Mantan Ketum Nasdem: Restorasi Sudah Berubah Jadi Restoran Politik
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Kongres ke-2 Partai Nasdem yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Jumat (8/11), mengundang sorotan dari berbagai kalangan. Parpol yang diketuai oleh Surya Paloh itu tidak mengundang Presiden Joko Widodo.
Mantan Ketua Umum NasDem Patrice Rio Capella yang menganggap ketidakhadiran Presiden Jokowi pada pembukaan kongres ke-2 partai Nadem itu merupakan hal janggal. Karena partai ini masih bagian dari koalisi pemerintah.
“Jadi janggal rasanya jika pembukaan Kongres Partai NasDem pada 8 November 2019 tidak hadiri Presiden Joko Widodo,” kata Patrice di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Patrice pun menganggap hal itu makin menguak kejanggalan pembukaan Kongres Nasdem yang tak dihadiri Presiden Jokowi. Menurutnya, agenda internal tidak bisa dijadikan alasan bagi NasDem untuk tidak mengundang Presiden Jokowi membuka kongres.
“Jika alasannya karena agenda internal, kenapa Anies Baswedan diundang dan diberi porsi bicara? Ingat, Anies hanya terlibat dalam pendirian Ormas Nasdem, bukan Partai Nasdem,” tutur Patrice.
Mantan sekretaris jenderal Parrtai Nasdem itu juga menyoroti pidato Surya Paloh saat membuka kongres. Patrice mengaku kaget dengan pernyataan Surya Paloh tentang adanya partai Nasionalis sok Pancasilais yang sinis.
Dalam pidato untuk membuka Kongres II Nasdem itu Surya menyebut kedekatannya dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) justru direspons secara sinis oleh parpol lain.
“Sangat mengejutkan saat mendengar Ketua Umum Partai Nasdem Paloh mengatakan ada pihak yang tidak Pancasilais,” ujar Patrice.
Bahkan, Rio Capella merasa resah karena Nasdem sudah melenceng dari semangat pembentukan awal yakni restorasi Indonesia. Ia pun menyindir Nasdem sebagai restoran politik.
“Kita tahu, Nasdem yang awalnya mengusung salam perubahan restorasi Indonesia, saat ini sudah benar-benar berubah menjadi restoran politik,” kata Rio ditemui di sebuah restoran kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Menurut Rio, Nasdem kini menjadi tempat masak-memasak dan menggoreng kepentingan politik. Hal itulah yang mendasari Rio menyebut Nasdem sebagai restoran politik.
Rio lantas menyinggung manuver pengurus Nasdem dengan menemui pimpinan partai oposisi bagi pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, tindakan tersebut melanggar etika berpolitik.
“Manuver itu sangat memalukan karena Partai NasDem seolah seperti perusahaan milik pribadi yang mengasong kepentingan politik,” lanjut dia.
Rio menekankan, manuver Nasdem yang menemui partai oposisi tidak bisa diterima dengan alasan apa pun. Terlebih lagi dengan memakai alasan kecewa terhadap pembentukan kabinet Jokowi-Ma’ruf.
“Makin tidak bisa dipahami jika manuver itu adalah bentuk kemarahan pimpinan Partai Nasdem karena kehilangan kursi Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Maju. Ketum harusnya harusnya sadar, pembentukan kabinet adalah hak prerogatif Presiden dan tidak bisa diatur siapa pun,” timpal dia.
sumber : JP
Mantan Ketua Umum NasDem Patrice Rio Capella yang menganggap ketidakhadiran Presiden Jokowi pada pembukaan kongres ke-2 partai Nadem itu merupakan hal janggal. Karena partai ini masih bagian dari koalisi pemerintah.
“Jadi janggal rasanya jika pembukaan Kongres Partai NasDem pada 8 November 2019 tidak hadiri Presiden Joko Widodo,” kata Patrice di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Mantan Ketua Umum NasDem Patrice Rio Capella menganggap, ketidakhadiran Presiden Jokowi pada pembukaan kongres ke-2 partai Nadem itu merupakan hal janggal. |
“Jika alasannya karena agenda internal, kenapa Anies Baswedan diundang dan diberi porsi bicara? Ingat, Anies hanya terlibat dalam pendirian Ormas Nasdem, bukan Partai Nasdem,” tutur Patrice.
Mantan sekretaris jenderal Parrtai Nasdem itu juga menyoroti pidato Surya Paloh saat membuka kongres. Patrice mengaku kaget dengan pernyataan Surya Paloh tentang adanya partai Nasionalis sok Pancasilais yang sinis.
Dalam pidato untuk membuka Kongres II Nasdem itu Surya menyebut kedekatannya dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) justru direspons secara sinis oleh parpol lain.
“Sangat mengejutkan saat mendengar Ketua Umum Partai Nasdem Paloh mengatakan ada pihak yang tidak Pancasilais,” ujar Patrice.
Bahkan, Rio Capella merasa resah karena Nasdem sudah melenceng dari semangat pembentukan awal yakni restorasi Indonesia. Ia pun menyindir Nasdem sebagai restoran politik.
“Kita tahu, Nasdem yang awalnya mengusung salam perubahan restorasi Indonesia, saat ini sudah benar-benar berubah menjadi restoran politik,” kata Rio ditemui di sebuah restoran kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Menurut Rio, Nasdem kini menjadi tempat masak-memasak dan menggoreng kepentingan politik. Hal itulah yang mendasari Rio menyebut Nasdem sebagai restoran politik.
Rio lantas menyinggung manuver pengurus Nasdem dengan menemui pimpinan partai oposisi bagi pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, tindakan tersebut melanggar etika berpolitik.
“Manuver itu sangat memalukan karena Partai NasDem seolah seperti perusahaan milik pribadi yang mengasong kepentingan politik,” lanjut dia.
Rio menekankan, manuver Nasdem yang menemui partai oposisi tidak bisa diterima dengan alasan apa pun. Terlebih lagi dengan memakai alasan kecewa terhadap pembentukan kabinet Jokowi-Ma’ruf.
“Makin tidak bisa dipahami jika manuver itu adalah bentuk kemarahan pimpinan Partai Nasdem karena kehilangan kursi Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Maju. Ketum harusnya harusnya sadar, pembentukan kabinet adalah hak prerogatif Presiden dan tidak bisa diatur siapa pun,” timpal dia.
sumber : JP
Tidak ada komentar