Hasil Pertemuan : Masjid Al Jihad Dibangun Kembali, PT.Telkom Akan Surati Atasan
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, PT.Telkom dalam menyikapi persoalan Masjid Al Jihad, duduk bersama dengan pemangku kepentingan.
Hal ini dilakukan PT.Telkom untuk menerima masukan-masukan terkait Masjid Al Jihad yang dipersoalkan belakangan ini. PT.Telkom menggaris bawahi, tidak berniat meniadakan Masjid. Namun, Masjid itu dipindahkan dan menyatu dengan gedung Balei Merah Putih karena keterbatasan ruang.
Dalam pertemuan itu, disepakati bahwa Masjid Al Jihad akan dibangun kembali. Sesuai dengan pernyataan Ketua MUI Siantar, HM Ali Lubis dan Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Siantar, Natsir Armaya Siregar mengingatkan pentingnya menjaga keberagaman dan kekondusifan Kota Siantar.
“Siantar adalah kota toleran no 3 di Indonesia . Jadi penting sekali menjaga keharmonisan ini. Namun perlu kita ingat, PT Telkom maju karena andil umat Islam hasil dengan doa-doa umat muslim. Ada Masjid dirobohkan, silahkan membangun. Tapi tolong dibangun kembali Masjid untuk kepentingan umat,” ucap Ketua MUI HM Ali Lubis.
Menanggapinya, Binsar Uli Johner Silalahi menyambut hal tersebut dengan baik. Dirinya akan sampaikan hasil rekomendasi diskusi hari ini dengan membangun kembali Masjid Al-Jihad.
“Namun saya tidak bisa memastikan kapan realisasinya. Saya berharap permasalahan ini agar selesai usai pertemuan ini,” sebutnya.
Binsar merasa sangat senang dengan petemuan guna mencari solusi permasalah Masjid Al-Jihad. Ia juga meminta maaf atas kejadian tersebut. Dia mengatakan, pihaknya ingin menjaga kerukunan antar umat beragama yang telah menjadi budaya Siantar.
“Karena itu kami tanggapi, apalagi hal ini sensitif. Kalau ada yang tidak sesuai kami minta maaf. Kami sangat menjaga kerukunan umat baik dalam PT Telkom ataupun masyarakat. Jika ada yang perlu diluruskan dan dicarikan jalan keluarnya kita akan lakukan yang terbaik,”ujarnya.
Sementara itu, Kakan Kementrian Agama Siantar, M Hasbi mengatakan, status tanah merupakan milik PT Telkom. Hal itu sesuai bukti surat yang dimiliki pihak PT Telkom dan batas tanah.
"Bahwa surat itu tanah Telkom dan bukan wakaf. Ini dibuktikan dengan adanya surat kelengkapan suratnya,”rinci Hasbi.
Dirinya meminta agar persoalan diselesaikan secara musyawarah.
“Mohon karena ini menyangkut Masjid, demi Allah agar hal ini selesai dengan hari ini secara musyawarah untuk pentingan umat. Dengan adanya permasalahan ini pasti menciptakan hal yang baik dengan adanya perbaikan yang dilakukan,”ucapnya.
Sementara Manager General Suport PT Telkom Sumut Paidi menambahkan, untuk meminta dibangun kembali, pihaknya meminta dukungan tanda tangan dari pemangku kepentingan keberadaan Masjid Al Jihad yang hadir dipertemuan. Hal itupun langsung disanggupi para pemangku kepentingan.
Paidi menjelaskan, sebelum pembangunan gedung Balei Merah Putih dimulai, dari awal GM PT Telkom Sumut Binsar Uli Johner Silalahi menginginkan agar bangunan Masjid Al Jihad tetap ada di Balei Merah Putih.
“GM kami ini, dari awal sudah meminta agar Masjid harus tetap ada. Bahkan, bila Masjid tidak ada, lebih baik tidak usah ada pembangunan (gedung Balei Merah Putih). Karena kami (pihak PT Telkom Sumut) sudah nyaman dengan yang ada,” ucap Paidi.
Bahkan atasannya tersebut (Binsar Uli Johner Silalahi), sebut Paidi, menyampaikan langsung kepada konsultan pembangunan gedung Balei Merah Putih, sebelum gedung itu dibangun. Hanya saja kemudian, pihaknya (PT Telkom Sumut) tidak tahu bagaimana desain pembangunan Balei Merah Putih. Hingga kemudian, bangunan Masjid Al Jihad tidak ada dibangun pasca dirobohkan.
“Intinya dengan musyawarah kita di sini saya pimpinan penangung jawab di sini, akan mengajukan kembali pembangunan Masjid, dan secara resmi akan saya usulkan ke Telkom Pusat. Dan kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Muslim di Kota Siantar,” tambah Paidi.
