Jumlah Anak Depresi Akibat Kecanduan Gadget Meningkat
LINTAS PUBLIK - BEKASI, Memprihatinkan, jumlah anak-anak dan remaja kecanduan gadget yang depresi meningkat. Setidaknya, jumlah ini terpantau di panti jiwa Jamrud Biru, Kota Bekasi, Rabu (9/10/2019).
“Sekarang ada lagi, setidaknya ada dua pasien remaja yang depresi dibawa ke sini, gara gara kecanduan gadget,” kata Suhartono, pengurus Panti Rehabilitasi Cacat Mental Jamrud Biru.
Hal itu disampaikan saat melepas satu pasiennya, Yudha (14), yang sudah sembuh kembali ke orangtuanya. Remaja ini kecanduan gadged sehingga depresi ata stres.
Pasien remaja ini dianggap sembuh setelah dibina di panti selama 3 minggu. Sebelumnya, Yudha bisa bermain gsme online 6-7 jam sehari. “Orangtuanya resah sehingga diam-diam membawa anaknya berobat di sini,” katanya.
Suhartono mengaku prihatin karena anak usia belasan tahun harus depresi akibat game online. Sehingga berharap orangtua lebih perhatian kepada anaknya.
Ada juga pasien yang ketergantungan game online yang kini masih diterapi. Pasien ini biasanya dibawa dengan pikiran yang kosong.
Selain kecanduan gadget, pasien jiwa remaja juga banyak karena ketergantungan obat. Ada juga pasien remaja yang depresi karena keluarga yang broken home.
Suhartono menyebut kondisi kejiwaan remaja setelah sembuh harus dijaga. Selalu melibatkan dalam kegiatan positif dan jangan menempatkan dia sebagai orang yang kurang atau jiwa. Karena ada pasien yang kembali lagi kumat karena lingkungan tidak menerimsnya dan menghukum dan menjauhinya.
sumber : posk
“Sekarang ada lagi, setidaknya ada dua pasien remaja yang depresi dibawa ke sini, gara gara kecanduan gadget,” kata Suhartono, pengurus Panti Rehabilitasi Cacat Mental Jamrud Biru.
Hal itu disampaikan saat melepas satu pasiennya, Yudha (14), yang sudah sembuh kembali ke orangtuanya. Remaja ini kecanduan gadged sehingga depresi ata stres.
Sejumlah remaja yang kini dirawat di panti rehabilitasi mental Jamrud Biru. |
Suhartono mengaku prihatin karena anak usia belasan tahun harus depresi akibat game online. Sehingga berharap orangtua lebih perhatian kepada anaknya.
Ada juga pasien yang ketergantungan game online yang kini masih diterapi. Pasien ini biasanya dibawa dengan pikiran yang kosong.
Selain kecanduan gadget, pasien jiwa remaja juga banyak karena ketergantungan obat. Ada juga pasien remaja yang depresi karena keluarga yang broken home.
Suhartono menyebut kondisi kejiwaan remaja setelah sembuh harus dijaga. Selalu melibatkan dalam kegiatan positif dan jangan menempatkan dia sebagai orang yang kurang atau jiwa. Karena ada pasien yang kembali lagi kumat karena lingkungan tidak menerimsnya dan menghukum dan menjauhinya.
sumber : posk
Tidak ada komentar