Poros Gondangdia dan Teuku Umar, Dua Kekuatan Politik yang Diprediksi Menguat
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Pengamat politik dari lembaga survei Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, perkembangan situasi politik saat ini menunjukkan kecenderungan menguatnya "Poros Gondangdia" dan "Poros Teuku Umar".
Poros Gondangdia mengacu pada lokasi kantor DPP Partai Nasdem di Jalan Gondangdia. Sedangkan Poros Teuku Umar mengacu pada kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar. Qodari menuturkan, peta politik 2019-2024 semakin terlihat dalam beberapa waktu terakhir ini.
Gambaran ini muncul saat Ketua Umum PDI-P bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Teuku Umar.
Poros Gondangdia mengacu pada lokasi kantor DPP Partai Nasdem di Jalan Gondangdia. Sedangkan Poros Teuku Umar mengacu pada kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar. Qodari menuturkan, peta politik 2019-2024 semakin terlihat dalam beberapa waktu terakhir ini.
Gambaran ini muncul saat Ketua Umum PDI-P bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Teuku Umar.
"Kalau kita saksikan perkembangan politik terakhir sebetulnya satu hal yang menarik, di mana Bu Mega merangkul Pak Prabowo," ujar Qodari dalam diskusi "Memaknai Pelukan Politik PKS dan Partai Nasdem" di Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
Beberapa lama setelah pertemuan Megawati dengan Prabowo, Partai Nasdem kemudian melakukan manuver politik. Salah satunya adalah mendekati Partai Keadilan Sejahtera, dan rencana bertemu Partai Amanat Nasional. PKS dan PAN sebelumnya merupakan mitra politik Partai Gerindra dalam Pemilu 2019.
"Kemudian Prabowo seolah-olah meninggalkan PKS dan PAN. Sekutu lama itu (PKS dan PAN) kemudian didekati Pak Surya Paloh," ucap Qodari. Qodari kemudian menuturkan, dua poros itu masih bertumpu kepada Presiden Joko Widodo.
Peta politik memperlihatkan, Jokowi berada di tengah. Sementara di sisi kanan dan kiri masing-masing ada Poros Teuku Umar dan Poros Gondangdia.
Dia mengungkapkan, sebelumnya Surya Paloh juga pernah bertemu Partai Golkar, PKB, dan PPP. Kemudian, lanjut Qodari, bisa diduga bahwa Surya Paloh akan melanjutkan safari politiknya.
"Dengan PKS kemarin (bertemu) kemudian, menyusul nanti PAN dan bisa diduga keras giliran berikutnya Partai Demokrat, " tutur Qodari.
Sehingga, dia menyimpulkan saat ini mulai terbayang akan lahirnya dua poros politik dalam beberapa waktu mendatang. "Kalau kita lihat perkembangan ini menurut saya akhirnya Poros Gondangdia dan Tueku Umar ini semakin jelas," kata Qodari.
Meski demikian, menurut Qodari, munculnya dua poros ini memiliki sisi positif. Salah satu dampak baiknya adalah mengurangi dampak keterbelahan di masyarakat akibat Pemilu 2019.
Para elite, kata dia, mungkin merasa harus ada introspeksi bahwa jika polarisasi kebablasan bisa berbahaya bagi masyarakat. Sementara itu, di sisi lain, munculnya kedua poros berpotensi membentuk koalisi baru yang mengikis polarisasi akibat Pemilu 2019.
"Menurut saya memang akhirnya pada masa pemerintahan sekarang ini terjadi proses terbentuknya, semacam katakanlah, koalisi baru yang bisa jadi ada kaitannya dengan Pemilu 2024. Tapi pada saat yang bersamaan juga positif dengan perkembangan situasi di masyarakat kita," ujar Qodari.
sumber : komp
Tidak ada komentar