Penulis : franki
Editor : tagor
Hal ini dilakukan PT.Telkom untuk menerima masukan-masukan terkait Masjid Al Jihad yang dipersoalkan belakangan ini. PT.Telkom menggaris bawahi, tidak berniat meniadakan Masjid. Namun, Masjid itu dipindahkan dan menyatu dengan gedung Balei Merah Putih karena keterbatasan ruang.
Dalam pertemuan itu, disepakati bahwa Masjid Al Jihad akan dibangun kembali. Sesuai dengan pernyataan Ketua MUI Siantar, HM Ali Lubis dan Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Siantar, Natsir Armaya Siregar mengingatkan pentingnya menjaga keberagaman dan kekondusifan Kota Siantar.
“Siantar adalah kota toleran no 3 di Indonesia . Jadi penting sekali menjaga keharmonisan ini. Namun perlu kita ingat, PT Telkom maju karena andil umat Islam hasil dengan doa-doa umat muslim. Ada Masjid dirobohkan, silahkan membangun. Tapi tolong dibangun kembali Masjid untuk kepentingan umat,” ucap Ketua MUI HM Ali Lubis.
Menanggapinya, Binsar Uli Johner Silalahi menyambut hal tersebut dengan baik. Dirinya akan sampaikan hasil rekomendasi diskusi hari ini dengan membangun kembali Masjid Al-Jihad.
“Namun saya tidak bisa memastikan kapan realisasinya. Saya berharap permasalahan ini agar selesai usai pertemuan ini,” sebutnya.
Binsar merasa sangat senang dengan petemuan guna mencari solusi permasalah Masjid Al-Jihad. Ia juga meminta maaf atas kejadian tersebut. Dia mengatakan, pihaknya ingin menjaga kerukunan antar umat beragama yang telah menjadi budaya Siantar.
“Karena itu kami tanggapi, apalagi hal ini sensitif. Kalau ada yang tidak sesuai kami minta maaf. Kami sangat menjaga kerukunan umat baik dalam PT Telkom ataupun masyarakat. Jika ada yang perlu diluruskan dan dicarikan jalan keluarnya kita akan lakukan yang terbaik,”ujarnya.
Sementara itu, Kakan Kementrian Agama Siantar, M Hasbi mengatakan, status tanah merupakan milik PT Telkom. Hal itu sesuai bukti surat yang dimiliki pihak PT Telkom dan batas tanah.
"Bahwa surat itu tanah Telkom dan bukan wakaf. Ini dibuktikan dengan adanya surat kelengkapan suratnya,”rinci Hasbi.
Dirinya meminta agar persoalan diselesaikan secara musyawarah.
“Mohon karena ini menyangkut Masjid, demi Allah agar hal ini selesai dengan hari ini secara musyawarah untuk pentingan umat. Dengan adanya permasalahan ini pasti menciptakan hal yang baik dengan adanya perbaikan yang dilakukan,”ucapnya.
Sementara Manager General Suport PT Telkom Sumut Paidi menambahkan, untuk meminta dibangun kembali, pihaknya meminta dukungan tanda tangan dari pemangku kepentingan keberadaan Masjid Al Jihad yang hadir dipertemuan. Hal itupun langsung disanggupi para pemangku kepentingan.
Paidi menjelaskan, sebelum pembangunan gedung Balei Merah Putih dimulai, dari awal GM PT Telkom Sumut Binsar Uli Johner Silalahi menginginkan agar bangunan Masjid Al Jihad tetap ada di Balei Merah Putih.
“GM kami ini, dari awal sudah meminta agar Masjid harus tetap ada. Bahkan, bila Masjid tidak ada, lebih baik tidak usah ada pembangunan (gedung Balei Merah Putih). Karena kami (pihak PT Telkom Sumut) sudah nyaman dengan yang ada,” ucap Paidi.
Bahkan atasannya tersebut (Binsar Uli Johner Silalahi), sebut Paidi, menyampaikan langsung kepada konsultan pembangunan gedung Balei Merah Putih, sebelum gedung itu dibangun. Hanya saja kemudian, pihaknya (PT Telkom Sumut) tidak tahu bagaimana desain pembangunan Balei Merah Putih. Hingga kemudian, bangunan Masjid Al Jihad tidak ada dibangun pasca dirobohkan.
“Intinya dengan musyawarah kita di sini saya pimpinan penangung jawab di sini, akan mengajukan kembali pembangunan Masjid, dan secara resmi akan saya usulkan ke Telkom Pusat. Dan kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Muslim di Kota Siantar,” tambah Paidi.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar