‘Bu, Aku Mencintaimu’, Teriak Anak 14 Tahun Lalu Lompat dari Jendela Kamarnya di Lantai 14 Apartemen
LINTAS PUBLIK - CHINA, Bocah lelaki 14 tahun ditemukan tewas lompat dari kamar apartemen di lantai 14. Saat itu, ia baru saja pulang sekolah.
World of Buzz melaporkan tak ada yang aneh ketika anak itu, Wang JiaLe, pulang dari sekolahnya. Seperti biasa, ia nakan malam lalu masuk ke kamarnya.
Tiba-tiba ibunya mendengar suara anaknya berteriak, “Ibu, aku mencintaimu!”
Sang ibu berlari ke kamar anaknya karena merasa curiga dengan hal tak biasa itu. Namun terlambat. Ia tak lagi melihat anak tercintanya karena sudah melompat dari jendela kamarnya.
Di mejanya, tergeletak dua surat. Satu untuk ibunya dan satu lagi untuk gadis yang membuatnya merasa hancur di sekolah.
Dalam surat untuk ibunya, anak itu meminta maaf karena bunuh diri. Ia berharap keputusan terakhirnya bisa diterima.
Anak itu menyebutkan bahwa ia selalu bergaya seolah-olah punya banyak teman karena kepribadiannya yang konyol. Namun apa yang dirasakan adalah sebaliknya. Ia kerap menangis hingga tertidur. Ia merasa sangat kesepian di sekolah.
Sementara dalam surat untuk gadis di sekolahnya, ia menulis, ”Pelecehan verbal itu sangat menyakitkan. Entah itu disengaja atau tidak, saya berharap ‘seseorang’ bisa lebih ramah. ”
Anak itu juga meminta gadis itu memposting pesan terakhirnya itu ke akun media sosialnya. Juga, memberi tahu teman-temannya bahwa ia telah meninggalkan dunia ini.
Hal ini membuat keluarga JiaLe ingin menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan anak itu di sekolah. Beberapa saksi di sekolah menyebutkan bahwa mereka melihat JiaLe berlari naik turun tangga sekolahan, beberapa bahkan menyebut JiaLe menangis.
Bukan itu saja, saksi-saksi juga mengatakan mereka melihat bocah itu “dimarahi” oleh seorang guru.
Namun, sekolah menolak untuk mengungkapkan segala bentuk bukti, termasuk rekaman CCTV saat JiaLe menangis di sekolah. Menurut China Press, tidak hanya sekolah yang menghindari masalah ini, tetapi kementerian pendidikan juga tidak bisa dihubungi.
Teman sekelas perempuannya menyebutkan bahwa JiaLe sering bertengkar dengan guru di kelas, tetapi JiaLe dia tidak pernah berbicara tentang mengakhiri hidupnya. Gadis itu juga menyebutkan bagaimana dia memberi tahu ibunya bahwa dia tidak ingin belajar di kelas ini.
Apapun itu, yang jelas JiaLe menyebut ada pelecehan secara verbal, ada kata-kata yang dilontarkan yang membuat anak ini terluka. Dan faktanya, anak ini memilih mengakhiri hidupnya.
Ini pasti ada yang tak beres, ada yang tak biasa. Dan semestinya hal itu terungkap agar tak ada lagi jiale-jiale lainnya.
sumber : posk
World of Buzz melaporkan tak ada yang aneh ketika anak itu, Wang JiaLe, pulang dari sekolahnya. Seperti biasa, ia nakan malam lalu masuk ke kamarnya.
ilustrasi |
Sang ibu berlari ke kamar anaknya karena merasa curiga dengan hal tak biasa itu. Namun terlambat. Ia tak lagi melihat anak tercintanya karena sudah melompat dari jendela kamarnya.
Di mejanya, tergeletak dua surat. Satu untuk ibunya dan satu lagi untuk gadis yang membuatnya merasa hancur di sekolah.
Dalam surat untuk ibunya, anak itu meminta maaf karena bunuh diri. Ia berharap keputusan terakhirnya bisa diterima.
Anak itu menyebutkan bahwa ia selalu bergaya seolah-olah punya banyak teman karena kepribadiannya yang konyol. Namun apa yang dirasakan adalah sebaliknya. Ia kerap menangis hingga tertidur. Ia merasa sangat kesepian di sekolah.
Sementara dalam surat untuk gadis di sekolahnya, ia menulis, ”Pelecehan verbal itu sangat menyakitkan. Entah itu disengaja atau tidak, saya berharap ‘seseorang’ bisa lebih ramah. ”
Anak itu juga meminta gadis itu memposting pesan terakhirnya itu ke akun media sosialnya. Juga, memberi tahu teman-temannya bahwa ia telah meninggalkan dunia ini.
Hal ini membuat keluarga JiaLe ingin menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan anak itu di sekolah. Beberapa saksi di sekolah menyebutkan bahwa mereka melihat JiaLe berlari naik turun tangga sekolahan, beberapa bahkan menyebut JiaLe menangis.
Bukan itu saja, saksi-saksi juga mengatakan mereka melihat bocah itu “dimarahi” oleh seorang guru.
Namun, sekolah menolak untuk mengungkapkan segala bentuk bukti, termasuk rekaman CCTV saat JiaLe menangis di sekolah. Menurut China Press, tidak hanya sekolah yang menghindari masalah ini, tetapi kementerian pendidikan juga tidak bisa dihubungi.
Teman sekelas perempuannya menyebutkan bahwa JiaLe sering bertengkar dengan guru di kelas, tetapi JiaLe dia tidak pernah berbicara tentang mengakhiri hidupnya. Gadis itu juga menyebutkan bagaimana dia memberi tahu ibunya bahwa dia tidak ingin belajar di kelas ini.
Apapun itu, yang jelas JiaLe menyebut ada pelecehan secara verbal, ada kata-kata yang dilontarkan yang membuat anak ini terluka. Dan faktanya, anak ini memilih mengakhiri hidupnya.
Ini pasti ada yang tak beres, ada yang tak biasa. Dan semestinya hal itu terungkap agar tak ada lagi jiale-jiale lainnya.
sumber : posk
Tidak ada komentar