Wakil NU dan Muhammadiyah Bertemu Paus di Vatikan
LINTAS PUBLIK - LONDON, Wakil dari Nahdlatul Ulama, Dr. KH Marsudi Syuhud dan Muhammadiyah Prof. Syamsul Anwar mendapat kesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus di Istana Kepausan, Vatikan pada Senin lalu (28/10/2019)
Keterangan KBRI Takhta Suci Vatikan dalam keterangan pada Kamis menyebutkan dalam pertemuan, kedua tokoh didampingi Dubes RI untuk Takhta Suci, A. Agus Sriyono.
Kedua wakil Indonesia tersebut hadir di Vatikan memenuhi undangan Pontifical Academy for Life dari Vatikan, dalam rangka penandatanganan “Posisi Dasar Agama-agama Monoteisme Ibrahim mengenai Hal-hal Terkait Pengakhiran Hidup” (Position Paper of the Abrahamic Monotheistic Religions on Matters Concerning the End of Life).
Selain dua wakil Indonesia, dokumen ini juga ditandatangani wakil dari Kepausan, Patriarkat Konstantinopel, para Rabi agama Yahudi, dan sejumlah ulama dari berbagai negara yang mewakili agama Islam.
Dokumen ini pada dasarnya berisi imbauan bagi pengambil keputusan dan pelaku bidang kesehatan untuk memahami perspektif agama-agama monoteisme dalam pelayanan kepada para pasien yang menghadapi kematian. Diharapkan para keluarga pasien juga memahami norma-norma agama yang berkaitan dengan pengakhiran hidup.
Dalam sambutannya, Mgr Vincenzo Paglia, Presiden Pontifical Academy for Life, menyatakan bahwa penandatanganan dokumen ini merupakan hal yang bersejarah bukan saja karena arti pentingnya bagi profesi kedokteran dan kesehatan, namun juga kuatnya dimensi ekumenis atau komitmen penganut agama Ibrahim.
sumber : ant
Paus Fransiskus di Vatikan |
Kedua wakil Indonesia tersebut hadir di Vatikan memenuhi undangan Pontifical Academy for Life dari Vatikan, dalam rangka penandatanganan “Posisi Dasar Agama-agama Monoteisme Ibrahim mengenai Hal-hal Terkait Pengakhiran Hidup” (Position Paper of the Abrahamic Monotheistic Religions on Matters Concerning the End of Life).
Selain dua wakil Indonesia, dokumen ini juga ditandatangani wakil dari Kepausan, Patriarkat Konstantinopel, para Rabi agama Yahudi, dan sejumlah ulama dari berbagai negara yang mewakili agama Islam.
Dokumen ini pada dasarnya berisi imbauan bagi pengambil keputusan dan pelaku bidang kesehatan untuk memahami perspektif agama-agama monoteisme dalam pelayanan kepada para pasien yang menghadapi kematian. Diharapkan para keluarga pasien juga memahami norma-norma agama yang berkaitan dengan pengakhiran hidup.
Dalam sambutannya, Mgr Vincenzo Paglia, Presiden Pontifical Academy for Life, menyatakan bahwa penandatanganan dokumen ini merupakan hal yang bersejarah bukan saja karena arti pentingnya bagi profesi kedokteran dan kesehatan, namun juga kuatnya dimensi ekumenis atau komitmen penganut agama Ibrahim.
sumber : ant
Tidak ada komentar