Cinta diputus Sepihak, Video Porno Masuk WhatsApp
LINTAS PUBLIK - Jangan dikira, bakul (pedagang) martabak pun bisa juga berkoalisi. Ini terjadi di Yogyakarta, antara Ngadiono, 26, dengan Tumilah, 23. Dengan alasan untuk kenang-kenangan, ketika koalisi dilanjutkan denga “eksekusi” pakai direkam segala. Ketika Ngadiono-Tumilah berselisih, adegan mesum itu masuk medsos.
Hati-hati dengan dunia medsos, dia sangat menghibur, tapi jika disalahgunakan bisa bikin karier hancur. Baru saja camat Karangtengah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dipecat gara-gara mengunggah adegan mesum dirinya tampil di WhastApp WA. Belum lagi di tempat lain, ada Caleg video call bugil pada kekasihnya, jadi gagal ke DPRD gara-gara diunggah ke medos juga. Apes kan, gara-gara medsos jadi merongos!
Ngadiono yang asal Lumajang sudah lama jualan martabak isi kacang-coklat di Yogyakarta. Dari kegiatan bisnisnya tersebut lama-lama dia berkenalan dengan Tumilah yang sama-sama juga jualan martabak. Uniknya, tak ada persaingan di antara mereka. Justru mereka tampak rukun. Saking rukunnya berani pula tidur seranjang dengan segala aktivitas tambahan.
Mereka sudah berbuat sebagaimana layaknya suami istri. Rupanya koalisi martabak Lumajang dengan martabak Yogyakarta sungguh mengasyikkan, sehingga mereka berbuat hanya sekali, tapi berkali-kali dan divideo segala. Padahal baik Ngadiono di Lumajang maupun Tumilah di Yogyakarta, semua sudah punya pasangan masing-masing.
Setelah sekian lama “martabak” miliknya dinikmati Ngadiono, lama-lama Tumilah sadar bahwa aksinya selama ini tidak benar, bahkan dosa. Karena dia minta pengertian Ngadiono agar hubungan yang tidak benar ini diakhiri. Rupanya pedagang martabak dari Lumajang itu menolak keputusan sepihak Tumilah. “Kalau kamu memutuskan hubungan ini, tak unggah ke medsos lho video porno kita.” Ancam Ngadiono.
Diancam demikian, jawaban Ngatilah: terserah! Wah, ini bikin panas di dada Ngadiono. Maka benar saja, beberapa menit kemudian gambar Ngadiono-Tumilah main “kuda lumping” benar-benar beredar di WhatsApp. Tentu saja bikin geger sejumlah grup aplikasi itu, sehingga kemudian ada yang melaporkan ke Polda DIY.
Dengan cepat Ngadiono yang kabur ke Lumajang ditangkap, begitu juga Tumilah. Dalam pemeriksaan polisi si cowok mengaku emosi, karena cintanya pada Ngatilah diputus mendadak. Padahal dia sudah menghabiskan banyak dana operasional untuk memanjakan WIL-nya tersebut.
Asal bon-bonnya lengkap, tinggal klaim saja pada Tumilah.
sumber : posk
Hati-hati dengan dunia medsos, dia sangat menghibur, tapi jika disalahgunakan bisa bikin karier hancur. Baru saja camat Karangtengah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dipecat gara-gara mengunggah adegan mesum dirinya tampil di WhastApp WA. Belum lagi di tempat lain, ada Caleg video call bugil pada kekasihnya, jadi gagal ke DPRD gara-gara diunggah ke medos juga. Apes kan, gara-gara medsos jadi merongos!
Ngadiono yang asal Lumajang sudah lama jualan martabak isi kacang-coklat di Yogyakarta. Dari kegiatan bisnisnya tersebut lama-lama dia berkenalan dengan Tumilah yang sama-sama juga jualan martabak. Uniknya, tak ada persaingan di antara mereka. Justru mereka tampak rukun. Saking rukunnya berani pula tidur seranjang dengan segala aktivitas tambahan.
Mereka sudah berbuat sebagaimana layaknya suami istri. Rupanya koalisi martabak Lumajang dengan martabak Yogyakarta sungguh mengasyikkan, sehingga mereka berbuat hanya sekali, tapi berkali-kali dan divideo segala. Padahal baik Ngadiono di Lumajang maupun Tumilah di Yogyakarta, semua sudah punya pasangan masing-masing.
Setelah sekian lama “martabak” miliknya dinikmati Ngadiono, lama-lama Tumilah sadar bahwa aksinya selama ini tidak benar, bahkan dosa. Karena dia minta pengertian Ngadiono agar hubungan yang tidak benar ini diakhiri. Rupanya pedagang martabak dari Lumajang itu menolak keputusan sepihak Tumilah. “Kalau kamu memutuskan hubungan ini, tak unggah ke medsos lho video porno kita.” Ancam Ngadiono.
Diancam demikian, jawaban Ngatilah: terserah! Wah, ini bikin panas di dada Ngadiono. Maka benar saja, beberapa menit kemudian gambar Ngadiono-Tumilah main “kuda lumping” benar-benar beredar di WhatsApp. Tentu saja bikin geger sejumlah grup aplikasi itu, sehingga kemudian ada yang melaporkan ke Polda DIY.
Dengan cepat Ngadiono yang kabur ke Lumajang ditangkap, begitu juga Tumilah. Dalam pemeriksaan polisi si cowok mengaku emosi, karena cintanya pada Ngatilah diputus mendadak. Padahal dia sudah menghabiskan banyak dana operasional untuk memanjakan WIL-nya tersebut.
Asal bon-bonnya lengkap, tinggal klaim saja pada Tumilah.
sumber : posk
Tidak ada komentar