dr Joko Triyono, ST, MT, dan Dr Eko Pujiyanto, SSi, MT, dari fakultas teknik serta dr Suyatmi, MBiomedSc, dari Fakultas Kedokteran UNS membuat artificial hip joint karena selama ini material sendi tiruan masih diimpor dari India dan Eropa sehingga tidak sesuai dengan anatomi tulang orang Indonesia.
Dosen penemu tulang dari besi dan titanium.(Foto: Humas UNS) |
Dengan latar belakang tersebut, ketiga dosen ini berinisiatif untuk mengembangkan material sendi tulang pinggul tiruan berbasis data tulang pasien sendiri. Sehingga material implan tidak perlu dimodifikasi.
Material yang digunakan merupakan bahan stainless steel 316L dan titanium. Material ini dipilih karena biokompatibel dengan tubuh.
"Biokompatibel artinya tidak terjadi penolakan oleh tubuh. Aman," kata Dr Joko.
Sejauh ini, yang sudah peneliti lakukan adalah menemukan metode untuk mengembangkan produk implan organ keras (tulang) berbasis data CT Scan atau MRI dan hasil pengujian mekanik. Uji mekanik yang sudah dilakukan terdiri dari uji kekerasan, kekuatan tarik, ketangguhan, dan korosi. Hasil uji mekanik ini kemudian dibandingkan dengan produk pasar. Hasilnya, produk artificial hip joint ketiga dosen UNS ini memiliki range nilai uji sesuai standar.
Ada 3 tahapan uji biokompatibilitas pada produk biomaterial yaitu uji pada sel (in vitro), uji pada hewan coba (uji vivo) dan uji pada manusia (klinis). Kedepan, Joko mengaku masih akan melanjutkan beberapa tahapan pengujian seperti in vitro dan in vivo. Menurut Joko, untuk uji klinis tidak perlu dilakukan karena sudah ada produk sejenis di pasar. Hanya saja, mereka tetap harus mempublikasikan hasil uji in vitro dan in vivo ke dalam publikasi ilmiah.
"Pengembangan lebih lanjut dari prototipe sendi tulang pinggul tiruan ini diharapkan menjadi cikal bakal pengembangan produk tulang tiruan dari bahan titanium yang selanjutnya diharapkan menjadi rintisan produk komersial dalam negeri," harap Joko dalam rilisnya.
sumber : det
Tidak ada komentar