Oman Rohman, Dulu Sekolah Tanpa Seragam, Kini Kenakan Jas Anggota Dewan
LINTAS PUBLIK, Ketika upacara sekolah sejak SD hingga SMP, Oman Rohman Rakinda, nyaris tidak pernah merasakan berada di dekat tiang bendera saat Sang Merah Putih dikibarkan. Bukan tanpa alasan, tidak memiliki seragam memaksanya berada di barisan paling belakang.
Oman yang besar di Kuningan, Jawa Barat, bukanlah anak yang lahir dari keluarga serba ada. Ayahnya bekerja serabutan mulai dari kuli bangunan hingga kernet angkutan kota (angkot). Saat itu, bagi Oman, jangankan memiliki seragam bisa merasakan pendidikan saja ia sudah bersyukur.
“Gimana mau di depan pas upacara kalau seragam saja nggak punya. Tapi saat SMP saya pernah dikasih seragam sama teman,” kata Oman.
Namun, kondisi tersebut tidak menjadi alasan Oman tidak berprestasi, justru sebaliknya ia termotivasi. Sejak duduk di bangku SDN 1 Awirarangan, SMPN 1 Kuningan, hingga SMAN 2 Kuningan, Oman selalu juara kelas.
Sulitnya ekonomi keluarga tidak membuatnya minder, tanpa rasa malu ia membantu orang tua dengan berjualan cireng (aci goreng), gula-gula, atau manisan bikinan sang ibu. Tak jarang Oman menjadi pemungut bola tenis supaya dapat uang tambahan. “Saya tidak pernah merasa miskin. Saya happy,” ujar dia.
Ketika menempuh S1 di Universitas Padjajaran Fakultas Ilmu Sosial Politik, Oman harus memutar otak. Uang Rp30 ribu dari orang tua tidak bisa memenuhi perutnya selama satu bulan. Dia pun memilih kegiatan mahasiswa yang bisa menolongnya ketika lapar, salah satunya Koperasi Mahasiswa.
“Pikiran saya supaya bisa minjam kalau pas duit nggak ada. Terus saya pilih kegiatan masjid, karena saat Ramadhan ada buka bersama di situ saya bisa sekalian ambil makanan buat sahur,” kenang Oman.
Oman kemudian melanjutkan S2 di Universitas Indonesia jurusan Program Administrasi Bisnis, kini untuk memenuhi kebutuhan hidup ia menyambi bekerja. Sejak SMA cita-cita Oman hanya ingin menguasai logistik pertanian ataupun sebagai ahli hukum dengan harapan bisa mengubah pemerintahan, namun meleset karena jurusan kuliah bukan keduanya.
Karier politik mengalir begitu saja, pada 1998 Oman adalah pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Jakarta Utara dan didaulat sebagai Bendahara PAN cabang Tanjung Priok, kemudian Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta. Pada 2009 sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPRD DKI Jakarta namun kandas.
Saat ini Oman menjabat Wakil Ketua DPW PAN Provinsi DKI Jakarta merangkap Ketua DPD PAN Kabupaten Kepulauan Seribu. Dia juga Ketua Masjid Raya Al-Husna Tanjung Priok.
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 Oman lolos sebagai anggota DPRD DKI Jakarta dari Dapil Jakarta 2 yang meliputi Kecamatan Cilincing, Koja, Kelapa Gading, dan Kabupaten Kepulauan Seribu, dengan perolehan 8.694 suara.
Oman kini duduk di Komisi E dari Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta yang membidangi masalah Kesejahteraan Rakyat (Kesra) meliputi pendidikan, kesehatan, sosial, pemuda dan olahraga, serta perempuan dan anak. Berkaca dari masa lalunya, dia akan fokus perjuangkan masalah pendidikan.
“Pendidikan harus menjamin semua warga. Jangan sampai ada yang susah sekolah kayak saya dulu,” tandas Oman.
sumber : posk
Oman yang besar di Kuningan, Jawa Barat, bukanlah anak yang lahir dari keluarga serba ada. Ayahnya bekerja serabutan mulai dari kuli bangunan hingga kernet angkutan kota (angkot). Saat itu, bagi Oman, jangankan memiliki seragam bisa merasakan pendidikan saja ia sudah bersyukur.
“Gimana mau di depan pas upacara kalau seragam saja nggak punya. Tapi saat SMP saya pernah dikasih seragam sama teman,” kata Oman.
Oman Rohman Rakinda, Anggota DPRD DKI Jakarta. |
Sulitnya ekonomi keluarga tidak membuatnya minder, tanpa rasa malu ia membantu orang tua dengan berjualan cireng (aci goreng), gula-gula, atau manisan bikinan sang ibu. Tak jarang Oman menjadi pemungut bola tenis supaya dapat uang tambahan. “Saya tidak pernah merasa miskin. Saya happy,” ujar dia.
Ketika menempuh S1 di Universitas Padjajaran Fakultas Ilmu Sosial Politik, Oman harus memutar otak. Uang Rp30 ribu dari orang tua tidak bisa memenuhi perutnya selama satu bulan. Dia pun memilih kegiatan mahasiswa yang bisa menolongnya ketika lapar, salah satunya Koperasi Mahasiswa.
“Pikiran saya supaya bisa minjam kalau pas duit nggak ada. Terus saya pilih kegiatan masjid, karena saat Ramadhan ada buka bersama di situ saya bisa sekalian ambil makanan buat sahur,” kenang Oman.
Oman kemudian melanjutkan S2 di Universitas Indonesia jurusan Program Administrasi Bisnis, kini untuk memenuhi kebutuhan hidup ia menyambi bekerja. Sejak SMA cita-cita Oman hanya ingin menguasai logistik pertanian ataupun sebagai ahli hukum dengan harapan bisa mengubah pemerintahan, namun meleset karena jurusan kuliah bukan keduanya.
Karier politik mengalir begitu saja, pada 1998 Oman adalah pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Jakarta Utara dan didaulat sebagai Bendahara PAN cabang Tanjung Priok, kemudian Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta. Pada 2009 sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPRD DKI Jakarta namun kandas.
Saat ini Oman menjabat Wakil Ketua DPW PAN Provinsi DKI Jakarta merangkap Ketua DPD PAN Kabupaten Kepulauan Seribu. Dia juga Ketua Masjid Raya Al-Husna Tanjung Priok.
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 Oman lolos sebagai anggota DPRD DKI Jakarta dari Dapil Jakarta 2 yang meliputi Kecamatan Cilincing, Koja, Kelapa Gading, dan Kabupaten Kepulauan Seribu, dengan perolehan 8.694 suara.
Oman kini duduk di Komisi E dari Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta yang membidangi masalah Kesejahteraan Rakyat (Kesra) meliputi pendidikan, kesehatan, sosial, pemuda dan olahraga, serta perempuan dan anak. Berkaca dari masa lalunya, dia akan fokus perjuangkan masalah pendidikan.
“Pendidikan harus menjamin semua warga. Jangan sampai ada yang susah sekolah kayak saya dulu,” tandas Oman.
sumber : posk
Tidak ada komentar